Advertisement

Promo November

Pasar Kangen Jogja: Ada Alas Gelas Berusia 84 Tahun hingga Piringan Hitam The Beatles

Alfi Annisa Karin
Sabtu, 13 Juli 2024 - 14:27 WIB
Sunartono
Pasar Kangen Jogja: Ada Alas Gelas Berusia 84 Tahun hingga Piringan Hitam The Beatles Salah satu pengisi tenan, Endro Nugroho saat menunjukkan koleksi piringan hitam The Beatles yang dia bawa pada gelaran Pasar Kangen 2024, Kamis (11/7) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, GONDOMANAN—Event Pasar Kangen kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 4-13 Juli 2024 atau terakhir hari ini Sabtu (13/7/2024). Berbagai barang hingga kuliner jadul kembali mejeng pada kegiatan ini.

Setiap sejak sore hari, pengunjung mulai tumpah ruah memadati kawasan TBY. Pasar Kangen bak menjadi gelaran yang wajib dikunjungi setiap tahunnya. Ini menjadi momentum nostalgia sekaligus berburu kuliner khas zaman dahulu. Berikut laporan reporter Harian Jogja, Alfi Annissa Karin.

Advertisement

Tepat pukul 14.30 WIB kawasan Taman Pintar, Toko Buku Shopping, hingga TBY penuh sesak oleh para pengunjung. Sebagian dari mereka masuk ke kawasan TBY untuk mengunjungi gelaran Pasar Kangen. Pertama kali masuk, pengunjung akan disapa oleh berbagai kudapan khas jaman dahulu. Mulai dari es limun, mie pentil, hingga gulali berbagai bentuk.

BACA JUGA : Pasar Kangen Jogja 2024 Segera Berlangsung, Urusan Sampah Jadi Perhatian

Masuk lagi, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai koleksi barang-barang antik. Mulai dari action figure langka, mainan kapal jadul, hingga koleksi buku-buku langka. Ada juga uang koleksi uang antik hingga berbagai mainan tradisional. Ini menjadi surganya para pecinta vintage.

Dari sekian banyak stan barang-barang antik, ada Endro Nugroho tengah menata koleksinya yang dia jual di Pasar Kangen. Endro tampak membawa berbagai koleksi. Mulai dari kaset, piringan hitam, majalah kuno, hingga printilan lainnya. Koleksi paling tua yang dia bawa berupa alas gelas. Menurutnya, barang itu sudah ada sejak zaman Belanda, tepatnya tahun 1940-an. Lalu, ada juga kaset pita keluaran tahun 1960-an.

"Saat itu sedang hits lagu-lagu keroncong, hits juga lagu dari penyanyi Gesang," kata Endro saat ditemui di TBY, Kamis (11/7/2024).

Diantara tumpukan kaset pita, ada juga piringan hitam. Di dalamnya berisi lagu-lagu favorit Endro. Mulai dari lagu bergenre klasik, jazz, hingga blues. Endro mengaku sempat jadi kolektor sejak tahun 1990-an. Dia mengumpulkan satu demi satu piringan hitam yang kini jadi koleksinya. Namun, seiring berjalannya waktu piringan hitam itu jumlahnya sudah terlalu banyak, sehingga dia bawa ke Pasar Kangen untuk dijual lagi.

"Kalau dulu memang kolektor, tapi sekarang dengan banyaknya kebutuhan jadi kolekdol alias koleksi lalu didol [dijual]," ujar Endro diiringi gelak tawa.

Barang-barang kuno milik Endro itu dijual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp5 ribu hingga paling mahal ratusan ribu rupiah. Endro ingat betul belum lama ini istri Kapolda DIY menyempatkan diri mampir ke lapaknya. Saat itu, satu piringan hitam berisi lagu The Beatles berhasil terjual.

"Intinya makin penting barangnya, dan makin kuno barangnya, harganya juga semakin mahal," kata bapak berbaju biru itu.

Jual beli barang-barang antik tak jauh-jauh dari lingkup sesama kolektor. Namun, Endro mengatakan ada juga anak muda yang menggemari barang antik. Sebab, menurutnya tren itu berputar. Ada kalanya, barang antik, tren fashion, hingga potongan rambut berulang, dan tren-tren lainnya kembali hits pada masa kini. Begitu juga dengan barang antik.

Orderan paling jauh dia dapatkan dari Jerman. Itu adalah orderan milik rekannya. Endro bahkan mendapat pesan dari teman asal Jermannya itu untuk tak menjual piringan hitam The Beatles dengan harga murah.

"Karena kalau di Jerman harganya sangat mahal. Saya diingatkan untuk jangan menjualnya dengan harga murah," ucap warga Banguntapan ini.

Nostalgia

Endro mengaku setiap tahun ikut serta pada kegiatan Pasar Kangen ini. Menurutnya, Pasar Kangen bisa menjadi wadah nostalgia bagi masyarakat luas. Di sini, mereka bisa turut mencari barang yang bisa memunculkan memori masa kecil. Mahasiswa luar Jogja juga banyak yang kembali datang sekedar untuk nostalgia. Endro bisa dibilang beruntung. Sebab, dia menjadi satu dari 500-an kolektor lainnya yang juga ingin menjajakan koleksinya di Pasar Kangen.

BACA JUGA : Dibuka Kapolri, Pasar Kangen Wiwitan Pasa Diserbu Ribuan Pengunjung

"Saya sangat mendukung, kagum dengan acara ini karena nguri-uri budaya. Sesuai namanya, Pasar Kangen membuat animo ngangeni. Mahasiswa dari Sumatera, Sulawesi yang dulu kuliah di Jogja sengaja datang ke sini. Dan Pasar Kangen memang tidak ada di tempat lain," jelas pria berkumis itu.

Total ada 287 stan yang memeriahkan Pasar Kangen 2024, terdiri dari kuliner hingga berbagai barang-barang vintage. Selain jajan kuliner dan barang antik, pengunjung juga akan dimanjakan dengan berbagai pertunjukkan. Seperti yang dilaksanakan hari ini ada penampilan dari Brikada Sekar Aji Pamungkas, Symphoni Keroncong Moeda, dan penampilan dalang anak Adymas Alby Ersani.

Salah satu pengunjung, Wijaya mengaku sempat membeli es limun dan melihat berbagai barang antik di Pasar Kangen. Dia menyebut ini bukan kali pertama baginya mengunjungi Pasar Kangen. Sejak kuliah, dia sering berburu kuliner jadul di Pasar Kangen. Ini menjadi wadah hiburan yang murah dan menarik bagi Wijaya. Dia berharap, Pasar Kangen bisa terus menerus digelar ke depannya.

"Hampir tiap tahun selalu ke sini karena memang setahu saya di tempat lain tidak ada. Harapannya semoga selalu digelar lagi di tahun-tahun ke depan. Dan bisa jadi alternatif wisata juga untuk masyarakat," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap

News
| Jum'at, 22 November 2024, 09:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement