Memprihatinkan, Bendungan Grembyangan Prambanan Mendesak Butuh Normalisasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Bendungan Grembyangan di Kalurahan Madurejo, Prambanan kondisinya memprihatinkan. Selain tumpukan sendimentasi yang parah, kawasan tersebut kini juga dipenuhi tanaman enceng gondok.
Salah seorang warga di Padukuhan Grembyangan, Madurejo, Purwanto mengatakan, kondisi bendungan sudah tidak normal karena butuh pengerukan.
Advertisement
Hal ini terlihat dari proses sedimentasi yang semakin parah sehingga mengalami pendangkalan. “Ya kalau semakin dangkal, maka tampungan airnya juga berkurang,” katanya, Kamis (3/10/2024).
Padahal menurut dia, keberadaan bendungan juga sangat dibutuhkan untuk saluran irigasi pertanian di wilayah Madurejo. “Memang irigasinya masih jalan, tapi alangkah baiknya sedimentasi di bendungan bisa dikeruk agar normal,” kata Purwanto.
Dia mengakui permasalahan di bendungan tidak hanya sedimentasi. Pasalnya, di area penampungan air ini juga dipenuhi tanaman enceng gondong yang memenuhi aliran Sungai Opak ini.
“Eceng gondok sudah sangat parah karena sudah menutupi aliran sungai dari atas. Harapannya itu bisa dibersihkan agar pemandangan semakin indah,” katanya.
Carik Madurejo, Prambanan, Hartoto Wahyudi mengatakan, kondisi di Bendungan Grembyangan tidak baik karena banyak ditumbuhi enceng gondok. Di sisi lain, sedimentasi juga parah karena terjadi pendangkalan akibat aliran pasir dari Gunung Merapi.
“Kondisinya memang seperti itu. Padahal sudah ada rencana dibentuk tempat wisata, tapi sampai saat ini belum dijalankan,” katanya.
Menurut dia, masalah sedimentasi bendungan sebenaranya sudah dilakukan penanganan secara rutin oleh Pemda DIY. Upaya pengerukan untuk normalisasi bendungan sudah dilakukan, tapi setiap turun hujan terus terjadi sendimentasi karena aliran pasir Merapi.
“Hampir setiap dua tahun tahun sekali ada pengerukan. Mungkin bisa dilihat di sisi timur bendungan ada tumpukan tanah yang berasal dari pengerukan bendungan. Setelah dikeruk, pendangkalan terjadi lagi,” katanya.
Meski demikian, ia berharap ada solusi jangka panjang sehingga area bendungan bisa dimanfaatkan apabila kondisinya normal.
“Yang tahu persis solusinya adalah orang teknis yang membidangi. Tapi, harapannya bisa kembali normal sehingga bisa dimanfaatkan seperti kapal-kapalan wisata, kalau seperti sekarang jelas tidak bisa karena dangkal dan banyak enceng gondok,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement