Advertisement

Ragam Penampilan Musik Tutup Gebyar Keistimewaan DIY 2024

Media Digital
Sabtu, 31 Agustus 2024 - 22:07 WIB
Maya Herawati
Ragam Penampilan Musik Tutup Gebyar Keistimewaan DIY 2024 Penutupan rangkaian peringatan 12 tahun disahkannya Undang-undang Keistimewaan (UUK) yang bertajuk Gebyar Keistimewaan, di Lapangan Minggiran, Suryodningratan, Mantrijeron, Jogja, Sabtu (31/8/2024) malam. Harian Jogja - Yosef Leon

Advertisement

JOGJA—Sejumlah penampilan musik yang menghibur masyarakat menutup rangkaian peringatan 12 tahun disahkannya Undang-undang Keistimewaan (UUK) yang bertajuk Gebyar Keistimewaan, di Lapangan Minggiran, Suryodningratan, Mantrijeron, Jogja, Sabtu (31/8/2024) malam.

Ratusan masyarakat menyemut menghadiri acara yang diselenggarakan selama dua hari itu Jumat dan Sabtu (31/8/2024). Sejak pagi diisi dengan workshop dan pameran desa prima. Siangnya dimeriahkan dengan pentas musik berbagai band dan acara puncak pada malam hari dihibur dengan penampilan Fanny Soegi.

Advertisement

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan Paniradya Kaistimewan DIY Tri Agus Nugroho menyampaikan, peringatan 12 UUK DIY menjadi momentum untuk introspeksi diri menyangkut apa saja yang sudah dijalani bersama untuk kesejahteraan masyarakat dalam mencapai lima tujuan Keistimewaan.

"12 Tahun UUK DIY telah cukup memberikan pondasi yang kuat untuk menuju tercapainya tujuan keistimewaan ke level yang lebih tinggi, yaitu mewujudkan kemuliaan dan kejayaan Keistimewaan DIY, sebagaimana dicita-citakan oleh para leluhur bumi Mataram," jelasnya.

Menurutnya dalam rangka merayakan momen penting ini, total sebanyak 487 kegiatan selama 30 hari penyelenggaraan yang tersebar di Kabupaten/Kota akan dilaksanakan dengan penuh semangat dan antusiasme oleh masyarakat, pemerintah, dan berbagai elemen sosial. Perayaan ini bukan hanya sebuah acara seremonial semata, melainkan sebuah perwujudan dari rasa bangga dan cinta terhadap budaya serta identitas lokal.

"Beragam kegiatan yang diadakan mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi DIY yang sudah turun-temurun," ujarnya.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam pidato yang dibacakan Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menyebut, sebagai wilayah dengan status istimewa, DIY memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keistimewaan ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

BACA JUGA: Bertarung di Pilkada 2024, Ini Kekayaan Abdul Halim Muslih dan Joko Budi Purnomo

"Lima tujuan utama yakni tata kelola pemerintahan yang baik, pelestarian budaya, pemanfaatan tanah Kasultanan dan Kadipaten, pengembangan pendidikan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan pilar-pilar yang menjadi fokus dalam menjalankan amanah ini," katanya.

Selama 12 tahun, banyak pencapaian yang telah diraih. Misalnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY terus meningkat dan pada 2023 mencapai angka 81,8, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan kerja keras dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing.

Di bidang pelestarian budaya, DIY menunjukkan komitmen kuat melalui berbagai program seperti Festival Budaya Jogja dan revitalisasi situs-situs bersejarah. Program pendidikan berbasis budaya lokal juga terus dikembangkan sebagai pilar penting pelestarian budaya. Bahkan, Sertifikat Warisan Dunia dari UNESCO, Sumbu Filosofi Jogja (The Cosmological Axis of Yogyakarta and It’s Historic Landmarks) dapat diraih.

"Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang inklusif dan partisipatif perlu terus diupayakan, merangkul semua elemen masyarakat untuk aktif terlibat dalam pembangunan daerah," ungkapnya.

Reformasi Kalurahan, menjadi awal aktualisasi misi dan strategi pembangunan di DIY. Reformasi Kalurahan menjadi aktivator sosial, dalam meningkatkan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan masyarakat, pembangunan yang inklusif, dan pengembangan kebudayaan.

"Pemanfaatan tanah Kasultanan dan Kadipaten juga harus diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap menjaga keadilan sosial dan kelestarian lingkungan. Tanah ini bukan sekadar sumber daya ekonomi, tetapi bagian dari identitas kita sebagai warga Jogja," imbuhnya.

Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, aspek pemerataan harus diperhatikan. Setiap warga DIY, dari kota hingga pelosok desa, harus merasakan manfaat keistimewaan ini agar tidak ada yang tertinggal dalam arus kemajuan.

"Ke depan, saya berharap agar kita semua terus menjaga semangat gotong royong, kebersamaan dan inovasi dalam setiap langkah yang kita ambil. Dengan demikian, keistimewaan DIY akan terus terjaga, berkembang, dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Jogja dan generasi yang akan datang," katanya. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Didukung Koalisi Besar, RK-Suswono targetkan Menang Satu Putaran di Pilgub Jakarta

News
| Senin, 16 September 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement