Advertisement

Genjot Penurunan Stunting, BKKBN DIY Adakan Pertemuan Tim Pendamping Keluarga

Media Digital
Kamis, 21 Maret 2024 - 20:57 WIB
Maya Herawati
Genjot Penurunan Stunting, BKKBN DIY Adakan Pertemuan Tim Pendamping Keluarga Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY adakan Pertemuan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Pascapersalinan di Ruang Kencana Perwakilan BKKBN DIY pada Rabu (20/3 - 2024).

Advertisement

JOGJA—Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY adakan Pertemuan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Pascapersalinan di Ruang Kencana Perwakilan BKKBN DIY pada Rabu (20/3/2024).

Hadir sebagai peserta adalah mitra kerja provinsi dan kabupaten/kota serta perwakilan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Advertisement

“Komitmen seluruh stakeholder dan mitra kerja menjadi kunci dalam kesuksesan Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting di DIY,” ungkap Ritamariani selaku Kepala Perwakilan BKKBN DIY dalam sambutannya.

Salah satu upaya untuk menurunkan stunting adalah dengan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak melalui pelayanan KB pascapersalinan. TPK memiliki peran dan fungsi strategis dalam melakukan pendampingan ibu hamil dan pascapersalinan.

Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah TPK di DIY adalah 1.852 tim. Potensi ini harus dapat dioptimalkan dalam rangka meningkatkan capaian KB pascapersalinan.

Hal senada juga disampaikan Sutarti selaku Ketua PD IBI DIY selaku salah satu narasumber dalam kegiatan ini. TPK berperan penting dalam pendampingan terhadap 5 kelompok sasaran yang terdiri dari calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin, nifas, dan baduta/balita.

“Ada 3 kunci keberhasilan TPK yaitu koordinasi, kerjasama tim dalam kelompok, serta motivasi dan informasi kepada sesama kader TPK,” kata Sutarti mengakhiri paparannya.

BACA JUGA: Masa Jabatan Kepala Daerah Hasil Pilkada 2020 Resmi Diperpanjang

Endang Pamungkasiwi salah satu narasumber dalam kegiatan ini menyatakan bahwa program KB memiliki peran yang besar dalam menurunkan angka stunting.

“Dalam Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) terdapat amanat persalinan bahwa ada kesepakatan dan kesanggupan ibu hamil beserta suami/keluarga atas komponen Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K),” papar Pamungkasiwi.

Ibu hamil beserta suami harus mengisi formulir dan merencanakan metode kontrasepsi apa yang akan digunakan setelah persalinan.

DIY telah memiliki Surat Edaran Gubernur DIY No.11/SE/VII/2022 tentang Pelayanan KB Pascapersalinan di Wilayah DIY.

Wiryawan narasumber dari Biro Bina Mental Spiritual Setda DIY menyatakan bahwa terdapat tiga indikator keberhasilan dalam SE tersebut, yaitu sebanyak 100% ibu hamil mendapatkan konseling KB pascapersalinan, sebanyak 40% ibu bersalin menggunakan KB pascapersalinan pada 2024, serta 50% dari KB pascapersalinan merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.

Harapannya, TPK dapat turut berperan dalam memberikan konseling KB Pascapersalinan secara lebih adekuat sehingga indikator keberhasilan dalam Surat Edaran tersebut dapat tercapai. Lebih lanjut, prevalensi stunting di DIY dapat turun di angka 14% sesuai target pada tahun 2024. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Puncak Musim Kemarau Diprediksi Juli-Agustus, Soal El Nino Ini Kata BMKG

News
| Sabtu, 27 April 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement