Wow! Gunungkidul Bangun RTH Terbesar di Perbatasan DIY - Jateng
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul akan membangun ruang terbuka hijau (RTH) terbesar di Perbatasan DIY - Jawa Tengah, tepatnya di Padukuhan Duwet, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Rongkop.
Saat ini pun Detail Engineering Design (DED) RTH tersebut telah selesai disusun. Hanya saja DLH dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat tidak dapat memastikan waktu pelaksanaan pembangunan karena belum adanya anggaran.
Advertisement
BACA JUGA: Bus Berani Pakai Klakson Telolet, Siap-siap Didenda Rp500.000
Kepala DLH Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono mengatakan rencana pembangunan RTH tersebut merupakan inisiatif Pemkab Gunungkidul. Selain itu, DLH telah menjalin komunikasi terkait rencana pembangunan tersebut dengan Paniradya Kaistimewan DIY.
“Setelah komunikasi dengan Paniradya, Pak Aris [Paniradya Pati] menginginkan luasan RTH tersebut ditambah,” kata Hary ditemui di Kantornya, Rabu (20/3/2024).
Mengacu pada DED, luasan RTH tersebut mencapai 2.000 meter persegi. Tanah yang dipakai merupakan tanah milik Pemkab Gunungkidul, bukan tanah kas desa (TKD).
Hary menambahkan RTH tersebut menjadi salah satu wujud pengembangan kawasan selatan DIY, khususnya terkait dengan jalur jalan lintas selatan (JJLS). Menurut dia, RTH harus merepresentasikan Keistimewaan DIY. Pasalnya, JJLS dalam waktu mendatang menjadi jalur utama kendaraan dari sisi timur.
RTH tersebut nantinya akan mencakup keberadaan plaza, playground, parkir bus, ampli teater, ruang seni, taman bayang, dan musholla. RTH juga dibangun lebih inklusif dengan keberadaan ramp difabel.
Sementara untuk konsep ekologis dan resapan air, RTH akan ditanami tanaman pandan, pohon keben, pohon waringin, cepaka, jambu dursono, nogosari, belimbing wuluh, suruh merah, dan sawo kecik.
BACA JUGA: Dugaan Korupsi PLTU Bukit Asam PLN Diusut KPK, Kerugian Diduga Miliaran Rupiah
“Konsep RTH kan jadi bagian dari masyarakat untuk menjalin interaksi sosial. Masyarakat kemarin juga meminta ada aktivitas sosial dan ekonomi,” katanya.
Dengan begitu RTH yang direncanakan dibangun dengan dana sekitar Rp11,3 miliar tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi warga sekitar. Hary menegaskan RTH tersebut bukan rest area. Ada perbedaan fasilitas antara RTH dan rest area.
Kepala Bappeda Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian mengaku belum dapat memastikan anggaran yang akan dipakai untuk pembangunan RTH perbatasan tersebut, apakah akan menggunakan APBD Kabupaten atau sharing dengan Pemerintah Provinsi. Saat ini, pihaknya sedang melakukan penjajakan kemungkinan penggunaan dana keistimewaan.
“Terkait penganggaran pelaksanaan pembangunan belum ada,” kata Arif.
Di lain pihak, Panewu Rongkop, Esi Suharto berharap pembangunan tersebut dapat terealisasi sehingga ada ruang representatif untuk menunjukan batas antara DIY dan Jawa Tengah. Menurutnya, RTH tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi warga sekitar.
“Soalnya rencananya akan diberikan outlet-outlet untuk UMKM dan pusat oleh-oleh, dan juga ruang budaya,” kata Suharto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement