Masih Aman, BPBD Pastikan Belum Ada Droping Air di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—BPBD Sleman memastikan status siaga darurat kekeringan yang ditetapkan Pemerintah DIY belum memberikan pengaruh berarti di Bumi Sembada. Pasalnya, hingga sekarang belum ada warga yang meminta bantuan air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan mengatakan, sudah mendengar penetapan siaga darurat kekeringan selama satu bulan di DIY. Namun demikian, ia memastikan kondisi di Sleman masih aman terkendali karena musim kemarau belum berdampak signifikan.
Advertisement
“Kondisinya masih normal dan penetapan status siaga darurat kekeringan di DIY belum berdampak ke Sleman,” kata Makwan saat dihubungi, Selasa (6/8/2024).
BACA JUGA: Penetapan Status Siaga Darurat Kekeringan Jadi Dasar BPBD DIY untuk Dropping Air
Meski demikian, ia mengakui tetap mempersiapkan langkah antisipasi adanya warga yang terdampak kekeringan. Dia menjelaskan untuk bantuan yang disedikan sebanyak 163 tangki dengan kapasitas 5.000 liter. Hal ini berarti ada sekitar 815.000 liter air bersih yang siap disalurkan.
Berdasarkan pengalaman di 2023, sambung Makwan, warga yang mengalami krisis air berada di wilayah aliran Selokan Mataram dan Van Der Wijck yang sempat dimatikan karena perbaikan. Wilayah ini meliputi warga di Kapanewon Minggir dan Moyudan.
Diharapkan adanya stok bantuan ini bisa dimanfaatkan pada saat ada permintaan air bersih di Masyarakat. “Hingga sekarang belum ada yang mengajukan bantuan, tapi kami tetap stand by sewaktu-waktu dibutuhkan segera menyalurkannya,” ungkap Makwan.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro. Menurut dia, krisis air yang terjadi sangat erat kaitannya dengan keberadaan Saluran Van Der Wijck dan Mataram. Pada saat ada kebijakan selokan dimatikan, maka akan berdampak terhadap warga sekitar selokan.
Berdasarkan informasi yang diterima aka nada kebijakan mematikan Selokan Van Der Wijck selama satu bulan. Adapun untuk Selokan Mataram hingga sekarang belum ada informasi apakah akan dimatikan atau tidak.
“Mudah-mudahan tidak ada krisis air lagi seperti di tahun lalu,” katanya.
Untuk mengurangi risiko kekurangan air bersih saat kemarau, Bambang mengakui sudah ada edukasi ke Masyarakat. Salah satunya agar menggunakan air secara hemat dan secukupnya. “Intinya jangan boros karena saat kemarau stoknya tidak sebanyak saat penghujan. Jadi, dipergunakan dengan secukupnya,” kata dia. (David Kurniawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
Advertisement
Advertisement