Advertisement
Plasma Nutfah Pisang Jogja Jadi Agro Edu Wisata
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian Kota Jogja terus mendorong Kebun Plasma Nutfah Pisang untuk dikembangkan sebagai rujukan belajar pertanian dan kegiatan usaha lainya, salah satunya melalui konsep agro edu wisata.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Sukidi, mengatakan sudah mulai menata kembali Kebun Plasma Nutfah Pisang yang dikelola Pemkot Jogja. “Penataan pada blok-blok tertentu karena varietasnya harus dibongkar dan diganti dengan tanaman bar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/10/2024).
Advertisement
Kebun Plasma Nutfah mempunyai misi utama untuk menyelamatkan kultivar atau varietas yang ada. Namun diakuinya Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja selama ini juga berupaya mengembangkan Kebun Plasma Nutfah sebagai agro edu wisata.
“Kami masih punya cita-cita besar bahwa menjadikan Kebun Plasma Nutfah ini bagian dari peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli daerah Kota Jogja. Jadi akan kita tata dan menjadikan Kebun Plasma Nutfah sebagai agro edu wisata,” paparnya.
Selama ini memang Kebun Plasma Nutfah Pisang Jogja sudah banyak dikunjungi tapi sebatas kunjungan studi masyarakat terkait pertanian. Baik para pelajar maupun masyarakat umum dari berbagai daerah, termasuk melayani penjualan bibit pohon pisang dari berbagai daerah dan kerja sama dari Kementerian Pertanian.
“Untuk mewujudkan agro edu wisata, kita sudah melakukan penataan dan kajian-kajian. Kami juga berupaya untuk mencari dana karena tidak cuma seperti ini. Untuk menjadikan layak agro edu wisata banyak yang harus ditata,” ungkapnya.
Penjabat Wali Kota Jogja, Sugeng Purwanto, mengatakan Kebun Plasma Nutfah ini terbesar di Indonesia dan Asia. “Mempunyai koleksi sekitar 333 kultivar atau jenis pisang dari seluruh pelosok Indonesia dan sepuluh negara. Artinya ini satu aset yang luar biasa bagi Pemkot Jogja,” ujarnya.
Ia berharap dengan kreativitas Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, bisa menginisiasi Kebun Plasma Nutfah Pisang sebagai tempat pengembangan kegiatan usaha penjualan produk pertanian dan lainnya. Dengan pengembangan itu harapannya bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD).
“Jadi harapan kami ini bisa menjadi rujukan bagi daerah manapun. Kalau mereka mau belajar pertanian presisi, pertanian yang menghasilkan bibit unggul dan pertanian yang mengedepankan teknologi. Karena dilakukan dengan cara pengembangan kultur jaringan,” paparnya.
Menurutnya, keberadaan Kebun Plasma Nutfah Pisang Jogja sudah terbukti mampu mengembangkan berbagai tanaman dengan kultur jaringan dan tertata dengan baik. Sugeng juga merasakan buah pisang dari pohon pisang hasil kultur jaringan yakni Pisang Raja Bagus yang rasanya enak.
“Semoga harapannya ke depan betul-betul ini bisa terwujud. Tetap semangat, berpikir dan bertindak out of the box. Kita budayakan, kita lestarikan dan kita sampaikan kepada generasi muda supaya sustainable dan memenuhi harapan masyarakat,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo Sebut Muhammadiyah Jadi Contoh Kehidupan Inklusif dan Toleran
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 19.000 Undangan Tak Sampai ke Tangan Pemilih, Bawaslu Minta KPU Bantul Lakukan Evaluasi
- Cara Hidup Hemat dengan UMR Jogja
- Pemkot Pastikan Refocusing Anggaran MBG Tak Ganggu Program Penting Lainnya di Kota Jogja
- Gunungkidul Terbitkan Edaran Tarif Parkir dan Harga Wajar untuk Wisatawan di Libur Natal & Tahun Baru
- Destinasi Jip Wisata Merapi Targetkan 15 Ribu Wisatawan Sehari di Libur Natal & Tahun Baru
Advertisement
Advertisement