Advertisement

Promo November

Dalam 3 Tahun, Dinkes Sebut Ribuan Warga Bantul Alami Penyakit Jantung

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 25 September 2024 - 22:27 WIB
Arief Junianto
Dalam 3 Tahun, Dinkes Sebut Ribuan Warga Bantul Alami Penyakit Jantung Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dalam tiga tahun terakhir, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat jumlah penderita penyakit jantung mencapai ribuan orang. Untuk itu, Dinkes Bantul meminta masyarakat menerapkan gaya hidup sehat untuk menekan jumlah kasus tersebut.

Berdasarkan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus), Dinkes Bantul mencatat kasus penyakit jantung iskemik pada 2022 mencapai 90 kasus. Kemudian pada 2023, penyakit jantung iskemik menurun menjadi 86 kasus. Lalu pada Januari-September 2024, penyakit jantung iskemik mencapai 83 kasus.

Advertisement

Sementara kasus gagal jantung pada 2022 mencapai 3.411 kasus. Kemudian pada 2023, kasus gagal jantung meningkat menjadi 3.693 kasus. Sementara pada Januari-September 2024, angkanya kembali meningkat menjadi 3.700 kasus.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul, Feranose Panjuantiningrum menyampaikan dari jumlah kasus tersebut, penderita penyakit jantung sebagian besar berada di atas 55 tahun.

Menurutnya, gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab tingginya penderita penyakit jantung di Bantul. “Pola atau gaya hidup yang tidak sehat tentu berpengaruh terhadap tingginya angka kesakitan [jantung]. Seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat seperti tinggi asupan garam, gula dan lemak, konsumsi alkohol, kurang konsumsi buah dan sayur,” ujarnya, Rabu (25/9/2024).

Dia pun mengimbau agar masyarakat menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit tersebut.

Menurutnya, selama ini Dinkes Bantul telah melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk menanggulangi penyakit jantung.

Upaya promotif dilakukan dengan edukasi dan sosialisasi masyarakat mengenai penyakit tersebut. Kemudian, upaya preventif dilakukan dengan skrining penyakit jantung bawaan pada ibu hamil, dan skrining potensi komplikasi penyakit jantung untuk penderita diabetes melitus dan hipertensi.

“Upaya kuratif dan rehabilitatif juga dilakukan melalui penyiapan puskesmas dan rumah sakit [RS] dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam penanggulangan penyakit jantung. Termasuk penyediaan Bahan Medis Habis Pakai [BMHP] untuk elektrokardiogram (EKG) di puskesmas serta penyediaan obat-obatan,” jelas Fera.

Dia menuturkan saat ini beberapa RS di Bantul telah memiliki dokter spesialis jantung, antara lain di RSUD Panembahan Senopati. Sehingga ketersediaan dokter spesialis jantung di Bantul saat ini diklaim masih mencukupi.

Tertinggi di Indonesia

Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie menyampaikan prevalensi penyakit jantung di DIY bahkan sempat menjadi yang tertinggi se-Indonesia 2023 dengan jumlah 11.757 orang (1,67%).

Senada, dia juga mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat untuk mengantisipasi penyakit tersebut. “Masyarakat diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement