Advertisement
Setelah Kalasan dan Minggir, Pemkab Akan Bangun TPST Donokerto Turi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup berencana membangun satu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kalurahan Donokerto, Kapanewon Turi. Fasilitas ini sebagai upaya mengurai permasalahan sampah di Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani mengatakan, ada wacana penutupan TPAS Piyungan pada April 2024 mendatang. Oleh karenanya, upaya pengelolaan sampah di Sleman harus dipercepat dengan langkah membangun TPST.
Advertisement
Menurut dia, pembangunan TPST sudah dimulai di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan di 2023 dan mulai awal tahun ini sudah dioperasikan. Kemudian TPST kedua dibangun di Kalurahan Sendangsari, Minggir.
“Untuk TPST Minggir masih proses dan targetnya di awal Maret bisa dioeprasikan. Besok, saya akan mengecek kesiapan untuk pengoperasian sudah siap apa belum,” kata Epi saat dihubungi, Minggu (25/2/2024).
Dia mnejelaskan, untuk pengolahan sampah secara mandiri, pemkab masih akan membangun satu TPS lagi di tahun ini. rencananya lokasi pembangunan berada di Kalurahan Donokerto, Turi. “Jadi nantinya ada tiga TPS yang bisa dioperasikan,” katanya.
Disinggung mengenai pelaksanaan pembanguan, ia menargetkan bisa dimulai di triwulan empat 2024. Adapun saat ini masih mulai penyiapan lahan dengan mengurus izin ke Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
“Rencananya memakai tanah kas desa. Untuk luasannya sekitar 1-1,5 hektare. Sekarang masih dalam proses penyiapan,” katanya.
BACA JUGA: TPST Tamanmartani Akan Mengirim Keripik Sampah 30 Ton untuk Bahan Bakar Pabrik di Cilacap
BACA JUGA: Hore! TPST Minggir Mulai Beroperasi pada Maret 2024
Guna merealisasikan pembangunan TPST Donokerto, Epi mengakui sudah dialokasikan anggaran sekitar Rp10 miliar. Meski demikian, ia berharap pada saat pembahasan APBD Perubahan 2024, alokasi yang dimiliki bisa lebih ditambah lagi.
Diharapkan dengan adanya tiga TPST ini, maka bisa mengurai persoalan sampah di Bumi Sembada. “Kalau TPA Piyungan ditutup, maka kita harus mengolah sendiri. Jadi, TPST dibangun untuk mengatasi masalah sampah di Sleman,” katanya.
Pengawas di TPST Tamanmartani, Alesudin mengatakan untuk TPST sudah beroperasi sejak awal 2024. Saat ini di TPST mendapatkan kiriman sampah dari Masyarakat di kisaran 15-18 ton per hari.
Hasil dari pengolahan bisa mendapatkan sampah anorganik sekitar 2,5 ton dan organik sekitar tiga ton perharinya. “Untuk diolah menjadi RDF memang harus dikeringkan sehingga ada penyusutan berat sampah,” katanya.
Sejak beroperasi pertama kalinya, TPST Tamanmartani sudah mengirimkan RDF atau keripik sampah ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) di Cilacap, Jawa Tengah sebanyak empat kali. Sekali pengiriman bisa mengirim sebanyak 18 ton keripik sampah.
“Rata-rata sepuluh hari sekali melakukan pengiriman ke Cilacap,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mulai Cair 5 Juni 2025, Ini Besaran Bantuan Subsidi Upah untuk Pekerja
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Penataan Kawasan Kridosono Jadi Garden City Mengemuka dalam Diskusi Arsitek DIY
- DKPP Bantul Imbau Panitia Kurban Gunakan Bungkus Ramah Lingkungan dan Tidak Cuci Jeroan di Sungai
- Pemda DIY Resmikan Griya Batik untuk Dukung Jogja sebagai Kota Batik Dunia
- Bisnis Pengelolaan Sampah Ilegal Marak di Bantul, Warga Terganggu Asap dan Bau Menyengat
- Lestarikan Lagu Anak dan Daerah, Ratusan Siswa Tampil Pakai Baju Adat di Taman Budaya Yogyakarta
Advertisement