Advertisement

Kekeringan, Peternak di Gunungkidul Jual Ternak untuk Beli Pakan

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 22 Maret 2024 - 22:07 WIB
Maya Herawati
Kekeringan, Peternak di Gunungkidul Jual Ternak untuk Beli Pakan Ilustrasi hewan ternak / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ketua Bebadan Pangreksa Loka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo menyampaikan bahwa cukup banyak peternak di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul menjual ternaknya hanya untuk membeli pakan ternak selama musim kemarau panjang yang lalu.

Hal tersebut dapat diatasi salah satunya dengan mengembangkan Green Economy Village (GEV). Pengembangannya telah dilakukan sejak 2023 oleh Kraton Jogja bersama dengan PT PLN Energi Primer Indonesia lantas. GEV tersebut dimulai dari penyediaan pakan hewan ternak dengan tanaman multifungsi seperti gamal, gmelina, kaliandra merah, dan indigofera. Pruning perdana daun pakan ternak telah dilakukan pada (5/9/2023).

Advertisement

Ketua Bebadan Pangreksa Loka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Raden Mas (RM) Gustilantika Marrel Suryokusumo mengatakan mengatakan terlebih dahulu memetakan kawasan sisa yang kritis atau tidak termanfaatkan.

“Permasalahan di Gunungkidul itu ketika banyak warga banyak memiliki ternak; yang problem itu sapi makan sapi,” kata RM Gustilantika Marrel Suryokusumo, Jumat (22/3/2024).

Dia menjelaskan musim kemarau menyebabkan pasokan pakan ternak susah. Peternak harus mencari pakan sampai ke kabupaten lain. Selain itu, peternak akan mengorbankan beberapa ternaknya untuk dijual agar dapat membeli pakan ternak.

Dari situ, pakan ternak menjadi salah satu masalah yang harus diselesaikan. Sebab itu ladang pakan perlu dikembangkan seperti di Kalurahan Gombang sebagaimana sedang dikerjakan Kraton Jogja dan PT PLN.

Menurut dia pengembangan GEV perlu melibatkan masyarakat karena masyarakat menjadi bagian rantai pemasok utama untuk energi terbarukan.

BACA JUGA: WHO Peringatkan Perubahan Iklim Memicu Meluasnya Wabah Kolera

Sedangkan Direktur Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan kerja sama antara Kraton Jogja dengan pihaknya bertujuan untuk membangun ekosistem GEV. Hal ini selaras dengan konsep Hamemayu Hayuning Bawono yang dimulai dari pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas lingkungan, sosial, dan tata kelola pangan sampai energi.

“Mulainya itu dari pembuatan pupuk organik dari FABA [Fly Ash dan Bottom Ash], konsep sirkular ekonomi dari limbah tenaga uap di Pacitan dan Cilacap,” kata Aris.

Limbah PLTU diolah bersama dengan kotoran ternak dan limbah pertanian seperti sekam. Pupuk ini lah yang digunakan untuk pembibitan tanaman multifungsi seperti gamal, gmelina, kaliandra merah, dan indigofera. Pada 2023, Aris menyampaikan telah menanam 50.000 pohon. Sedangkan pada 2024, ada 50.000 pohon.

Aris mengaku tanaman tersebut disebut multifungsi karena daunnya dapat digunakan untuk pakan ternak dan ranting menjadi bahan pembuatan biomassa.

Dukuh Ngrejek Wetan, Narsiko mengaku tanaman multifungsi tersebut sangat membantu peternak dalam meningkatkan pasokan pakan ternak. Ada sekitar 50% peternak di Padukuhannya yang mendapat manfaat.

“Musim kemarau kemarin banyak peternak mengeluarkan biaya untuk pakan ternak. Belum terkover semua. Tanaman ini masih bisa dikembangkan,” kata Narsiko.

Upaya pengembangan terbuka lebar di wilayahnya karena masih ada Sultan Ground yang luas untuk dapat ditanami tanaman multifungsi.

Panewu Ponjong, Irwan Triwibowo membenarkan bahwa rata-rata peternak di wilayahnya terpaksa menjual ternak seperti sapi untuk membeli pakan ternak ketika musim kemarau panjang lalu.

“Memang tidak semua. Kalurahan yang kurang air saja seperti di sebagian Kenteng, Tambakromo, dan Karangasem. Paling tidak bisa sampai 50 persen peternak yang menjual ternaknya,” kata Irwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya

News
| Sabtu, 05 Juli 2025, 18:27 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement