Fenomena La Nina Mulai Terasa Bulan Ini, Masyarakat Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Fenomena alam kemarau basah atau La Nina akan mulai terasa pada Juni ini. Masyarakat diminta tetap mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Hal ini tak lepas dari prakiraan yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi BMKG DIY.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas mengatakan secara umum wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau. Meski demikian, kemarau saat ini berbeda dengan yang terjadi di 2023.
Advertisement
Tahun lalu, sambung dia, terjadi El Nino yang mengakibatkan kemarau panjang. Tetapi untuk 2024, ada potensi La Nina atau kemarau yang lebih basah dari biasanya. “Fenomena La Nina di Sleman dan wilayah DIY secara umum sudah mulai terlihat di bulan ini,” kata Reni, Selasa (4/6/2024).
Dia menjelaskan, munculnya fenomena ini tak lepas adanya peristiwa Madden Julian Oscillation (MJO) atau aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis. Hal itu dapat dikenali dengan adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak dari arah timut ke Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.
Tercatat aktivitas ini muncul setiap 30-40 hari sehingga menyebabkan terjadinya hujan, meski telah memasuki musim kemarau di Sleman dan sekitarnya. “Jadi diprediksi meski sudah kemarau akan tetap ada potensi hujan sehingga sering disebut fenomena kemarau basah,” katanya.
Oleh karena itu, Reni meminta kepada Masyarakat untuk tetap mewaspadai adanya potensi bencana yang diakibatkan terjadinya cuaca ekstrem di musim kemarau. “Bencana hidrometeorologi masih jadi ancaman sehingga harus diwaspadai,” katanya.
BACA JUGA: Masuk Kemarau, Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sleman Tetap Diperpanjang
Ketua Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengatakan status siaga darurat bencana hidrometeorologi berakhir pada 31 Mei 2024. Meski demikian, ada kebijakan untuk perpanjangan selama tiga bulan dan masih dalam proses persetujuan bupati.
Dia menjelaskan status ini diperpanjang sebagai bagian dari mitigasi bencana. Terlebih lagi, saat sekarang sering terjadi anomaly cuaca yang berdampak terjadinya musibah atau bencana alam. “Potensi kemarau tetap ada, makanya harus diwaspadai dengan adanya mitigasi bencana,” katanya.
Makwan memastikan seluruh personel yang dimiliki bersama dengan para relawan terus siaga dan siap diterjunkan pada saat terjadi peristiwa. “Semua kami siagakan untuk menghadapi ancaman dari bencana hidrometeorologi. Jadi, sewaktu-waktu dibutuhkan siap meluncur ke lokasi yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement