Advertisement

Promo November

Alat Pertanian Modern Diklaim Pemkab Sudah Dipakai di Bantul, Ini Macam-macamnya

Stefani Yulindriani Ria S. R
Senin, 05 Februari 2024 - 17:27 WIB
Arief Junianto
Alat Pertanian Modern Diklaim Pemkab Sudah Dipakai di Bantul, Ini Macam-macamnya Ilustrasi petani yang memanfaatkan power point weeder untuk memotong jerami. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mengklaim alat pertanian modern telah digunakan di Bantul. Penggunaan alat pertanian modern tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Bantul.  

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo menyampaikan saat ini modernisasi pertanian dilakukan di pertanian lahan sawah dan lahan pasir. Joko menuturkan selama ini beberapa alat pertanian modern telah digunakan untuk mempercepat proses pengolahan lahan, penanaman hingga panen. 

Advertisement

Menurut Joko, modernisasi pertanian telah dilakukan pada penanaman tanaman hortikultura, seperti pertanian bawang merah di lahan pasir yang masa tanamnya dapat mencapai 4-6 kali per tahun.

Menurut Joko dalam pertanian lahan pasir saat ini telah dilakukan elektrifikasi listrik untuk mengoptimalkan hasil tanam. “[Elektrifikasi listrik lahan pasir] Itu juga menghemat biaya karena pakai pompa diesel atau bensin itu lebih boros, lebih hemat dengan listrik, sekarang juga ada sprinkle, ada yang pakai tetes, jadi macam-macam,” katanya, Senin (5/2/2024). 

Dia menuturkan beberapa alat pertanian modern yang digunakan antara lain traktor untuk mengolah lahan, dan drone untuk penyiraman.  “Saya kira untuk pengolahan lahan sudah semua petani termodernisasi, sekarang hampir semua lokasi di Bantul sudah menggunakan traktor untuk pengolahan tanah, lalu para petani saat ini juga sudah mulai beralih menggunakan combine harvester untuk panen,” katanya.

Dia menyampaikan penggunaan drone untuk penyiraman tanaman telah dilakukan. Selain itu menurut Joko, beberapa petani telah menggunakan alat tanam transplanter untuk mempercepat proses penanaman. Menurutnya penggunaan alat tersebut mengefektifkan proses penanaman.

“Dengan menggunakan itu [alat tanam transplanter] lebih cepat tanamnya dan biaya lebih murah, lalu sekarang mencari tenaga kerja juga kesulitan,” imbuhnya.

BACA JUGA: Pemkab Gelontorkan Rp19 Miliar untuk Modernisasi Pertanian di Sleman

Selain itu menurut Joko, beberapa petani Bantul telah menggunakan combine harvester  atau mesin pertanian panen padi untuk mempermudah proses panen. 

Meski begitu, menurut Joko, masih ada petani yang melakukan pengolahan lahan, penanaman hingga panen secara manual. Karena itu, menurut Joko saat ini Bantul masih memerlukan tambahan traktor.

“Karena satu siklus pengolahan lahan di satu musim satu traktor hanya mampu sekitar 20-25 hektare dalam satu proses pengolahan lahan. Padahal luas tanah di Bantul 14.000 hektare. Harapan kami bisa tercukupi sehingga tanah-tanah itu bisa terolah, jangan sampai traktornya antre akhirnya tidak bisa tanam yang serempak,” katanya.

Dia pun berharap Pemerintah Pusat dapat mengalokasikan bantuan alat pertanian modern untuk mendukung hasil pertanian di Bantul. Selama ini menurut Joko, ada banyak permintaan bantuan alat pertanian yang diajukan, namun belum seluruh permintaan dapat terpenuhi. Tahun 2023, Bantul hanya mendapatkan 11 unit combine harvester senilai Rp500 juta per unit. 

Sementara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Patalan, Sumantri menyampaikan saat ini kelompoknya telah menggunakan alat modern untuk pertanian, meski masih terbatas.  Saat ini telah petani di kelompoknya telah menggunakan traktor untuk pengolahan lahan dan power thresher untuk perontokan padi.

“Tapi saat ini Gapoktan Patalan belum punya mesin panen dan mesin tanam. [Untuk] penanaman rata-rata masih manual, kalau panen pakai jasa [sewa] combine harvester,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Jogjapolitan | 11 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Ungkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Peras Kepala Dinas untuk Biaya Pencalonan Pilkada

News
| Senin, 25 November 2024, 04:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement