TPST Tamanmartani Diresmikan, Diklaim Mampu Ubah 90 Ton Sampah Jadi RDF
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Wacana pengelolaan sampah mandiri di Sleman, perlahan mulai direalisasikan seiring dengan diresmikannya TPST Tamanmartani.
TPST Tamanmartani diproyeksikan mampu mengolah sekitar 40%-50% sampah di Sleman menjadi Refuse Derrived Fuel (RDF).
Advertisement
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani mengungkapkan pembangunan TPST Tamanmartani dilakukan guna menyelengarakan pengelolaan sampah yang mandiri dan berkelanjutan di Sleman.
TPST Tamanmartani berdiri di atas tanah kas desa (TKD) Tamanmartani dengan luas lahan 11.684 meter persegi. Fasilitas ini mampu mengelola 80-90 ton sampah per hari. Jumlah ini sekitar 40% dari total produksi sampah saat ini di Sleman. "Sampah Sleman menurut data terakhir masih sekitar 200 ton sampah per hari," kata Epi pada Kamis (21/12/2023).
Dengan sokongan 30 pekerja, TPST Tamanmartani lanjut Epi diproyeksikan mampu menjangkau wilayah Sleman bagian timur, meliputi Kapanewon Kalasan, Prambanan, Berbah dan Ngemplak.
Pengembangan sampah di TPST mengusung teknologi terbarukan dalam pengubahan sampah menjadi RDF. "Pengolahan sampah menjadi RDF Ini akan mengubah sampah menjadi bahan bakar atau yang biasa dikenal dengan waste to energy melalui pengeringan yang dinamakan dengan biodrying," ujar dia.
Pembangunan pengelolaan sampah mandiri ini ditopang dari APBD Sleman. Sementara untuk peralatannya dibeli menggunakan dana APBD dan Dana Keistimewaan (Danais).
BACA JUGA: Mulai 1 Januari 2024 TPST Tamanmartani Beroperasi
Total keseluruhan anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan dan pengadaan alat di TPST Tamanmartani mencapai Rp23,9 miliar. "Semoga TPST Tamanmartani dapat menjadi sebuah awal baru dari kemajuan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman," tegasnya.
Peresmian TPST Tamanmartani secara langsung dilakukan oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Pembangunan TPST Tamanmartani ini kata Kustini merupakan bagian dari komitmen pemerintah mengatasi persoalan sampah.
Ke depan, Sleman berencana membangun Fasilitas serupa di area Sleman barat dan Sleman tengah. Targetnya, pengelolaan sampah di Bumi Sembada bisa selesai di Sleman, tidak tergantung pada TPS Piyungan.
"[Target] selesai di Sleman, 2024 selesai di Sleman. Karena Gubernur menyampaikan setiap daerah menyelesaikan sampahnya sendiri-sendiri," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Para Calon Kepala Daerah Diingatkan Tidak Berkampanye Saat Masa Tenang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Advertisement