Advertisement

Kepadatan Lalu Lintas Jogja Diprediksi Bakal Seperti Jakarta

Yosef Leon
Jum'at, 13 September 2024 - 14:57 WIB
Maya Herawati
Kepadatan Lalu Lintas Jogja Diprediksi Bakal Seperti Jakarta Suasana kawasan Malioboro, Senin (18/12) - Harianjogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAKondisi lalu lintas Kota Jogja diprediksi akan menyerupai Jakarta pada 2030, lantaran pertumbuhan kendaraan bermotor tidak sesuai dengan pembangunan infrastruktur jalan.

Hal ini diungkapkan Nindyo Cahyo Kresnanto Pengajar Fakultas Teknik Universitas Janabadra. Menurut dia berdasarkan data BPS sejak 2005-2023 pertumbuhan sepeda motor di DIY rata-rata 7,4 persen per tahun dengan jumlah 2023 sebanyak 2,8 juta sementara kendaraan roda empat tumbuh 10,01 persen dengan jumlah 433.000 pada 2023.

Advertisement

"Pada 2023 penduduk DIY ada 3,7 juta yang berarti 75 persen warga sudah punya motor dan 1,44 persen warga punya mobil," katanya dalam sarasehan peringatan Hari Perhubungan Nasional dilihat Jumat (13/9/2024).

Menurut dia, pertumbuhan infrastruktur jalan pun terbilang minim di wilayah setempat hanya 0,2% per tahun.

Bahkan dirinya berseloroh bahwa sejak 2025 yang diketahuinya hanya ada dua ruas jalan yang dibangun di DIY yakni Jalan Ringroad dan Jalan Tawang-Ngalang, sehingga kemacetan terjadi setiap saat.

"Dengan pertumbuhan kendaraan bermotor seperti itu maka di 2030 satu warga DIY akan punya satu sepeda motor. Sama seperti Jakarta yang tumbuh 130 persen dari jumlah penduduk dan DIY sebentar lagi di 2030 menuju ke sana," ungkapnya.

Belum lagi dengan tambahan kunjungan wisata ke DIY yang pada 2023 lalu tercatat dikunjungi 7,4 juta pengunjung.

Pada 2021 lalu dirinya sempat membuat studi dengan model satuan mobil penumpang (smp) waktu peak time wisata di jalanan Jogja dan yang tertinggi ada di Jalan Solo dengan 1.047 smp/jam.

"Di Jalan Solo itu ketika musim wisata 15 persennya merupakan wisatawan. Dari Jalan Magelang 6 persen, arah Gunungkidul 13 persen dan dari barat Jogja 8,6 persen. Di Kota Jogja 3.700 smp/jam wisatawannya 30-40 persen," jelasnya.

Nindyo menambahkan ke depan dengan adanya jalan tol tentu akan semakin memudahkan pergerakan orang dan barang ke wilayah ini. Dengan adanya jalan tol Semarang-Jogja diprediksi hanya kurang lebih menempuh waktu dua jam. Artinya ada saluran yang mempermudah orang berdatangan.

BACA JUGA: 15 Korban Keracunan Massal di Kalurahan Patalan Masih Jalani Perawatan

Pola Mobilitas

Sedangkan Akademisi Universitas Atmajaya Yogyakarta Okkie Putriani mengupas soal pengelolaan Big Data dalam memahami pola mobilitas manusia. Dia menjelaskan bahwa data yang dihasilkan masyarakat sehari-hari, seperti saat bermain game, menggunakan Google Maps, atau WhatsApp bisa digunakan untuk menganalisis pergerakan manusia secara massal.

"Analisis pergerakan ini bisa sangat berguna. Misalnya, pada saat mudik masyarakat bisa mengetahui jalan mana yang perlu diantisipasi untuk mengurangi kemacetan," katanya.

Okkie menambahkan potensi penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) sangat memungkinkan dalam bidang transportasi yang bisa didapatkan dari data CCTV ATCS.

"Dari analisis data seperti ini, bisa diketahui pola-pola yang muncul. Dengan bantuan big data, bisa dikembangkan analisis yang lebih mendalam, termasuk dalam hal mobilitas. Misalnya mengetahui kapan waktu tersibuk di jalan raya, kapan volume kendaraan berkurang, dan sebagainya," ujarnya.

Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DIY Sumariyoto menyebut, pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mengatasi tantangan di sektor transportasi, seperti peningkatan jumlah kendaraan dan potensi kemacetan akibat infrastruktur baru.

Meskipun sudah banyak kajian dari para ahli baik akademisi maupun praktisi, lanjutnya persoalan transportasi tetap sangat dinamis dan selalu berkembang. Infrastruktur yang semakin maju, seperti jalan tol, menghadirkan tantangan baru, seperti potensi kemacetan dan kecelakaan.

"Oleh karena itu, tugas semua pihak adalah melakukan langkah antisipasi dengan terus berkolaborasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota Harusnya Diteken Prabowo

News
| Minggu, 06 Oktober 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement