Advertisement
Situs Selo Gilang, Tempat Panembahan Senopati Dapat Wahyu Mendirikan Mataram Islam
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Petisalan Selo Gilang atau Selo Gilang Lipuro, merupakan salah satu bukti sejarah cikal bakal berdirinya Mataram islam. Lokasinya berada di Desa Wisata Gilang Harjo, Padukuhan Kauman, Kapanewon Pandak, kabupaten Bantul atau sekitar 300 meter selatan dari Kantor Kelurahan Gilangharjo atau 350 meter dari Jalan Raya Samas.
Situs ini merupakan peninggalan Danang Sutawijaya, pendiri sekaligus raja pertama Mataram. Juru Kunci Petilasan Sela Gilanglipura, Untoro mengatakan Situs Selo Gilang diyakini oleh para kawula Mataram sebagai petilasan atau tempat salat, meditasi dan zikir Danang Sutawijaya yang tak lain adalah Panembahan Senopati serta gurunya, yakni Ki Ageng Pemanahan.
Advertisement
"Di batu inilah Panembahan Senopati mendapatkan wahyu untuk mendirikan Kerajaan Mataram Islam," kata Untoro dikutip dari laman bantulkab.go.id, Minggu (17/13/2024).
Petilasan ini merupakan batu berbentuk balok persegi panjang dengan lebar sekitar satu meter dan panjang dua meter, tebal atau tingginya sekitar 50 sentimeter. Untuk melindungi serta menjaga petilasan tersebut, dibuat bangunan layaknya rumah kecil seukuran sekitar 3×3 meter persegi.
BACA JUGA: Jadi Poros Mataram Islam, Pemkab Bantul Dorong Pengembangan Seni Budaya Imogiri
Tempat ini di bawah pengawasan Kraton Ngayogyakarta hadiningrat dan diurus oleh abdi dalem Kraton. tempat ini juga dapat dikunjungi oleh wisatawan. Tidak ada biaya atau tiket masuk lokasi ini, namun jika ingin memberikan infak disediakan kota infak di sekitar situs tersebut.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat acara Jamasan Petilasan Selo Gilang Lipuro pada Minggu (10/3/2024) mengatakan bahwa dari penelusuran berbagai sumber sejarah, Bantul merupakan cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Hal ini juga terbukti dengan banyaknya situs dan petilasan, serta upacara adat yang ada di Kabupaten Bantul.
Menurutnya, sejarah peradaban tersebut disampaikan melalui petilasan-petilasan agar manusia tidak lupa dengan asal muasalnya. “Upacara ini penting bagi kita, tidak hanya bagi masyarakat Bantul, tetapi masyarakat yogyakarta agar kita tidak melupakan sejarah asal muasal kita sendiri,” tutur Bupati.
Menurutnya Pemerintah Kabupaten Bantul dan masyarakat kali ini yang berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan tradisi dan pandangan-pandangan hidup yang merupakan peradaban adiluhung Mataram Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo Sebut Muhammadiyah Jadi Contoh Kehidupan Inklusif dan Toleran
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 96 Perusahaan Promosikan Potensi Industri Perfilman di JAFF Market 2024
- Ratusan Unit Rusunawa di DIY Belum Terisi, Ini Daftarnya
- 19.000 Undangan Tak Sampai ke Tangan Pemilih, Bawaslu Minta KPU Bantul Lakukan Evaluasi
- Cara Hidup Hemat dengan UMR Jogja
- Pemkot Pastikan Refocusing Anggaran MBG Tak Ganggu Program Penting Lainnya di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement