Advertisement
Kuota Pupuk Subsidi Ditambah, Petani Sleman Diminta Segera Menebus

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kabar baik bagi petani Sleman lantaran adanya penambahan kuota pupuk bersubsidi. Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan di Bumi Sembada.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan tambahan pupuk subsidi untuk petani sudah ada kepastian.
Advertisement
Hal ini tertuang dalam Angka penambahan pupuk subsidi ini berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DIY No.166/Kep/2024 yang kemudian ditindalanjuti dengan penetapan melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 31.A/Kep. KDH/A/2024.
Total ada dua jenis pupuk yang mendapatkan subsidi dari pemerintah. Untuk jenis Urea pada awalnya hanya mendapatkan alokasi sebanyak 5.641 ton, tapi setelah ada penambahan menjadi 9.642 ton.
Hal yang sama juga terjadi pada jenis Phonska atau NPK. Kuota awal, petani Sleman hanya memeroleh 3.516 ton, tapi sekarang naik menjadi 7.516 ton.
“Penambahan kuota ini sangat berarti karena dapat membantu petani dalam proses mendapatkan pupuk dalam proses pemeliharaan. Diharapkan, ini juga dapat membantu dalam peningkatan produktivitas panen milik petani,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui tambahan ini belum sesuai dengan rencana kebutuhan kelompok yang tertuang dalam e-RDKK. “Untuk pupuk Urea kebutuhannya sekitar 10.691 ton dan NPK 11.969 ton. Jumlah ini dipergunakan merawat sembilan komoditas pertanian dengan luasan lahan mencapai 46.926 hektare,” katanya.
Hingga sekarang penyerapan pupuk bersubsidi belum maksimal. Pasalnya, realisasi serapan untuk urea baru sebesar 2.239 ton atau 23,22%. Dan NPK baru terserap 1.443 ton atau setara dengan 19,20%.
“Harapannya petani yang sudah masuk e-RDKK segera menebus untuk kepentingan pemeliharaan tanaman pangain di masa tanam kedua. Selain itu, juga bisa untuk perawatan tanaman seperti cabai dan lainnya,” katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, petani sudah memasuki masa panen raya perdana mulai Januari hingga April lalu.
BACA JUGA: Alokasi Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Bertambah Jadi 21 Ribu Ton, Ini Kendala yang Muncul
Di panen saat ini, tercatat ada 12.643,3 hektare lahan tanaman padi yang panen. Jumlah ini terdiri dari lahan padi sawah seluas 12.173,3 hektare dan sisanya 470 hektare merupakan padi ladang. “Hasil pengubinan yang dilakukan, untuk padi sawah provitasnya mencapai 6,1 ton per hektarenya. Sedangkan untuk padi ladang di kisaran 3,4 ton per hektare,” kata Siti.
Secara total panen raya perdana ini mampu menghasilkan gabah kering giling seberat 76.789 ton. Produktivitas ini berasal dari lahan padi sawah seberat 75.179 ton dan padi ladang sebanyak 1.619 ton.
“Target produksi beras tahun ini mencapai 179.174 ton gabah kering giling di 2024. Masih ada panen di masa tanam kedua dan ketiga. Mudah-mudahan hasilnya bagus sehingga target produksi terpenuhi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

BMKG Beri Peringatan, Dalam Sepekan Ini Hujan Lebat Bisa Terjadi Tiba-tiba di Pulau Jawa
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 10 April 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Jadwal KRL Jogja Solo Terlengkap Hari Ini, Kamis 10 April 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Solo Balapan
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 10 April 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Kamis 10 April 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal SIM Keliling di Kota Jogja Hari Ini, Kamis 10 April 2025
Advertisement