Advertisement
Gerakan Organikkan Jogja, 13 RW di Kelurahan Ngupasan Pasang Puluhan Biopori
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Pemkot Jogja tengah menggencarkan gerakan Organikkan Jogja sebagai upaya penanganan sampah skala rumah tangga. Lewat gerakan ini, masyarakat diajak untuk mengolah sampah organik dengan berbagai cara. Mulai dari biopori, ember tumpuk, losida, dan berbagai cara lainnya.
Pemkot Jogja juga menempuh upaya sosialisasi hingga ke wilayah, termasuk ke Kelurahan Ngupasan, Kemantren Gondomanan. Selain itu, jajaran wilayah juga diminta untuk melakukan monitoring dan evaluasi terkait pemasangan biopori yang selama ini sudah ada.
Advertisement
Lurah Ngupasan Sutana menjelaskan pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi program pemasangan biopori di semua RW. Ini penting sebagai wujud pertanggungjawaban dan agar progres mengenai gerakan Organikkan Jogja bisa lebih terpantau.
Hasil monitoring nantinya akan menjadi bahan kajian bagi Pemkot Jogja untuk mengambil langkah kebijakan. Sutana menuturkan sejauh ini pemasangan biopori telah dilaksanakan di 13 RW di Kelurahan Ngupasan.
"Masing-masing RW mendapatkan 54 paket bantuan alat biopori. Dengan rincian di setiap RW dipasang di 27 lokasi rumah tangga," ujarnya.
BACA JUGA: Ratusan Anggota Bank Sampah Diedukasi soal Gerakan Organikkan Jogja
Sutana menyebut ada sejumlah kendala yang dihadapi. Diantaranya tidak semua wilayah di Kelurahan ngupasan tersedia lahan tanah yang memadai untuk pemasangan biopori. Untuk itu, pemasangan secara komunal di satu titik menjadi solusinya.
Ke depan, monitoring dan evaluasi akan terus dilanjutkan di semua RW di Kelurahan Ngupasan. Sebagai bahan acuan monitoring di lapangan, setiap pengurus bank sampah di setiap RW diminta untuk mengisi laporan pemantauan pemasangan biopori.
"Di situ akan teridentifikasi status pemasangan antara apakah TD (terpasang dimanfaatkan), TTD (terpasang tidak dimanfaatkan) atau TT (tidak terpasang)," ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Jogja Aman Yuriadijaya menuturkan sampah organik menjadi jenis sampah uang paling sulit diolah. Sebab, punya kandungan air yang tinggi dan kalori yang rendah. Sampah organik bahkan mencapai 60 persen dari total produksi sampah harian Kota Jogja atau setara dengan 120 ton. Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk turut serta mengolah sampahnya masing-masing.
"Gerakkan Organikkan Jogja adalah kunci. Di depo ada hari residu organik, yang boleh dibuang residu di luar organik basah seperti daun, rumput yang relatif lebih kering dan punya kalori," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Baleg Setuju Revisi UU Minerba jadi Inisiatif DPR, Atur Kampus-UKM Kelola Tambang
- Lengkap! Ini Peran 9 Tersangka di Kasus Impor Gula Tom Lembong
- Pasar Respons Positif Trump Tunda Pengenaan Tarif untuk China
- SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
- SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
- Pilkada untuk Siapa?
- Sinyal dari Pidato Prabowo
Berita Pilihan
Advertisement
Sering Pulang Pergi Kamboja-Jakarta, Ternyata Melatih Calon Operator Judi Online di Indonesia
Advertisement
Bali Masuk Urutan Dua Wisata Terbaik di Dunia Menurut TripAdvisor
Advertisement
Berita Populer
- Ini Jadwal Terbaru SIM Keliling Sleman di Bulan Januari 2025
- Pemadaman Listik Bergilir: Hari Ini Senin 20 Januari 2025 Wilayah Sedayu, Godean hingga Depok
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Xpress Senin 20 Januari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
- Belasan Juta Lansia Indonesia Tetap Bekerja di Usia Senja
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Senin 20 Januari 2025
Advertisement
Advertisement