Libur Lebaran, 41 Ribu Lebih Pengunjung Belanja di Pasar Beringharjo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pasar Beringharjo menjadi salah satu destinasi di Kota Jogja yang diburu oleh wisatawan. Biasanya, wisatawan akan membawa pulang oleh-oleh baik itu pakaian, batik, makanan, hingga pernak-pernik usai menghabiskan waktu liburan di Kota Jogja.
Lurah Pasar Beringharjo Barat Aroni Fasah menuturkan puncak kepadatan Pasar Beringharjo utamanya di sisi barat terjadi mulai 12-14 April.
Advertisement
Akumulasi wisatawan yang datang pada waktu-waktu tersebut mencapai lebih dari 40.000 wisatawan. Pada 12 April kunjungan mencapai lebih dari 12.000. Lalu, meningkat pada 13 April sebanyak lebih dari 14.000 dan mencapai puncaknya pada 14 April sebanyak lebih dari 15.000.
"Sejak H-3 dan H-4 Lebaran itu pengunjung sudah menggeliat. Dari yang biasa, menjadi 100% kenaikannya untuk intensitas pengunjung," ujar Aroni saat dihubungi, Selasa (16/4/2024).
BACA JUGA: Wisata DIY Lesu, Pengamat: Tol Belum Rampung, Daya Beli Juga Turun
Jumlah kunjungan pada puncak libur Lebaran jauh melonjak jika dibanding beberapa hari sebelum Lebaran. Setiap hari sebelum Lebaran, Pasar Beringharjo sisi barat hanya didatangi oleh wisatawan 4.000 hingga 6.000 pengunjung.
Meski terjadi kepadatan di Pasar Beringharjo, tapi dari sisi jumlah kunjungan ternyata lebih rendah dari momentum yang sama pada tahun lalu. Menurut Aroni, ini disebabkan oleh masifnya penjualan di aplikasi market place dan sosial media. Ini menjadikan masyarakat memilih untuk tidak membeli baju secara langsung.
Dari sisi perputaran uang, Aroni mengatakan belum mengantongi data sehingga belum bisa menyimpulkan. Namun, dia menyadari perputaran uang memang tidak terjadi sama atau merata di setiap pedagang.
"Perputaran uang kita belum merata. Ada yang Alhamdulillah [melebihi tahun lalu], ada yang tidak sesuai jika dibanding tahun kemarin. Itu ada di tengah lebih tinggi lakunya, beda dengan yang samping-samping," katanya.
Sementara, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat Ahmad Zainul Bintoro mengakui penjualan saat libur Lebaran kali ini juga tak seramai tahun lalu. Penurunan terjadi setidaknya hingga 30-40% dibanding tahun lalu.
"Mungkin karena kondisi sekarang beda dengan tahun-tahun kemarin. Kalau sekarang mungkin baru banyak musibah salah satunya mungkin itu ya, ada banjir, dan situasi iklim di Indonesia tidak menentu sehingga kemudian tidak begitu banyak seperti tahun-tahun dulu," jelasnya.
Bintoro menambahkan, jenis pakaian daster, setelan, hingga celana batik masih menjadi produk paling favorit. Sebab, dari sisi harga terbilang terjangkau dan cocok untuk oleh-oleh. Setiap harinya, para pedagang meraup jumlah untung yang berbeda-beda.
"Kalau tempat saya sekitar bisa 50 pieces [potong]. Ramainya H+3 sampai hari Minggu. Puncaknya di Hari Sabtu, Minggu bisa 50 sampai 60 pieces, tetapi lainnya ada yang di bawah itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kronologi Truk Box Tabrak Motor di Jalan Turi-Tempel yang Tewaskan Satu Orang
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Hari Ini, Kamis 21 November 2024
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
Advertisement
Advertisement