Advertisement

Kekeringan Diprediksi Terjadi hingga September, BPBD DIY Ajukan Status Siaga Darurat hingga Modifikasi Cuaca

Yosef Leon
Minggu, 28 Juli 2024 - 14:57 WIB
Sunartono
Kekeringan Diprediksi Terjadi hingga September, BPBD DIY Ajukan Status Siaga Darurat hingga Modifikasi Cuaca Ilustrasi Kekeringan / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—BPBD DIY mengajukan penetapan siaga darurat kekeringan di wilayahnya agar segera diberlakukan lantaran kondisi cuaca kemarau yang telah dirasakan sejak Mei 2024 lalu masih akan dirasakan sampai dengan September 2024 mendatang. 

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana mengatakan, pengajuan surat resmi sudah dilayangkan ke Biro Umum Setda Pemda DIY agar surat keputusan (SK) siaga darurat kekeringan dikeluarkan. Surat diajukan pada Jumat 26 Juli lalu dan masih diproses instansi terkait. 

Advertisement

"Syaratnya sudah memenuhi ketentuan yakni minimal dua kabupaten kota menetapkan siaga darurat kekeringan masing-masing Gunungkidul dan Kulonprogo," kata Edhy, Minggu (28/7/2024). 

BACA JUGA : Bencana Kekeringan Ancam 7 Kecamatan di Bantul

Menurut dia, proses penetapan itu setelah surat resmi dikirim biasanya akan memakan waktu tiga sampai tujuh hari untuk ditetapkan. Setelah SK keluar yang diikuti dengan persetujuan penggunaan dana siap pakai (DSP) maka BPBD setempat akan melakukan langkah mitigasi dan penanganan.

"Kalau disetujui dan SK keluar maka kami akan ajukan tambahan dana ke BNPB untuk dropping air dan rekayasa hujan buatan untuk disalurkan ke kabupaten yang kekeringan atau sudah habis dana penanganannya," jelas Edhy. 

Berdasarkan koordinasi pihaknya dengan BMKG setempat, musim kemarau di DIY diprediksi masih akan berlangsung sampai September mendatang. "Juli, Agustus dan September masih musim kemarau, tapi sifatnya sedikit basah. Artinya hujan masih turun tapi dengan intensitas ringan," katanya. 

Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad menyebutkan, pihaknya sudah mengajukan permohonan modifikasi cuaca ke BNPB dan sekarang tengah diproses. Pasalnya wilayah setempat sudah tidak diguyur hujan selama 30 hari berturut-turut dan sudah digolongkan ke dalam kekeringan ekstrem. 

"Pengajuan modifikasi cuaca itu bertujuan untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan seperti kebakaran hutan dan lahan," ujarnya. 

Hanya saja data BPBD DIY mencatat jumlah kebakaran secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Pada 2023 terdapat 250 kasus kebakaran hutan dan lahan dan pada tahun ini yang tercatat hanya baru satu kejadian. 

BACA JUGA : Persiapan Bencana Kekeringan, DPRD DIY Minta Peralatan Kebencanaan Rutin Dicek dan Diaudit

Namun demikian pihaknya mendata beberapa kapanewon di sejumlah daerah sudah mengalami kekeringan lahan yang berdampak pada produktivitas tanaman pertanian. "Kami tentu akan antisipasi di Agustus dan September mendatang. Kalau belum ada hujan tentu ini mengkhawatirkan yang berimbas pada kebutuhan air minum warga juga," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG: Waspadai Curah Hujan Esktrem di Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

News
| Rabu, 04 Desember 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement