Advertisement
Kota Jogja Siapkan Danais Rp100 Juta Per Kelurahan, Kuatkan Pengolahan Sampah Organik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Produksi sampah organik di Kota Jogja cukup besar, yakni sekitar 160 ton atau 52% dari total produksi sampah di Kota Jogja. Besarnya presentase sampah organik ini membuat Pemkot Jogja menggencarkan pengolahan sampah organik di wilayah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Sugeng Darmanto, menjelaskan pada 2023, Pemkot Jogja sudah mencanangkan program Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori (Mbah Dirjo), yang diklaim mampu mengolah sekitar 50 ton sampah organik setiap hari.
Advertisement
BACA JUGA : Olah Sampah Anorganik Jadi APE PAUD hingga Sampul Buku
Kemudian pada tahun ini, pengolahan sampah organik dilanjutkan. Dengan guyuran dana keistimewaan (danais) Rp100 juta per kelurahan, diharapkan dapat meningkatkan pengolahan sampah organik di masing-masing wilayah. “Sehingga ayo dimanfaatkan dalam rangka pengurangan sampah organiknya,” ujarnya, Jumat (23/2/2024).
Melalui program ini, setiap kelurahan diminta untuk menggelar pelatihan pengolahan sampah organik, dengan jumlah pertemuan 12 kali. Dalam pelatihan tersebut, para peserta juga difasilitasi alat pengolah sampah organik seperti biopori.
“Satu pelatihan paling ga 25 orang, yang setiap peserta akan memperoleh masing-masing dua biopori. Kita juga sudah ada biopori dari BI [Bank Indonesia], BPD [Bank Pembangunan Daerah] dan APBD [Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah],” katanya.
Dari program ini, diharapkan kepemilikan biopori di masyarakat dapat meningkat menjadi sebanyak 50.000 KK. Meski demikian, kelurahan bisa juga mengganti biopori dengan alat pengolah sampah organik lainnya sesuai dengan kebutuhan.
“Kalau kelurahan ada pilihan lain misalnya wilayahnya tidak bisa digali untuk biopori, lalu pakai ember tumpuk, nanti ada perubahan di danaisnya. Tapi peruntukanya pelatihan berbasis masyarakat penguatan pengelolaan sampah organik,” ungkapnya.
Adapun saat ini Kota Jogja tetap memanfaatkan TPA Piyungan untuk pembunangan sampah walau dengan volume yang lebih kecil. Jika pada 2022, volume sampah yang diangkut ke TPA Piyungan sebesar 300 ton per hari, sekarang hanya 150 ton.
TPA Piyungan rencananya akan ditutup pada April 2024 mendatang, karena telah over capacity. Maka dengan penguatan pengolahan sampah organik ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah pengelolaan sampah di masyarakat, disamping upaya Pemkot Jogja yang akan membangun sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Resycle, Reduse, Reuse (TPS3R).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Meningkat
- Pospit Pakem Kini Jadi Rumah Kedua Penggemar Olahraga Sepeda di Jogja
- Bangun Semangat Toleransi, Dialog Mahasiswa Antaragama Digelar Libatkan 7 Kampus
- Wamen PU Diana: Pembangunan Pasar Terban Jogja Selesai September 2025
- Angkat Konsep TerraDam, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Riset Aktuaria Internasional 2025
Advertisement