Kemenag DIY Hormati Keyakinan Jemaah Aolia Gunungkidul dalam Menetapkan Idulfitri
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Fenomena Jemaah Aolia Gunungkidul yang menjadi sorotan masayrakat karena melaksanakan salat Id dan merayakan Lebaran Idulfitri lebih dulu mendapat tanggapan dari Kantor Wilayah Kemenetrian Agama (Kemenag) DIY.
Kanwil Kemenag DIY mengaku sering melakukan pendekatan kepada kelompok tersebut dan menghormati jika selama ini terdapat perbedaan.
Advertisement
Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIY, Jauhar Mustofa, menjelaskan pada prinsipnya pemerintah menjamin kebebasan memeluk agama dan keyakinan warganya, termasuk jamaah Aolia. “Tidak hanya menjamin, tapi juga melibdungi,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu (7/4/2024).
Menurutnya, jamaah Aolia memang sudah sering berbeda dengan pemerintah maupun organisasi agama lain dalam menetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal, walau biasanya hanya selisih satu hingga dua hari. Kanwil Kemenag DIY juga sudah sering melakukan pendekatan ke kelompok tersebut.
“Biasanya satu atau dua hari, kita maklum. Mungkin perbedaan kriteria masih wajar. Tapi ini lima hari sehingga jadi perhatian kami di Kemenag. Kami akan silaturahmi memberikan pencerahan pembinaan agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat,” ungkapnya.
Dari penelusuran selama ini, jamaah Aolia memang tidak menggunakan metode penghitungan maupun pengamatan seperti tertera dalam kitab, melainkan komunikasi spiritual imamnya yakni Raden Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu.
Hal tersebut membuat beberapa masayrakat menganggap kelompok ini sesat. Meski demikian, dari Kanwil Kemenag DIY tidak menuding kelompok ini sesat. “Belum sampai sana. kita akan lakukan pendekatan, jangan sampai isu berkembang di masayrakat jadi luas,” paparnya.
Kepala Kanwil Kemenag DIY, Masmin Afif, menuturkan dari pendekatan yang sudah dilakukan selama ini, jamaah Aolia tetap keukuh pada pendiriannya. “Beberapa ormas juga sudah menyampaikan, tapi karena itu keyakinan mereka Mbah Benu seperti itu ya kami menghormati saja,” katanya.
Menurutnya masyarakat saat ini sudah dewasa dalam melihat perbedaan ini. “Yang jelas kami dari kemenag sudah berupaya, berkomunikasi, berkoordinasi. Masyarakat sekarang sudah semakin dewasa, kami serahkan penilaiannya kepada mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Garan Denokan Gelar Selawat dan Doa Bersama untuk Kemenangan Harda-Danang
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
Advertisement
Advertisement