Advertisement

Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 19 Maret 2024 - 17:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis Ilustrasi budi daya perikanan. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan produksi ikan baik perikanan tangkap maupun budi daya di Bumi Handayani naik dari 2022 sebesar 16.289 ton menjadi sekitar 16.500 ton pada tahun 2023. Meski naik, angka kenaikan tidak signifikan.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan produksi ikan di Bumi Handayani pada tahun 2023 mencapai sekitar 16.500 ton. Dia mengaku kendati kenaikan tidak signifikan namun kebutuhan ikan masyarakat Gunungkidul dapat tercukupi. “Kalau melihat angka konsumsi ikan di Gunungkidul 29,83 kilogram per kapita per tahun dengan jumlah penduduk 770.883 jiwa ya jauh mencukupi,” kata Wahid ditemui di kantornya, Selasa (19/3/2024).

Advertisement

Wahid menambahkan produksi perikanan tangkap mencapai sekitar 4.400 ton per tahun. Sedangkan sisanya 12.100 ton merupakan perikanan budi daya seperti lele.

Baca Juga

Gunungkidul Siapkan Nelayan Pemula Agar Profesional

DKP GK Ajukan Permohonan Bantuan Kapal untuk Optimalkan Tangkapan Ikan

Beroperasi sejak Tahun Lalu, PPI Gesing Sudah Sumbang PAD untuk Gunungkidul

Menurutnya, ikan yang banyak ditangkap oleh nelayan antara lain bawal, cakalang, tuna, dan tongkol. Guna mendongkrak produksi perikanan tangkap, Wahid mengaku pihaknya mengusulkan permohonan bantuan armada dan alat tangkap berupa mesin, jaring, dan tool kit ke DKP Provinsi dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Selain itu, DKP Gunungkidul juga memasang rumpon atau Fish Aggregating Device (FAD). Rumpon merupakan salah satu alat bantu pengumpul ikan yang menggunakan berbagai bentuk dan jenis pengikat dari benda padat. Fungsinya adalah untuk memikat ikan agar berkumpul. Rumpon dibuat menyerupai karang alami agar ikan merasa mendapatkan rumah baru dan berkumpul.

Hasil tangkapan nelayan tersebut didistribusikan ke berbagai tempat atau pasar melalui Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Total ada delapan TPI di Gunungkidul yang meliputi TPI Nampi, Gesing, Ngrenehan, Baron, Ngandong, Siyung, dan Sadeng. “Kalau TPI Sadeng itu TPI higienis dengan fasilitasi pengolahan limbah dan kebersihannya. Itu tertutup seperti rumah dengan dinding,” katanya.

Kepala DKP DIY, Bayu Mukti Sasongko mengatakan salah satu indikator kinerja DKP DIY adalah peningkatan produksi perikanan termasuk di Gunungkidul. Terkait permohonan armada, katanya hal itu merupakan usulan dari kelompok usaha bersama (KUB) nelayan yang direkomendasikan DKP Gunungkidul.

Terkait dengan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gesing, DKP DIY menyerahkan pengelolaan TPI Gesing ke DKP Gunungkidul. Suplai ikan di TPI tersebut tergolong besar karena PPI Gesing digunakan untuk kapal berkapasitas 10-30 gross ton (GT) selain untuk kapal sekoci 16 GT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo

News
| Sabtu, 27 April 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement