Advertisement

Promo November

Alasan Pemkab Bantul Tidak Terapkan KLB Terkait Keracunan Massal di Kantor Kalurahan Patalan

Jumali
Kamis, 12 September 2024 - 17:37 WIB
Sunartono
Alasan Pemkab Bantul Tidak Terapkan KLB Terkait Keracunan Massal di Kantor Kalurahan Patalan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat menjenguk korban keracunan di RSUD Panembahan Senopati, Kamis (12/9/2024) sore - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul tidak menerapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kejadian keracunan nasi box saat acara Penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya 2024 yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan, Selasa (10/9/2024) siang. Alasannya, jumlah orang yang mengalami keracunan dan dirawat intensif karena kejadian tersebut tidak terlalu banyak.

"Enggak, enggaklah ini bukan kejadian luar biasa yang menjangkau banyak orang. Hanya 11 orang [yang sempat mendapatkan perawatan dan dirawat intensif di RSUD Panembahan Senopati Bantul]," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat menengok lima orang yang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Kamis (12/9/2024) sore.

Advertisement

BACA JUGA : Soal Keracunan di Kantor Kalurahan Patalan, Pemkab Bantul Belum Tetapkan KLB

Halim sendiri meminta kepada warga masyarakat yang merasa mengalami keracunan usai menyantap nasi box saat acara Penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya 2024 yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan, Selasa (10/9/2024) siang, untuk melapor.

"Atau bisa langsung ke UGD. Kita harapkan langsung ke IGD agar kita bisa mendapatkan informasi lebih lengkap. Sebab, sampai hari ini, kami juga masih menunggu hasil laboratorium terkait penyebab keracunan," imbuh Halim.

Sementara Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo menyatakan jika ada sebanyak 160 orang mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi box pada acara terebut. Saat ini Pemkab Bantul sedang mengusahakan pembiayaan perawatan bagi mereka yang mengalami gejala keracunan melalui BPJS Kesehatan dan Jamkesda.

"Dan yang harus dirawat di rumah sakit sampai saat ini ada 8 orang. Dan pemerintah akan mengupayakan pembiayaan dengan BPJS Kesehatan dan Jamkesda, karena apapun ini harus segera diatasi," kata Joko.

Pada kesempatan yang sama, Joko juga mengapresiasi langkah cepat dari Lurah Patalan, Dinkes Bantul dan sejumlah pihak yang langsung melakukan tracing terhadap mereka yang mengonsumsi nasi kotak pada acara yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan. "Dan tadi saya sudah koordinasi dengan  Kepala Dinas Kesehatan Bantul untuk penanganan masalah ini," imbuh Joko.

Terkait pengusutan atas adanya keracunan massal, Joko menyatakan saat ini pihaknya akan fokus kepada menolong mereka yang mengalami keracunan.

"Kami lebih kepada bagaimana menolong warga kita, Kita sembuhkan. Kalau pengusutan Lurah Patalan dan polisi sudah melakukan penelusuran," lanjut Joko.

Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang RSUD Panembahan Senopati (RSPS)  Bantul, dr. Fauzan mengungkapkan, di RSPS ada sebanyak 5 orang yang dirawat karena keracunan makanan. 3 orang dirawat di IGD RSPS dan 2 dirawat di bangsal.
"Secara umum penanganan di RSPS sudah cukup bagus dan sekarang kondisi mereka sudah membaik. Diagnosanya gangguan pencernaan secara umum, karena secara khusus kita belum tahu penyebab pastinya," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Yanatun Yunadiana menyatakan jika semua perawatan untuk mereka yang mengalami keracunan akan ditanggung Pemkab Bantul. Hal ini sesuai dengan koordinasi dengan sejumlah dinas di Pemkab Bantul. "Jadi semua akan ditanggung Pemkab untuk pembiayaannya," kata Yanatun.

BACA JUGA : Pemkab Bantul Klaim 160 Orang Keracunan Usai Santap Nasi Box di Kantor Kalurahan Patalan

Lebih lanjut Yanatun mengungkapkan, paska adanya warga yang diduga mengalami keracunan setelah menyantap nasi box di acara tersebut, pihaknya langsung bergerak cepat dengan menyebar form ke pihak lima kalurahan dan peserta kegiatan. Dari 300 orang undangan yang hadir, sekitar 120 orang yang telah mengkonfirmasi mengkonsumsi nasi box.
"Dari jumlah 120 tersebut, separuhnya mengaku mengalami gejala keracunan. Mereka langsung mendapatkan perawatan," kata Yanatun.

Mengenai jumlah orang yang harus menjalani rawat inap akibat dugaan keracunan, Yanatun menyatakan jika ada beberapa personel di Dinas Kebudayaan yang saat ini harus menjalani rawat inap, karena diduga menyantap nasi box pada acara tersebut. "Tapi banyak juga yang sudah beraktivitas seperti biasa," kata Yanatun.

Sebelumnya, Ada 18 orang dari Kalurahan Patalan menjalani pemeriksaan kesehatan dan menjalani rawat jalan di Puskesmas Jetis 2, Bantul, hingga Rabu (11/9/2024) sore. Mereka diduga mengalami keracunan setelah menyantap sajian makanan saat acara Penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya 2024 yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan, Selasa (10/9/2024).

“Untuk yang harus sampai menjalani rawat inap tidak ada. Sementara 18 orang yang sudah diperiksa dan diperbolehkan pulang. Enggak tahu kalau rombongan dari kalurahan dan kapanewon lainnya, karena kebetulan acara kemarin yang datang tidak hanya dari Patalan tetapi juga Bawuran, Wirokerten, Trirenggo dan Temuwuh,” kata Panewu Jetis, Anwar Nur Fahrudin, Rabu (11/9/2024) petang.

Meski begitu, pejabat yang datang dan mengonsumsi makanan yang sama saat acara tersebut, mulai dari Lurah, Panewu hingga Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dipastikan aman dari keracunan,. Hal itu diduga lantaran para pejabat tersebut makan di tempat VIP.

“Jadi aman. Yang makan nasi kotak itu yang kena. Tetapi, kami belum tahu itu sumber keracunannya dari lauknya atau apa, karena masih diperiksa sampelnya di laboratorium,” kata Anwar.

Agar tidak terjadi kejadian yang sama, Anwar mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Kalurahan Patalan untuk memberikan edukasi kepada penyedia katering di wilayah tersebut. Agar para penyedia jasa katering terus menjaga kualitas makanan yang disajikan.

“Dipastikan bahan yang dimasak terbebas dari kontaminasi bahan berbahaya yang berdampak ke kesehatan pengkonsumsi. Kami juga berharap penyedia katering bisa mengecek kualitas makanan dan masakan. Semoga tidak berulang lagi ke depan. Karena katering ini biasa dipakai oleh pihak kalurahan,” ucap Anwar.

Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan berdasarkan keterangan dari pihak Puskesmas Jetis 2, selain 18 orang dari kalurahan patalan, ada 2 orang dari Kalurahan Trirenggo dan 6 orang dari Kalurahan Banguntapan yang mengalami keracunan.

“Kasus ini masih kami dalami. Terkait dengan penyebab keracunan, kami masih menunggu hasil uji lab yang dikirimkan oleh Puskesmas Jetis 2 ke Laboratorium BLK,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Jogjapolitan | 8 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Jadi Tersangka Pemerasan dan Gratifikasi

News
| Senin, 25 November 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement