Berkunjung ke Sleman, Presiden Pastikan Bantuan Beras Diberikan hingga Juni
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah kepada ratusan penerima manfaat di Gudang Bulog Purwomartani di Kalurahan Purwomartani, Kalasan, Sleman, Senin (29/1/2024). Ia memastikan bantuan akan diberikan hingga enam bulan ke depan.
“Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni bantuan diberikan. Sampai Juni dulu kalau nanti itung-itung APBN mencukupi, maka bantuan bisa dilanjutkan,” kata Jokowi saat memberikan sambutan, Senin (19/1/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan bantuan yang diberikan di seluruh Indonesia menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat. Adapun tujuan diberikan bantuan karena harga beras yang mengalami kenaikan.
Di sisi lain, sambung dia, 22 negara yang mengimpor beras ke Indonesia sekarang menyetop tidak menjual lagi. Hal ini dikarenakan negara-negara tersebut memilih untuk menyiapkan stok beras guna mencukupi kebutuhan pangan bagi warganya. “Dipakai sendiri di negara masing-masing, sehingga kita tidak bisa membelinya,” kata Jokowi.
Ia berharap, sulitnya membeli beras dari luar negeri harus menjadi Pelajaran. Oleh karenanya, ia meminta kepada para petani untuk bisa meningkatkan produktivitas pertanian sehingga harga beras tidak naik.
“Kalau produktivitas turun, maka harga naik dikarenakan tidak bisa mencukupi permintaan. Ini kejadian di semua negara, oleh sebab itu, rakyat dibantu dengan bantuan beras sepuluh kilogram,” katanya.
Sri Sultan HB X mengatakan di tengah kondisi seperti sekarang ini (beras mahal) bantuan akan memberikan manfaat bagi masyakarakat yang membutuhkan. “Memang perlu, tapi hanya diberikan kepada warga dalam kondisi tertentu,” katanya.
Menurut dia, untuk memperkuat ketahanan pangan bisa dilakukan dengan peningkatan produktivitas panen. Salah satunya dengan memberikan bantuan benih unggul ke petani.
BACA JUGA: Sejumlah TPS di Kulonprogo Berada di Wilayah Rawan Bencana, Ini Siasat KPU
“Untuk DIY tidak ada masalah karena panennya sudah mencapai di atas enam ton per hektarenya,” katanya.
Di samping itu, Sultan mengungkapkan untuk produktivitas di DIY sudah mencapai 900.000 ton, sedangkan kebutuhannya hanya di kisaran 700.000 ton. “Masih ada sisa sekitar 200.000 ton sehingga bisa dikelola dengan baik,” katanya.
Menurut dia, ketahanan pangan tidak hanya mengacu pada beras. Namun, juga menyangkut dengan kebutuhan lainnya. Adapun untuk mengidentifikasinya tidak semudah dahulu karena komoditas yang sama di satu pasar akan berbeda karena tergantung dengan lokasi berjualan. “Misalnya cabai, harga antara di muka dengan belakang sudah berbeda sehingga kita harus cermat melihatnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement