Advertisement
Abrasi Ancam Keberadaan Sabuk Hijau Pantai Selatan Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Keberadaan sabuk hijau atau greenbelt di kawasan penyangga lingkungan pesisir selatan Kulonprogo terancam abrasi pantai. Padahal fungsi sabuk hijau ini salah satunya untuk mitigasi ancaman tsunami di kawasan tersebut.
Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Tristijanti mengatakan upaya menjaga sabuk hijau agar terus lestari itu dilakukan dengan cara memperketat izin penggunaan lahan hingga penataan kawasan yang tujuannya untuk konservasi.
Advertisement
BACA JUGA: 6 Kalurahan di Pesisir Selatan Kulonprogo Dipasang EWS Tsunami
Keberadaan kawasan sabuk hijau ini memanjang dari sisi timur pesisir Pantai Trisik hingga Pantai Glagah. Meski terus dijaga, katanya, ancaman kerusakan sabuk hijau kawasan pesisir selatan Bumi Binangun sudah mulai terlihat. "Yang paling terlihat selama beberapa tahun terakhir adalah abrasi akibat ombak Samudra Hindia," ungkapnya, Kamis (18/7/2024).
Selain abrasi yang sudah terjadi di Pantai Trisik, jelas Tristijanti, ancaman kerusakan lainnya adalah pemanfaatan tanpa izin lahan di kawasan tersebut. "Kalau pemanfaatan lahan yang tidak semestinya ini bisa berdampak jangka panjang terkait kelestarian sabuk hijau ini," terangnya.
Dampak jangka panjang dari bangunan liar yang sudah mulai ada seperti di sekitar Bandara YIA, lanjut Tristijanti, itu adalah rusaknya wilayah resapan air. "Bisa juga malah menghancurkan bangunan liar yang memanfaatkan lahan sabuk hijau itu sendiri," paparnya.
Sabuk hijau yang terus dijaga DLH Kulonprogo ini dilindungi oleh Perda No.10/2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tujuan pelestarian sabuk hijau yang ada dalam aturan tersebut untuk memitigasi tsunami yang berpotensi terjadi.
BACA JUGA: Peta Evakuasi Tsunami Dipasang di Enam Lokasi Sepanjang Pantai Selatan Bantul
Tristijanti menerangkan mitigasi tsunami dengan sabuk hijau dilakukan agar saat bencana itu yang terdampak minim. "Kalau terlindungi sabuk hijaunya, dampak tsunami dapat ditekan agar tidak parah. Seperti dengan tanaman yang ada di sabuk hijau dapat menurunkan kecepatan gelombang tsunami," jelasnya.
Selian memperlambat laju gelombang tsunami, kawasan sabuk hijau juga dapat meminimalisir air yang meluap ke daratan yang lebih jauh. "Dengan sabuk hijau juga dapat mencegah agar air tsumanim tidak masuk ke kawasan perkotaan," tuturnya.
Peran penting sabuk hijau dalam mitigasi tsunami ini, menurut Tristijanti, perlu dimiliki masyarakat di pesisir selatan Kulonprogo. "Karena secara luasannya panjang sekali dari ujung timur sampai barat maka perlu peran masyarakat juga untuk menjaganya, semata-mata untuk kepentingan bersama mengantisipasi tsunami," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement