Advertisement
Daya Beli Merosot, Menjelang Lebaran Pasar Beringharjo Sepi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jelang Hari Raya Idulfitri 2025, para pedagang pakaian di Pasar Beringharjo mengeluhkan merosotnya daya beli masyarakat. Hingga 10 hari jelang Lebaran, belum ada tanda kenaikan penjualan. Setidaknya, ini yang dirasakan oleh Erna, salah satu pedagang pakaian batik dan grosir di Pasar Beringharjo, Jogja.
Erna menyebut lorong-lorong Pasar Beringharjo kali ini tak sepadat jelang Lebaran tahun lalu. Bahkan, saking sepinya dia bahkan bisa melihat Jalan Malioboro secara jelas dari lapaknya yang berlokasi lumayan jauh dari pintu masuk Pasar Beringharjo Barat. Dia juga sempat hanya mengantongi omzet Rp130.000 setelah membuka lapak seharian. Erna merasakan betul turunnya daya beli masyarakat. Biasanya, pada H-10 hingga H-7 Lebaran bisa dibilang dia sudah panen. Namun, Lebaran kali ini bisa menjual satu atau dua pakaian saja sudah syukur baginya.
Advertisement
"Biasanya H-10 sudah lumayan. Bahkan tahun kemarin pedagang jualan sampai magrib. Tapi sekarang, jam 17.00 WIB saja sudah sepi, yang lewat juga cuma satu dua," ujar Erna saat ditemui di Pasar Beringharjo, Kamis (20/3/2025).
Dia menambahkan kondisi saat ini bahkan lebih parah jika dibandingkan saat pandemi Covid-19 lalu. Saat itu, Erna ingat betul dia mengandalkan penjualan lewat sosial media.
Meski penjualan tak sesignifikan itu, tapi setidaknya dia rutin menerima orderan melalui sosial media. Erna mengaku penjualan lewat medsos masih dilakukan hingga saat ini. Namun, mengingat daya beli yang turun, lapaknya di sosial media sepi dari pembeli.
"Sekarang online juga tidak jalan. Pedagang yang ada di dalam-dalam ini lebih kasihan. Bahkan bisa satu minggu blong dari pembeli," tuturnya.
Normalnya, penjualan akan meningkat mulai tujuh hari jelang hari raya. Namun, kali ini Erna benar-benar tak bisa memprediksi kapan penjualan akan meningkat. Sebab, belum ada tanda-tanda meningkatnya jumlah kunjungan ke Pasar Beringharjo Barat. Belum lagi, saat ini masyarakat lebih gemar belanja online melalui beragam market place yang ada di telepon genggam.
"Yang masuk sini jarang. Kalau omzet turun, jelas turun. Online itu jelas sangat berpengaruh, seperti Shopee, TikTok itu jelas sangat mempengaruhi," ungkapnya.
Sementara, salah satu penjaga toko busana muslim, Oki sedikit lebih beruntung dibanding Erna. Dia mengaku penjualan beberapa hari ini meningkat jika dibanding hari-hari biasa. Peningkatan terjadi hampir 50 persen.
Paling banyak dicari adalah baju koko. Meski mulai ramai dicari, Oki menyebut tak ada kenaikan harga. Baju koko dibanderol rata-rata dengan harga Rp 100.000-an. Meski penjualan sedikit meningkat, Oki mengatakan kondisi ini masih jauh lebih rendah dibanding penjualan jelas Lebaran tahun lalu.
"Sebenarnya agak sepi, tapi lumayan sudah meningkat jika dibandingkan hari-hari biasa. Sudah banyak yang mencari. Harapannya nanti mendekati Lebaran makin banyak lagi pembelinya," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Kamis 20 Maret 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu hingga Purwosari
- 6 Perusahaan di Sleman Belum Beri Kejelasan Pemberian THR
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 20 Maret 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Wabup Sleman Minta Masyarakat Waspadai Keracunan Makanan Saat Lebaran
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja Hari Ini, Kamis 20 Maret 2025
Advertisement
Advertisement