Advertisement

Perajin Tempe Didorong Terapkan Standar Produksi Higienis

Jumali
Kamis, 23 November 2023 - 22:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
Perajin Tempe Didorong Terapkan Standar Produksi Higienis Media gathering bertema Tempe & Sustainability : From Farm to Plate di Bale Merapi, Sleman, Kamis (23/11/2023) siang - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Forum Tempe Indonesia (FTI) dan Pusat Koperasi Tahu Tempe (Puskopti) DIY terus mendorong para perajin tempe menerapkan standar produksi higienis untuk produknya. Sebab, penerapan standar produksi higienis cukup banyak memberi dampak positif kepada perajin.

Selain produk tempe akan memiliki umur simpan yang lebih panjang, kualitas dari tempe yang dihasilkan juga lebih baik.

Advertisement

Baca Juga: Mengenal Agus Tempe, Pria Jogja yang Ingin Menularkan Keahlian Bikin Tempe kepada Semua Orang

Sekjen FTI, Muhammad Ridha mengungkapkan saat ini terus mendorong kepada para perajin tempe untuk menerapkan standar produksi higienis untuk tempe mereka. Para perajin perlu mengubah sejumlah budaya yang biasa dilakukan saat produksi tempe. Sebab, selama ini banyak budaya tidak higienis diterapkan oleh perajin saat produksi tempe.

"Kami minta perajin untuk berubah seperti tidak merokok selama proses produksi, memakai pakaian selama produksi, tidak menggunakan drum bekas untuk merebus kedelai. Sebab, jika lebih higienis, umur simpan lebih panjang. Sehingga secara keuntungan, akan berdampak positif," kata Ridha di sela-sela di sela-sela media gathering bertema Tempe & Sustainability: From Farm to Plate di Bale Merapi, Sleman, Kamis (23/11/2023) siang.

Baca Juga: Resep Membuat Tempe Kedelai di Rumah

Oleh karena itu, FTI bekerja sama dengan Puskopti DIY untuk megedukasi para anggotanya dan perajin tempe di DIY agar mengubah kebiasaan produksi tersebut. Hanya saja, selama ini ada kendala terkait dengan perajin yang hanya mampu memproduksi 5-10 kilogram tempe setiap harinya.

"Untuk itu pemerintah perlu turut hadir dalam membantu perajin, untuk edukasi dan pendampingan," katanya.

Ketua Puskopti DIY, Tri Harjono mengaku sejauh ini edukasi telah masif dilakukan ke anggotanya dan perajin tahu dan tempe di DIY terkait produksi higienis. Selain itu, di Sleman, Gunungkidul, dan Kulonprogo saat ini telah ada rumah rumah produksi yang semua peralatannya menggunakan stainless dan higienis.

Baca Juga: Harga Kedelai Mahal, Ukuran Tahu dan Tempe di Gunungkidul Mengecil

"Sekarang sudah tidak ada. Meski demikian edukasi terhadap para perajin terus kami lakukan," jelasnya.

Tri menyebut saat ini terdapat 962 pengrajin tahu-tempe yang tergabung sebagai anggota Puskopti DIY. Adapun jumlah total pengrajin di wilayah DIY diperkirakan mencapai lebih dari 6.000 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu

News
| Sabtu, 27 April 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement