Jembatan Pandansimo dan JJLS Segera Tersambung, Pemkab Bantul Kebut Kajian Jalan Masuk ke Pansela
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul tengah mengebut penyelesaian kajian terhadap jalan masuk menuju kawasan Pantai Selatan (Pansela) yang ditargetkan selesai tahun ini. Kajian ini penting seiring keinginan dari Pemkab Bantul menangkap peluang ekonomi dan wisatawan saat jalur jalan lintas selatan (JJLS) dengan Jembatan Pandansimo terhubung pada 2025.
Kepala Bappeda Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, Pemkab Bantul telah memikirkan menangkap peluang ekonomi dan wisatawan yang melalui Jembatan Pandansimo. Sehingga mereka yang melalui jembatan tersebut bisa berhenti dan mengakses pariwisata serta menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.
Advertisement
"Artinya di kawasan Pansela ini kan harus diciptakan tempat-tempat baru atau ruang baru agar wisatawan maupun mereka yang melintas bisa berhenti dan menikmati kondisi yang ada disana," kata Ari, kepada Harian Jogja, Rabu (21/8/2024).
BACA JUGA: Jembatan Tulung Diperbaiki, Jalan Alternatif Sleman-Prambanan Klaten Ditutup Sementara
Dan, sejauh ini, lanjut mantan Kepala DLH Kabupaten Bantul tersebut, pihaknya telah bertemu dengan berbagai usaha di kawasan tersebut, termasuk pihak keraton karena tanah di sepanjang JJLS dan Pansela merupakan tanah Sultan Ground (SG), agar kegiatan Pansela yang selama ini masih terfokus di kawasan timur, bisa dibelah konsentrasinya ke kawasan barat.
"Dan, kita sudah ada rencana ke depan, dan memang masih harus didetailkan nantinya. Kira-kira nanti rest area akan ditempatkan di mana? kegiatan yang bisa dilakukan untuk mendukung perekonomian masyarakatnya, termasuk juga terkait dengan konservasi alamnya," lanjut Ari.
Selain itu, Ari mengaku Pemkab Bantu telah mengajukan agar dibangun rest area di sekitar Pantai Pandansimo, dan Pantai Samas untuk menghidupkan kawasan Pansela sebelah barat. Tak sampai disitu, Bappeda juga tengah mengejar penyelesaian kajian akses jalan menuju Pansela. Hal ini menyusul akan tersambungnya JJLS wilayah Bantul dengan kabupaten Kulonprogo di sisi barat dan sisi timur Kabupaten Gunungkidul atau di sepanjang pantai selatan DIY pada akhir tahun 2024.
"Karena dengan terhubungnya JJLS akan berdampak kepada akses masuk ke pantai. Nah, kita kan juga harus memikirkan ke depan bagaimana pengelolaan retribusi masuk ke pantai," jelas Ari.
Setelah ada kajian tersebut, nantinya pembangunan tempat pemungutan retribusi (TPR) ke Pansela akan disesuaikan. Rencananya, tahun 2025, Ari mengakui Pemkab Bantul akan mulai menerapkan TPR semi permanen di kawasan Pansela, tepatnya di selatan JJLS.
"Nantinya titik TPR semi permanen ini akan ditempatkan tidak hanya untuk akses menuju Pantai Parangtritis, akan tetapi juga untuk pantai di bagian barat. Dan, memang di 2025 sudah dianggarkan," papar Ari.
Ari menambahkan, saat ini Bappeda juga telah berkomunikasi dengan Pengelola Jalan Nasional (PJN), terkait opsi agar Pemkab masih bisa melakukan penarikan retribusi masuk ke pantai dengan menempatkan TPR di sekitar JJLS. Sebab, status dari JJLS adalah jalan nasional.
"Dan, teman-teman dari Dinas Pariwisata Bantul kemarin telah bertemu dengan Balai P3JN di Semarang. Tapi kan kami harus memikirkan jika semua sudah terhubung [JJLS dan Jembatan Pandansimo], dan itu sudah kami pikirkan," ucap Ari.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Saryadi mengakui jika pada APBD 2025, jawatannya telah mengajukan anggaran senilai Rp900 juta untuk pembangunan 8 TPR semi permanen yang ada di selatan JJLS. TPR semi permanen tersebut itu juga sebagai tindak lanjut atas tersambungnya JJLS dan Jembatan Pandansimo. "Sehingga diharapkan nantinya keberadaan dari TPR tersebut bisa dioptimalkan untuk mendapatkan pendapatan dari sektor pariwisata," harap Saryadi.
Bina UMKM dan Koperasi
Terpisah, Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Bantul yang juga Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bantul Fenty Yusdayati menyatakan jika telah memiliki rencana aksi untuk mengembangkan kawasan perekonomian untuk menangkap peluang ekonomi dan wisata saat Jembatan Pandansimo dan JJLS tersambung.
"Kami juga akan memperkuat pembinaan terhada UMKM dan koperasi. Kami dorong mereka [UMKM dan koperasi di kawasan kapanewon Srandakan adn Sanden] untuk terus menghasilkan produk berkualitas, berdaya saing tinggi, dan naik kelas," kata Fenty.
Saat ini, kata Fenty, pihaknya juga bersinergi dengan Bappeda dan Pemda DIY terkait master plan untuk mengembangkan lokasi di dekat Jembatan Pandansimo. Termasuk nantinya mengisi kawasan rest area di sekitar Jembatan Pandansimo dengan mengoptimalkan stand UMKM dari warga sekitar. "Tentunya semua harus dikoordinasi dengan Pemda DIY," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
Advertisement
Advertisement