Advertisement
Sebelas Ribu Orang di Gunungkidul Kena Diabetes, Gaya Hidup Minum Kopi Susu Jadi Sorotan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul menyoroti gaya minum kopi susu yang menjadi salah satu faktor penyebab warga menderita penyakit diabetes melitus.
Data Dinas Kesehatan menyebutkan ada 11.470 penderita diabetes melitus (DM) sepanjang 2023. Angka penderita menurun jika melihat angka pada 2022 sebanyak 11.500 penderita. Rata-rata usia penderita DM yaitu 55 tahun ke atas.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono mengatakan DM menjadi salah satu dari 10 besar penyakit yang tercatat di tiap puskesmas dan rumah sakit umum daerah. Artinya, DM mudah menjangkiti masyarakat.
“DM itu disebabkan paparan faktor risiko yang makin hari makin bertambah. Kopi susu itu jadi salah satu faktor risiko tapi memang tidak bisa kami [Dinkes] kendailkan [peredarannya],” ujarnya, Rabu (11/9/2024).
Edukasi menjadi salah upaya yang dapat ditempuh yang diberikan melalui Pos Binaan Terpadu dan anak-anak sekolah. Dinkes melalui fasilitas kesehatan yang ada juga rutin menggelar skrining. Semakin cepat kasus ditemukan, pengobatan dapat segera dilakukan.
BACA JUGA: Hujan Mulai Turun, BPBD DIY Belum Cabut Status Siaga Darurat Kekeringan
Direktur RSUD Wonosari Diah Prasetyorini mengatakan generasi muda perlu memperhatikan kadar gula dalam kopi susu selain juga perlu membatasi konsumsi. Bila berlebih, kadar gula yang terkandung bisa memicu kasus diabetes.
“Pola makan dan olahraga kalau tidak dijaga ya dapat memicu naiknya gula darah,” ucapnya. DM juga multifaktor seperti beban pikiran serta keturunan. Faktor-faktor ini perlu diwaspadai. Dengan begitu, gaya hidup perlu diperbaiki.
Guna mencegah DM, RSUD dan Puskesmas memiliki peran masing-masing. RSUD akan berperan lebih kepada pencegahan agar penderita DM tidak mengalami komplikasi sedangkan Puskesmas mencegah DM melalui sosialisasi dan edukasi.
Kepala Puskesmas Ponjong I Kuncoro mengatakan di puskesmasnya ada sekitar 592 warga Ponjong yang menderita DM. Namun, dia meyakini warga yang belum terdeteksi tentu lebih dari itu.
“Dari segi usia, paling banyak memang usia 60 tahun ke atas. Ada yang 30 tahunan tapi ini faktornya karena keturunan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Bencana Kekeringan Melanda Bantul, Sumber Air Mengering, Warga Trimurti Andalkan Bantuan Droping Air Setiap Hari
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
- Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
- Cek! Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul
Advertisement
Advertisement