Advertisement

Memprihatinkan, Bendungan Grembyangan Prambanan Mendesak Butuh Normalisasi

David Kurniawan
Kamis, 03 Oktober 2024 - 17:47 WIB
Arief Junianto
Memprihatinkan, Bendungan Grembyangan Prambanan Mendesak Butuh Normalisasi Kondisi Bendungan Grembyangan, Madurejo, Prambanan yang terjadi pendangkalan dan ditumbuhi enceng gondok. Kamis (3/10/2024). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Bendungan Grembyangan di Kalurahan Madurejo, Prambanan kondisinya memprihatinkan. Selain tumpukan sendimentasi yang parah, kawasan tersebut kini juga dipenuhi tanaman enceng gondok.

Salah seorang warga di Padukuhan Grembyangan, Madurejo, Purwanto mengatakan, kondisi bendungan sudah tidak normal karena butuh pengerukan.

Advertisement

Hal ini terlihat dari proses sedimentasi yang semakin parah sehingga mengalami pendangkalan. “Ya kalau semakin dangkal, maka tampungan airnya juga berkurang,” katanya, Kamis (3/10/2024).

Padahal menurut dia, keberadaan bendungan juga sangat dibutuhkan untuk saluran irigasi pertanian di wilayah Madurejo. “Memang irigasinya masih jalan, tapi alangkah baiknya sedimentasi di bendungan bisa dikeruk agar normal,” kata Purwanto.

Dia mengakui permasalahan di bendungan tidak hanya sedimentasi. Pasalnya, di area penampungan air ini juga dipenuhi tanaman enceng gondong yang memenuhi aliran Sungai Opak ini.

“Eceng gondok sudah sangat parah karena sudah menutupi aliran sungai dari atas. Harapannya itu bisa dibersihkan agar pemandangan semakin indah,” katanya.

Carik Madurejo, Prambanan, Hartoto Wahyudi mengatakan, kondisi di Bendungan Grembyangan tidak baik karena banyak ditumbuhi enceng gondok. Di sisi lain, sedimentasi juga parah karena terjadi pendangkalan akibat aliran pasir dari Gunung Merapi.

“Kondisinya memang seperti itu. Padahal sudah ada rencana dibentuk tempat wisata, tapi sampai saat ini belum dijalankan,” katanya.

Menurut dia, masalah sedimentasi bendungan sebenaranya sudah dilakukan penanganan secara rutin oleh Pemda DIY. Upaya pengerukan untuk normalisasi bendungan sudah dilakukan, tapi setiap turun hujan terus terjadi sendimentasi karena aliran pasir Merapi.

“Hampir setiap dua tahun tahun sekali ada pengerukan. Mungkin bisa dilihat di sisi timur bendungan ada tumpukan tanah yang berasal dari pengerukan bendungan. Setelah dikeruk, pendangkalan terjadi lagi,” katanya.

Meski demikian, ia berharap ada solusi jangka panjang sehingga area bendungan bisa dimanfaatkan apabila kondisinya normal.

“Yang tahu persis solusinya adalah orang teknis yang membidangi. Tapi, harapannya bisa kembali normal sehingga bisa dimanfaatkan seperti kapal-kapalan wisata, kalau seperti sekarang jelas tidak bisa karena dangkal dan banyak enceng gondok,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pertemuan Megawati-Prabowo, Puan Maharani Beri Sinyal Digelar di Hambalang

News
| Kamis, 03 Oktober 2024, 19:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Jogja lewat Diorama

Wisata
| Rabu, 02 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement