Advertisement
Soroti Sopir Bus Tidur di Bagasi, KNKT Imbau PO Sediakan Tempat Istirahat Layak di Terminal

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Kesehatan pengemudi bus menjadi hal yang krusial, apalagi saat puncak arus mudik seperti saat ini. Selain pengecekan kesehatan, supir bus juga harus dipastikan telah menjalani istirahat yang cukup.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono menyoroti supir bus yang memilih beristirahat di bagasi bus. Menurutnya, itu akan menjadikan tidur tak berkualitas. Istirahat pengemudi dikhawatirkan tak berkualitas dan dapat mengganggu keselamatan saat berkendara.
Advertisement
"Nanti kalau kualitas tidurnya tidak baik, maka nanti keselamatan akan terabaikan," katanya Soerjanto saat ditemui di Terminal Giwangan, Sabtu (6/4).
Soerjanto menjelaskan dia sempat menemui supir yang menempuh perjalanan pulang pergi Jakarta-Jogja tanpa istirahat. Supir itu hanya mengonsumsi kopi dan tak tidur sama sekali. Menurutnya kondisi ini berbahaya sebab bisa menjadikan supir tak fokus dan mengantuk saat berkendara.
Untuk itu, dia mengimbau pemilik PO bus untuk menyediakan tempat istirahat bagi supir. Di Terminal Giwangan misalnya, ada beberapa kios yang tutup dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat istirahat kru bus. Menurutnya, pengemudi lebih baik memarkirkan kendaraannya di Terminal Giwangan, lalu beristirahat di tempat yang telah tersedia.
"Daripada parkir di pinggir alun-alun, segala macam, tidurnya di bagasi bus. Lebih baik ke sini (Terminal Giwangan) bisa tidur nyaman. Bayar mungkin Rp 5 ribu untuk sprei sama kopi, itu aja. Itu tidak akan keliaran parkir di mana-mana," imbuhnya.
Dia juga berharap fasilitas tempat istirahat nantinya tidak dibuat berbayar. Sebab, menurutnya pemasukan kru bus tak akan sebanding jika harus mengeluarkan ongkos untuk menginap.
BACA JUGA: Puncak Arus Mudik, 9.500 Penumpang Tercatat Masuk dan Keluar Terminal Giwangan
"Kalau dibebani biaya, uang harian mereka kecil. Jadi kalau dia harus bayar untuk nginap nanti tidak ada yang dibawa ke rumah. Kasian istrinya, anaknya ini yang jadi dilematis. Maka itu kami ingin mengusulkan para PO, banyak kios yg kosong di sini. Mereka buka tempat istirahat crew nya. Tapi jangan ditarik sewa karena tujuannya untuk keselamatan," ungkapnya.
Soerjanto juga mendorong pengelola Terminal Giwangan untuk menghidupkan aktivitas perekonomian di sana. Misalnya dengan menyediakan berbagai referensi kuliner khas Yogyakarta, sehingga sekaligus bisa menjadi destinasi wisata kuliner bagi penumpang.
"Kalau bisa ramai, hidup, jadi wisata kuliner segala macam. Kalau perlu kuliner tidak perlu ke mana-mana, di Terminal Giwangan juga ada," katanya.
Sementara, Kepala Terminal Giwangan Sigit Saryanto menuturkan, dia turut menampung usulan KNKT terkait dengan penyediaan tempat istirahat bagi supir bus. Namun, Sigit menyatakan sejatinya fasilitas itu sudah ada di Terminal Giwangan. Hanya saja memang tempat itu perlu dilakukan pembersihan dan perbaikan.
Tempat istirahat itu mampu menampung hingga 25 orang. Ke depan, pihaknya akan berupaya melakukan penambahan kapasitas untuk fasilitas istirahat bagi pengemudi bus. Sebab, dalam sehari aktivitas bus yang keluar maupun masuk Terminal Giwangan mencapai 800-1.000 armada setiap harinya.
"Ke depannya, paling tidak fasilitas istirahat supir harus bisa menampung paling tidak 50 orang," tegasnya. (Alfi Annissa Karin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wagub DKI Jakarta Rano Karno Ikut Melayat ke Rumah Duka Bunda Iffet
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pasar Malam Sekaten Dibalut Gaya Baru, Hadir dalam Wajah Pesta Rakyat Istimewa 2025
- Lestarikan Budaya Indonesia, Warga Wirobrajan Jogja Dilatih Membuat Batik Jumputan
- Puluhan Sapi Jumbo di Bantul Didaftarkan untuk Seleksi Hewan Kurban Presiden
- Polres Bantul Terus Berusaha Cegah dan Tekan Kejahatan Jalanan di Wilayahnya
- Kementerian Hukum DIY Gelar Peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Masyarakat Antusias Serbu Layanan Konsultasi dan Pendaftaran
Advertisement
Advertisement