Advertisement
Sejumlah TPS di Kulonprogo Berada di Wilayah Rawan Bencana, Ini Siasat KPU

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dengan kondisi wilayah perbukitan, sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk Pemilu 2024 di Kulonprogo berada di wilayah rawan bencana. Beberapa skema disiapkan untuk menjaga keselamatan masyarakat dan jalannya pemilihan umum.
Kadiv Teknis dan Penyelenggaraan KPU Kulonprogo, Hidayatut Thoyyibah mengungkapkan bila di Kulonprogo ada beberapa daerah yang masuk kategori sebagai daerah rawan bencana. Umumnya TPS tersebut berada di daerah perbukitan yang rawan longsor.
Advertisement
"Samigaluh, Kalibawang, Kokap, Girimulyo sebagain. Pengasih juga ada sebagain yang atas yang daerah-daerah lereng," kata Ida, Senin (29/1/2024).
Ada dua metode yang bisa diaplikasikan jika terjadi bencana di TPS. Pertama bila TPS yang akan digunakan masyarakat terjadi bencana, maka TPS bisa di relokasi ke tempat yang lebih aman. "Jika misalnya di TPS itu ada bencana, itu bisa dilakukan relokasi," terangnya.
BACA JUGA: Bansos Menjelang Pemilu, Jokowi Salurkan Rp600 Ribu untuk 3 Bulan
"Ada ketentuannya, misalnya kalau bencana itu hanya satu TPS, maka yang menentukan adalah diusulkan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kepada KPU," ujarnya.
Namun bila bencana terjadi di luar titik TPS dan masih memungkinkan untuk warga datang ke TPS, maka pemungutan suara tetap dilakukan di TPS semula. Akan tetapi bila lokasi TPS jauh atau akses menuju TPS terdampak bencana misal jalan tertutup longsor, banjir atau jembatan putus dan sebagainya, maka KPPS bisa mendatangi lokasi pemilih.
"Didatangi oleh KPPS, bersama saksi dan Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) untuk melakukan pemungutan suara. Jadi bisa warganya yang ke TPS atau misalnya kalau terpencar-pencar dan tidak memungkinkan ke TPS bisa sebaliknya KPPS yang memberikan layanan," katanya.
Kewaspadaan akan bencana di sejumlah TPS agaknya bukan tanpa dasar. BPBD Kulonprogo mencatat setidaknya ada 91 insiden bencana saat Kulonprogo diterjang Badai Anggrek beberapa waktu lalu. Insiden yang paling banyak terjadi berupa tanah longsor dan pohon tumbang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Taufik Prihadi menjelaskan jika kebencanaan selama Badai Anggrek paling banyak terjadi di Samigaluh, Girimulyo dan Kokap. "Karena geografisnya pegunungan dimana ada hujan lebat disertai angin kencang selama Badai Anggrek kemarin, sehingga banyak kejadiannya di sana," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Indonesia Berharap Dukungan Belanda untuk Proyek Tanggul Laut Raksasa
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bakal Dihilangkan, Begini Alasan Bupati Gunungkidul
- Okupansi Hotel Tak Optimal, PHRI DIY Sebut Kost Harian Harga Murah Jadi Biangnya
- Rp8,3 Miliar Anggaran Rehabilitasi RTLH di Sleman Disalurkan Pertengahan Juli 2025
- Libatkan Seluruh Perangkat Daerah, Pemkot Jogja Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen
- Ini Langkah Desa Wisata di Kulonprogo Mengatasi Dampak Larangan Study Tour dari Jawa Barat
Advertisement
Advertisement