Advertisement

Merti Golong-Gilig sebagai Wujud Rasa Syukur

Alfi Annisa Karin
Sabtu, 24 Agustus 2024 - 12:57 WIB
Sunartono
Merti Golong-Gilig sebagai Wujud Rasa Syukur Gelaran Merti Golong Gilig di Kampung Dipowinatan, Minggu (18/8 - 2024) / Dokumentasi Pemkot Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, MERGANGSAN—Kampung Dipowinatan menggelar kegiatan budaya Merti Golong Gilig, Minggu (18/8/2024) sore. Golong gilig adalah padunya kehendak dan niat dalam karya, cipta dan karsa untuk menuju satu tujuan yang sama.

Merti Golong Gilig Kampung Dipowinatan diawali dengan kirab pasukan Bregodo dan gunungan berisi camilan. Setelah golong gilig dilakukan prosesi berikutnya adalah mengikat sapu lidi dan penancapan bendera. Lalu dilakukan doa bersama. Gunungan yang berisi lemper dan bakpao juga dirayah oleh masyarakat.

Advertisement

Ketua Panitia Merti Golong Gilig Dipowinatan Mahadeva Wahyu Sugianto menyampaikan Merti Golong Gilig menjadi fragmen bergabungnya dua kampung, yaitu Kintelan dan Numbal Anyer menjadi satu Kampung Dipowinatan.

Nama Dipowinatan dipilih karena di tempat itu ada Ndalem Dipowinoto yang merupakan Pangeran dari Kraton Ngayogyakarta. Setelah dua kampung itu bergabung tercipta kehidupan masyarakat yang tenteram, rukun, makmur, dan sejahtera.

“Warga berbagi dengan pesta rakyat dan berbagai makanan untuk wujud syukur masyarakat bareng-bareng. Harapannya, kami terus mendapatkan dukungan dari pemerintah. Sehingga guyub rukun warga kami terjaga dan kesejahteraan warga kami terkatrol menjadi lebih baik,” ujarnya.

Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto turut mengapresiasi lestarinya upacara tradisional Merti Golong Gilig di Kampung Dipowinatan. Menurutnya, kegiatan itu menjadi simbol pemersatu masyarakat Kampung Dipowinatan sekaligus pesta rakyat sebagai wujud syukur.

"Merti Golong Gilig bagian dari melestarikan budaya yang selama ini rutin diadakan masyarakat Kampung Dipowinatan," katanya.

Merti Golong Gilig Kampung Dipowinatan terhitung sudah rutin diadakan selama 15 tahun. Sugeng menegaskan pelestarian budaya wajib dilakukan. Ini untuk memberikan pemahaman kepada generasi penerus. Di samping itu perlu menggali sejarah Kampung Dipowinatan untuk aset pariwisata yang berlandaskan budaya yang juga bisa menjadi potensi pariwisata di Kota Jogja.

“Tujuan dari semua itu untuk masyarakat, kesejahteraan dan peningkatan ekonomi. Lestari budayanya, maju pariwisatanya,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Banjir Rendam 2 Sekolah di Kulonprogo

Banjir Rendam 2 Sekolah di Kulonprogo

Jogjapolitan | 4 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditetapkan Tersangka oleh KPK, Hasto Kristiyanto: Kami Tidak Menyerah dengan Intimidasi Formal

News
| Kamis, 26 Desember 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Kebanjiran Pengunjung di Libur Natal, Wahana Baru Jadi Daya Tarik

Wisata
| Selasa, 24 Desember 2024, 16:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement