Advertisement

Kemenag DIY Hormati Keyakinan Jemaah Aolia Gunungkidul dalam Menetapkan Idulfitri

Lugas Subarkah
Minggu, 07 April 2024 - 13:37 WIB
Ujang Hasanudin
Kemenag DIY Hormati Keyakinan Jemaah Aolia Gunungkidul dalam Menetapkan Idulfitri Jemaah Islam Masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giricahyo, Panggang, Gunungkidul menggelar Salat Idulfitri pada Jumat (5/4/2024) pagi. - Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Fenomena Jemaah Aolia Gunungkidul yang menjadi sorotan masayrakat karena melaksanakan salat Id dan merayakan Lebaran Idulfitri lebih dulu mendapat tanggapan dari Kantor Wilayah Kemenetrian Agama (Kemenag) DIY.

Kanwil Kemenag DIY mengaku sering melakukan pendekatan kepada kelompok tersebut dan menghormati jika selama ini terdapat perbedaan.

Advertisement

Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIY, Jauhar Mustofa, menjelaskan pada prinsipnya pemerintah menjamin kebebasan memeluk agama dan keyakinan warganya, termasuk jamaah Aolia. “Tidak hanya menjamin, tapi juga melibdungi,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu (7/4/2024).

Menurutnya, jamaah Aolia memang sudah sering berbeda dengan pemerintah maupun organisasi agama lain dalam menetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal, walau biasanya hanya selisih satu hingga dua hari. Kanwil Kemenag DIY juga sudah sering melakukan pendekatan ke kelompok tersebut.

“Biasanya satu atau dua hari, kita maklum. Mungkin perbedaan kriteria masih wajar. Tapi ini lima hari sehingga jadi perhatian kami di Kemenag. Kami akan silaturahmi memberikan pencerahan pembinaan agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat,” ungkapnya.

BACA JUGA: Sejarah Berdirinya Masjid Aolia Gunungkidul, Mbah Benu Gunakan Pendekatan Budaya ke Masyarakat

Dari penelusuran selama ini, jamaah Aolia memang tidak menggunakan metode penghitungan maupun pengamatan seperti tertera dalam kitab, melainkan komunikasi spiritual imamnya yakni Raden Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu.

Hal tersebut membuat beberapa masayrakat menganggap kelompok ini sesat. Meski demikian, dari Kanwil Kemenag DIY tidak menuding kelompok ini sesat. “Belum sampai sana. kita akan lakukan pendekatan, jangan sampai isu berkembang di masayrakat jadi luas,” paparnya.

Kepala Kanwil Kemenag DIY, Masmin Afif, menuturkan dari pendekatan yang sudah dilakukan selama ini, jamaah Aolia tetap keukuh pada pendiriannya. “Beberapa ormas juga sudah menyampaikan, tapi karena itu keyakinan mereka Mbah Benu seperti itu ya kami menghormati saja,” katanya.

Menurutnya masyarakat saat ini sudah dewasa dalam melihat perbedaan ini. “Yang jelas kami dari kemenag sudah berupaya, berkomunikasi, berkoordinasi. Masyarakat sekarang sudah semakin dewasa, kami serahkan penilaiannya kepada mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina

News
| Rabu, 01 Mei 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement