Advertisement

Fenomena La Nina Mulai Terasa Bulan Ini, Masyarakat Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi

David Kurniawan
Selasa, 04 Juni 2024 - 16:37 WIB
Arief Junianto
Fenomena La Nina Mulai Terasa Bulan Ini, Masyarakat Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi Ilustrasi hujan deras disertai angin. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Fenomena alam kemarau basah atau La Nina akan mulai terasa pada Juni ini. Masyarakat diminta tetap mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Hal ini tak lepas dari prakiraan yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi BMKG DIY.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas mengatakan secara umum wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau. Meski demikian, kemarau saat ini berbeda dengan yang terjadi di 2023.

Advertisement

Tahun lalu, sambung dia, terjadi El Nino yang mengakibatkan kemarau panjang. Tetapi untuk 2024, ada potensi La Nina atau kemarau yang lebih basah dari biasanya. “Fenomena La Nina di Sleman dan wilayah DIY secara umum sudah mulai terlihat di bulan ini,” kata Reni, Selasa (4/6/2024).

Dia menjelaskan, munculnya fenomena ini tak lepas adanya peristiwa Madden Julian Oscillation (MJO) atau aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis. Hal itu dapat dikenali dengan adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak dari arah timut ke Samudera Hindia ke Samudera Pasifik.

Tercatat aktivitas ini  muncul setiap 30-40 hari sehingga menyebabkan terjadinya hujan, meski telah memasuki musim kemarau di Sleman dan sekitarnya. “Jadi diprediksi meski sudah kemarau akan tetap ada potensi hujan sehingga sering disebut fenomena kemarau basah,” katanya.

Oleh karena itu, Reni meminta kepada Masyarakat untuk tetap mewaspadai adanya potensi bencana yang diakibatkan terjadinya cuaca ekstrem di musim kemarau. “Bencana hidrometeorologi masih jadi ancaman sehingga harus diwaspadai,” katanya.

BACA JUGA: Masuk Kemarau, Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sleman Tetap Diperpanjang

Ketua Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengatakan status siaga darurat bencana hidrometeorologi berakhir pada 31 Mei 2024. Meski demikian, ada kebijakan untuk perpanjangan selama tiga bulan dan masih dalam proses persetujuan bupati.

Dia menjelaskan status ini diperpanjang sebagai bagian dari mitigasi bencana. Terlebih lagi, saat sekarang sering terjadi anomaly cuaca yang berdampak terjadinya musibah atau bencana alam. “Potensi kemarau tetap ada, makanya harus diwaspadai dengan adanya mitigasi bencana,” katanya.

Makwan memastikan seluruh personel yang dimiliki bersama dengan para relawan terus siaga dan siap diterjunkan pada saat terjadi peristiwa. “Semua kami siagakan untuk menghadapi ancaman dari bencana hidrometeorologi. Jadi, sewaktu-waktu dibutuhkan siap meluncur ke lokasi yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gaji Pokok Tidak Naik 12 Tahun, Mulai 7 Oktober Solidaritas Hakim se-Indonesia Mogok Sidang

News
| Sabtu, 28 September 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement