Napi Lapas Jogja Produksi Bakpia, Omzet Capai Rp30 Juta Per Bulan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Program pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIA Jogja menuai hasil yang gemilang. Bakpia Mbah Wiro 378, hasil produksi para warga binaan semakin populer dan laris di pasaran. Bahkan, omzet bulanannya kini mencapai angka rata-rata Rp30 juta.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras para warga binaan yang telah dilatih untuk memproduksi bakpia dengan kualitas tinggi. Saat ini, terdapat sekitar tujuh orang warga binaan yang aktif terlibat dalam produksi bakpia ini. Mereka bertanggung jawab mulai dari proses pembuatan adonan hingga pengemasan.
Advertisement
BACA JUGA : 122 Napi Lapas Cebongan Mendapat Remisi Kemerdekaan, 6 Orang Dinyatakan Bebas
Salah satu kunci keberhasilan pemasaran bakpia Mbah Wiro 378 adalah kerja sama dengan Hotel Tentrem Jogja. Setiap harinya, hotel bintang lima ini memesan sekitar 30-40 box bakpia atau setara dengan 300-1.000 buah. Dengan harga jual per boks sebesar Rp30.000, maka dalam sebulan, Lapas Jogja dapat menghasilkan omzet lebih dari 1.000 box.
Kepala Lapas Kelas IIA Jogja Soleh Joko Sutopo mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. "Program kemandirian pembuatan bakpia ini telah terbukti sangat sukses. Tidak hanya memberikan penghasilan tambahan bagi warga binaan, tetapi juga meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri mereka," ujar Soleh, Selasa (10/9/2024).
Soleh menjelaskan keuntungan yang diperoleh dari penjualan bakpia akan digunakan untuk beberapa hal. "Sebagian keuntungan akan diberikan kepada warga binaan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka. Sebagian lagi akan disetorkan ke negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sisanya akan digunakan untuk perawatan dan pengembangan alat produksi," ujarnya.
Kepala Kanwil Kemenkumham DIY Agung Rektono Seto memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan program ini. "Program pembinaan kemandirian bakpia di Lapas Jogja ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi warga binaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas," ujar Agung.
BACA JUGA : Napi Kasus Pencabulan di Kulonprogo Meninggal Dunia
Agung berharap program ini dapat terus berlanjut dan berkembang. Jangan sampai suatu saat ada pergantian kepemimpinan lalu program ini berhenti. Hal ini sangat penting karena proses pemasarannya sudah sampai ke hotel bintang lima.
"Saya berharap program ini dapat menjadi contoh bagi lapas-lapas lain di Indonesia. Selain itu, saya juga berharap warga binaan yang telah memiliki keterampilan ini dapat memanfaatkannya dengan baik setelah bebas nanti," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
- Tabrak Pengendara setelah Terabas Lampu Merah, Pemotor Alami Luka Berat
- Pemkab Siapkan Rp52,7 Miliar untuk Makan Bergizi Gratis, Defisit APBD Bantul Kian Dalam
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
Advertisement
Advertisement