Advertisement

Warga Tutup Akses Proyek Tol Jogja-Bawen, Kesal Makam Terdampak Tak Kunjung Direlokasi

Catur Dwi Janati
Selasa, 20 Agustus 2024 - 16:27 WIB
Sunartono
Warga Tutup Akses Proyek Tol Jogja-Bawen, Kesal Makam Terdampak Tak Kunjung Direlokasi Sejumlah warga menutup akses ke proyek Tol Jogja-Bawen yang berada di dekat Makam Si Jambu Bantulan, Margokaton, Seyegan. Material timbunan nampak terlihat berada di samping makam warga pada Selasa (20/8/2024). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN —Warga Bantulan, Margokaton, Seyegan menutup akses proyek tal Jogja-Bawen sebagai bentuk protes terkait belum direlokasi Makam Si Jambu yang berada di dusun tersebut. Di sisi lain pelaksana proyek sudah menaruh
material timbunan tepat di sebelah pagar makam dikhawatirkan sewaktu-waktu longsor dan menimpa makam warga.

"Intinya pemindahan kuburan para leluhur segera dipindahkan, karena membikin resah warga kita. Khususnya bagi yang punya leluhur-leluhur [di sini]," kata salah satu warga, Tukimin pada Selasa (20/8/2024) di Malam Si Jambu.

Advertisement

Keresahan Tukimin bukan tanpa dasar. Material timbunan tol Jogja-Bawen yang berada tepat di samping makam membuatnya risau bila sewaktu-waktu longsor ke area makam warga. Padahal di sana, orang tua, adik mapun saudara Tukimin dimakamkan. 

BACA JUGA : Pembebasan Lahan Tol Jogja-Bawen Capai di Atas 90 Persen, Seratusan Bidang Diajukan ke LMAN

"Resahnya karena itu sudah ada timbunan, kalau nanti sudah hujan longsor makah ini [makam] tertimbun, sehingga nanti lebih resah lagi dan akan menjadi biaya lebih banyak," lanjut Tukimin. 

Menurut Tukimin setidaknya ada 374 kuburan di dalam area Makam Si Jambu terdampak tol Jogja-Bawen. Sampai saat ini Makam Si Jambu masih digunakan untuk memakamkan warga yang berpulang. Kini dari areal makam seluas 1200 meter persegi, seluruhnya disebut bakal terdampak proyek tol Jogja-Bawen.

Warga lainnya, Satriyo berharap proses relokasi cepat dilakukan. Warga bukan tak mendukung proyek tol Jogja-Bawen, namun proyek tol Jogja-Bawen diharapkan merelokasi makam terdampak terlebih dahulu sebelum beraktivitas di sekitar makam.

"Dari awal tidak ada dialog tiba-tiba ada penimbunan, tidak ada sosialisasi di masyarakat dulu," katanya. 

Menurut pengamatan warga material timbunan di sisi makam mulai ada sejak satu bulan yang lalu. Masyarakat sempat mendatangi Kalurahan untuk meminta kejelasan dan dipertemukan dengan pihak tol. Namun warga merasa belum mendapatkan kepastian yang jelas akan proses relokasi makam. Proses relokasi makam disebut masih dalam proses. 

Puncaknya pada tanggal 9 Agustus 2024 warga menutup akses ke proyek tol di dekat makam dengan bambu. Beberapa poster juga nampak digantungkan pada bambu blokade. Penutupan ini hanya dilakukan di dekat areal makam saja yang jadi kegelisahan sejumlah warga. Area proyek lain masih tetap bisa diakses oleh pihak tol. 

Ditemui di Kantor Kalurahan, Jogoboyo Margokaton, Didik Harjunadi menjelaskan penyiapan lahan relokasi makam masih terus berproses. Adapun calon lahan relokasi adalah sultan ground yang kini digunakan sebagai kandang ternak kelompok. "Lokasinya tanah desa yang sekarang digunakan untuk kandang kelompok," ungkapnya. 

Pada 14 Agustus lalu Kalurahan disebut Didik telah bersurat ke PT. Jasamarga Jogja-Bawen (JJB) untuk relokasi kandang. Kini Didik sedang menanti pencairan anggaran untuk pemindahan kandang. "Kami sudah mengajukan proposal, kita sudah buka rekening untuk pemindahan kandang," 

BACA JUGA : Terdampak Tol Jogja-Bawen, Relokasi dan Peninggian Makam Druju Mulai Dilakukan

Bila pemindahan kandang di lolasi lahan relokasi tuntas dilakukan, baru lah proses relokasi makam bisa dilaksanakan. "Kalau pencairan kandang itu sudah, terus kemudian lahannya disiapkan baru bisa untuk pemindahan makam," tandasnya. 

Hingga kini Didik pun tak mengetahui kapan proses pencairan akan diberikan. Kalurahan lanjut Didik hanya bisa menunggu proses pemindahan kandang sebagai persiapan lahan relokasi makam. "Kita hanya bisa meminta, meminta untuk secepatnya dicairkan," ujarnya. 

Tanah Pengganti

"Masyarakat dan Kalurahan posisinya kan sama, jadi masyarakat yang terkena langsung, Kalurahan yang memfasilitasi masyarakat. Kalurahan juga khawatir kalau itu longsor dan lain sebagainya," imbuhnya. 

Jumlah makam yang diajukan relokasi sebanyak 374 makam, hanya saja baru 273 yang tertulis dari pihak peninjau. Akan tetapi pihak tol kata Didik berjanji untuk makam yang belum terdata bisa diajukan. 

"Pihak tol juga sudah berjanji untuk kekurangannya kita bisa mengajukan lagi, tetap diperhitungkan karena itu fakta dari jasad yang ada," ujarnya. 

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadan tanah Jalan Tol Jogja-Bawen, Dian Ardiansyah menjelaskan saat ini pihak PT. JJB tengah mempersiapkan lahan relokasi makam. Karena masih ada kandang di atas calon lahan relokasi, kandang harus dipindahkan sebelum relokasi Makam Si Jambu digulirkan.

BACA JUGA : Biaya Pembangunan Tol Jogja Solo dan Tol Jogja Bawen Membengkak, Adhi Karya Ajukan PMN Rp2 Triliun dari APBN 2025

"Kalo dari info yang saya dapat, pihak JJB sedang mempersiapkan tanah penggantinya karena di atas tanah pengganti makam yang juga tanah sultan ground masih ada kandang sapi. Saat ini sedang proses pemindahan kandang sapi tersebut. Setelah itu baru dilaksanakan pemindahan makamnya," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Didukung Koalisi Besar, RK-Suswono targetkan Menang Satu Putaran di Pilgub Jakarta

News
| Senin, 16 September 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement