Advertisement
Pakar: Ekonomi Hijau Bisa Tumbuhkan Pariwisata Berkelanjutan di Destinasi Super Prioritas
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Penerapan konsep ekonomi hijau dalam pengembangan pariwisata di Destinasi Super Prioritas (DSP) mampu meningkatkan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan. Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) secara khusus melakukan penelitian terhadap isu tersebut dengan judul Penerapan Model Transformasi Pariwisata untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Guna Mendukung Pariwisata Berkelanjutan di Destinasi Super Prioritas (DSP).
Profesor Eko Priyo Purnomo selaku ketua tim peneliti menjelaskan pentingnya peran tata kelola pariwisata dalam mencapai pengelolaan pariwisata berkelanjutan menuju ekonomi hijau di destinasi prioritas. Ia menilai saat ini pariwisata bertransformasi melalui aspek lingkungan dan menerapkan strategi pembangunan hijau.
Advertisement
Penelitian yang ia lakukan bertujuan mencapai tata kelola pariwisata yang berkelanjutan sebagai area yang proporsional bagi suatu wilayah atau negara. Pembangunan pariwisata berbasis ekonomi hijau ini melibatkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan energi terbarukan.
"Selain itu juga membutuhkan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang memiliki integritas tinggi agar dapat membantu mengatasi tantangan yang ada,” katanya dalam kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian DRTPM 2024 di Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center Lantai 7 Kampus Terpadu UMY, Selasa (8/10/2024).
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) Agustin Peranginangin menilai hasil penelitian dosen UMY banyak yang memberikan manfaat terhadap pengembangan pariwisata, salah satunya konsep ekonomi hijau tersebut. Ia sepakat bahwa pariwisata sebagai bagian dari green economy tak bisa hindari karena bentuk tanggung jawab, rasa syukur sebagai kemanusiaan, dan menjaga lingkungan.
"Ini bisa menjadi rekomendasi untuk menjalankan uji coba untuk mengetahui dimana letak kekurangan tata kelola pariwisata di Indonesia saat ini," ujarnya saat menjadi pembahas dalam diseminasi tersebut.
Ia menilai ada sejumlah temuan penelitian yang bisa menjadi rekomendasi, baik untuk penelitian lebih lanjut maupun rekomendasi kebijakan. Rekomendasi tersebut harus dijalankan agar mengetahui titik mana saja sektor pariwisata yang perlu diperkuat.
"Ekonomi hijau dimaksudkan pada bentuk keberlanjutan di berbagai sektor secara keseluruhan. Baik keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan kebudayaan, alam lingkungan dan juga keberlanjutan industri secara keseluruhan,” katanya.
BACA JUGA : Wonderkid 17 Tahun Cetak Gol Perdana untuk PSIM, Kas Hartadi Beri Pujian
Kepala Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY yang juga Guru Besar Bidang Ilmu Pemerintahan UMY Profesor Dyah Mutiarin menyatakan diseminasi itu dilakukan untuk penguatan penelitian pada beberapa aspek. Sehingga mengundang stakeholder untuk mendapatkan masukan agar lebih sesuai dengan kebutuhan. Selain itu diseminasi bertujuan menguatkan rekognisi terhadap riset UMY, dan menjalin kerja sama dengan pihak stakeholder terkait.
"Kami juga mengundang rumah sakit terkait penelitian tentang kesehatan dan kedokteran, mengundang pemerintah daerah DIY, akademisi dari kampus negeri dan swasta sehingga bisa mendapatkan masukan atau feedback pada riset kami," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Bikin Seru Staycation Anda di Oktofest Super Sale Hotel Grand Rohan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Sampai Akhir September 2024, Luas Panen Padi di Bantul Capai 28.600 Hektare
- Percepat Olah Lahan Pertanian, DKPP Bantul Maksimalkan Pompanisasi
- Sampai Agustus 2024 Terdapat 23 Kasus Gigitan Anjing di Sleman
- Hotel Harper Malioboro Gelar Pelatihan Mitigasi Kebakaran Guna Meningkatkan Kesigapan Para Staf
- Berikut Jadwal Debat Paslon Pilkada Bantul 2024
Advertisement
Advertisement