Advertisement
29 Acara Disiapkan untuk Peringatan Hari Jadi, Begini Sejarah Terbentuknya Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul telah menyiapkan 29 rangkaian kegiatan menyongsong hari jadi ke-194 Gunungkidul pada Jumat, (4/10/2024). Rangkaian tersebut akan melibatkan 55 Desa Rintisan Budaya dari 18 kapanewon/kecamatan.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Gunungkidul, Chairul Agus Mantara mengatakan beberapa rangkaian kegiatan telah digelar sejak 4 September 2024, antara lain : Lomba Tarkam Volly Indoor, Senam Kreasi Antar-OPD, Langen Sekar, Fashion Show Gunungkidul Cinta Batik, Gowes to Heritage, Jogedan Mataram, Karawitan Senin Legi, Tarkam Bulu Tangkis, Tarkam Atletik dan Senam Masal, dan Lawatan Sejarah.
Advertisement
Kemudian ada juga Lomba Tari SMP, SMA, dan Umum, dan Baksos Pelayanan KB. Pada Kamis, (19/9) Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto melakukan anjangsana ke mantan Bupati Gunungkidul periode 1994-1999, KPH. Mangunkusumo atau Suharso.
Beberapa kegiatan yang masih akan digelar, yaitu Anugerah Kebudayaan Bupati Gunungkidul, Gunungkidul Tourism Fest, Gelar Potensi Rintisan Kalurahan Budaya, Gladen Jemparingan, Festival Campursari, Bazar UMKM, Fetival Pedalangan Wayang Kulit, Gelar Kolosal dengan Reog Ponorogo dan Debus.
Lebih jauh, Agus menjelaskan kembali ihwal perubahan tanggal hari jadi Gunungkidul. Kata dia, penandatanganan Perjanjian Klaten di Yogyakarta pada tanggal 4 Oktober 1830 menjadi titik tolak terbentuknya Kabupaten Gunungkidul.
Ada tiga kejadian sejarah penting yang menandai terbentuknya Kabupaten Gunungkidul. Pertama, nama Gunungkidul telah disebut sebelum kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad 17, sekalipun belum menunjuk pada suatu kesatuan daerah administratif.
BACA JUGA: Sah! Hari Jadi Gunungkidul Diperingati Setiap 4 Oktober
Kedua, perjanjian giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam pecah menjadi dua bagian yaitu Kasunanan dan Kasultanan.
Ketiga, Perjanjian Klaten pada 27 September 1830 menyepakati batas wilayah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang ditandatangani di Surakarta tanggal 12 Rabiulakhir tahun Dje (jawa) 1758 (1 Oktober 1830) dan di Yogyakarta pada 16 Rabiulakhir Tahun Dje (jawa) 1758 (4 Oktober 1830).
“Menurut kajian para ahli, Gunungkidul secara administrasi pemerintahan baru ada berdasarkan Perjanjian Klaten 27 September 1830 yang ditandatangani dua kali,” kata Agus dalam Konferensi Pers di RR Handayani, Wonosari, Kamis (19/9/2024).
Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto menjelaskan anjangsana adalah wujud komitmen Pemkab Gunungkidul untuk senantiasa memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap orang-orang hebat yang pernah mengukir tinta emas di Gunungkidul. “Kami bertemu dengan Bapak Suharso dalam keadaan sehat walafiat, dan tentunya budaya silaturahmi ini terus dijaga dilestarikan,” kata Heri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menkumham: RUU Keimigrasian untuk Wujudkan Penegakan Kedaulatan NKRI
Advertisement
Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Kamis 19 September 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Terbaru! Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 19 September 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kulonprogo Kamis 19 September 2024
- Simak! Ini Lokasi Layanan SIM Keliling Sleman September 2024
- Prediksi BMKG Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis September 2024: DIY Cerah Berawan
Advertisement
Advertisement