Advertisement
Dinkes Kulonprogo Catat 40 Kasus Baru HIV, Mayoritas Laki-laki

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo mencatat ada 40 kasus baru HIV tahun 2023. Sementara kasus kumulatif ada 354. HIV yang ada di Kulonprogo secara umum diidap oleh 60% laki-laki.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Arif Mustofa mengatakan penemuan kasus baru tersebut beriringan dengan peningkatan penemuan laki-laki seks laki-laki (LSL).
Advertisement
“Tahun ini ada peningkatan jumlah LSL juga pencarian [kasus] masif sehingga memang ada peningkatan HIV. Kasus baru ada 40 orang dan beberapa masuk stadium 3 [AIDS],” kata Arif ditemui di Kompleks Pemkab Kulonprogo, Jumat (31/11/2023).
Arif menambahkan sejauh ini Dinkes Kulonprogo telah melakukan test kepada populasi kunci seperti ibu hamil. Sampai saat ini, testing telah dilakukan dengan sasaran sekitar 4.000 orang. Dia mengaku tidak semua orang yang tertular HIV akibat pendatang.
“Fenomenanya tidak semua orang luar. Artinya beberapa orang yang kami dapatkan [positif HIV] di Kulonprogo, penularnya juga dari Kulonprogo meski ada beberapa orang luar seperti kabupaten sebelah,” katanya.
Dia menegaskan HIV akan menjadi penyakit seumur hidup. Pasien pun harus melakukan evaluasi kesehatan rutin termasuk minum obat seumur hidup.
“HIV kalau sudah ditemukan itu akan jadi beban kesehatan seumur hidup mereka. Mereka harus minum obat seumur hidup dan evaluasi kesehatan [rutin],” ucapnya.
BACA JUGA: Kapanewon Wates Jadi Wilayah Terbanyak Kasus HIV di Kulonprogo
Lebih jauh, dia mengatakan stok obat bagi pengidap HIV dan reagen termasuk sumber daya di Kulonprogo cukup. Selain itu, dia meminta agar masyarakat yang merasa memiliki potensi risiko HIV dapat memeriksakan diri.
“Yang hubungan seksual ini yang tidak aman karena berganti-ganti pasangan. Sulit orang memeriksakan diri kecuali pada kondisi sakit dan ditemukan di rumah sakit serta kami curigai mengarah ke HIV/AIDS. Tapi biasanya sudah dalam stadium lanjut 3 atau 4,” lanjutnya.
Sampai saat ini, kata Arif masih ada orang dengan HIV tapi tidak memiliki niatan untuk berobat. Pasalnya orang tersebut merasa sehat seolah-olah tidak mengidap HIV. Ketika HIV tersebut berubah menjadi AIDS maka penanganan akan sulit.
Dia menegaskan agar diskriminasi terhadap ODHIV dikurangi. Menurut Arif, masyarakat perlu memperlakukan mereka seperti halnya orang sakit pada umumnya.
“Selama ini kami melibatkan kelompok dukungan sebaya [KDS] untuk mendekatkan atau mengajak ODHIV untuk melakukan pengobatan rutin agar tidak jatuh,” pungkasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan seberapa banyak angka HIV di Kulonprogo perlu segera diatasi.
“HIV/AIDS ini perkara gaya hidup. Tidak mungkin anak kecil dapat AIDS kalau orang tua justru berkehidupan yang baik,” kata Made.
Made menegaskan agar masyarakat memulai gaya hidup baik, lingkungan yang baik dan mengharmoniasikan keimanan yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Komnas HAM Kecam Tindakan Pembubaran Retret Siswa Kristiani di Sukabumi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Anggaran Terbatas, Perbaikan Gapura di Perbatasan Semin Urung Dilakukan Tahun Ini
- 13 SMP Negeri di Kulonprogo Tidak Mampu Penuhi Daya Tampung Siswa
- Pemkot Jogja Targetkan Semua Sekolah Negeri Jadi Sekolah Unggulan
- Setelah Groundsiil Srandakan Jebol, Tiga Dusun di Bantul Alami Krisis Air Bersih
- UGM Berduka, Satu Mahasiswa KKN Meninggal dalam Insiden Kecelakaan Kapal, Satu Orang Masih dalam Pencarian
Advertisement
Advertisement