Advertisement
Pelatihan Heritage Impact Assessment Memperkuat Pelestarian Sumbu Filosofi Jogja
Advertisement
JOGJA–Balai Pengelola Kawasan Sumbu Filosofi Dinas Kebudayaan (BPKSF Disbud) terus berkomitmen dalam menjaga kelestarian warisan budayanya, khususnya Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia.
Sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut, BPKSF Disbud DIY menyelenggarakan pelatihan heritage impact assessment (HIA) selama dua hari, yaitu pada tanggal 23 dan 24 Oktober 2024 yang diikuti oleh organisasi perangkat daerah (OPD) Pemda DIY dan Keraton Yogyakarta.
Advertisement
Sekretaris Disbud DIY Cahyo Hidayat menyampaikan bahwa penetapan Sumbu Filosofi oleh UNESCO merupakan sebuah pengakuan atas upaya Jogja dalam melestarikan nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya.
Namun, dengan eratnya kaitan antara Sumbu Filosofi dengan pembangunan, maka diperlukan upaya pelestarian atribut-atributnya melalui analisis dampak terhadap warisan budaya atau HIA.
BACA JUGA: Warga Kulonprogo Keluhkan Harga Daging Ayam Terus Melambung
"Penerapan HIA merupakan salah satu dari tujuh rekomendasi UNESCO. Artinya, persiapan sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan kapasitas menjadi bagian penting yang harus dikuatkan. Melalui pelatihan ini, diharapkan pemahaman mengenai penerapan HIA dapat semakin mendalam sehingga dapat menjaga kelestarian Sumbu Filosofi," ujar Cahyo, Rabu (23/10/2024).
Lebih lanjut, Cahyo menjelaskan bahwa upaya untuk memperkuat penerapan HIA di DIY telah dilakukan secara bertahap. Sebelumnya, Disbud DIY telah menyusun analisis dampak terhadap warisan budaya, menetapkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 44/2022 tentang Analisis Dampak pada Warisan Budaya, serta menyelenggarakan pelatihan HIA pada 2023.
"Pada tahun ini, pelatihan HIA difokuskan kepada OPD Pemda DIY, Keraton Yogyakarta, Ikatan Tenaga Ahli Profesi, dan pihak ketiga. Materi pelatihan mencakup tahapan analisis dampak pada cagar budaya, analisis data, dan strategi mitigasi. Dengan demikian, diharapkan peserta pelatihan dapat menerapkan HIA secara efektif dalam setiap kegiatan pembangunan yang berpotensi berdampak pada warisan budaya," katanya.
Adapun tujuan utama dari pelatihan HIA ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para peserta dalam melakukan analisis dampak terhadap warisan budaya, khususnya dalam konteks pelestarian Sumbu Filosofi Jogja. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta sinergi antara pembangunan dan pelestarian warisan budaya.
BPKSF Disbud DIY berharap dengan semakin banyaknya pihak yang memahami dan menerapkan HIA, maka pelestarian Sumbu Filosofi Jogja dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian warisan budaya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Presiden Prabowo Sebut Muhammadiyah Jadi Contoh Kehidupan Inklusif dan Toleran
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 19.000 Undangan Tak Sampai ke Tangan Pemilih, Bawaslu Minta KPU Bantul Lakukan Evaluasi
- Cara Hidup Hemat dengan UMR Jogja
- Pemkot Pastikan Refocusing Anggaran MBG Tak Ganggu Program Penting Lainnya di Kota Jogja
- Gunungkidul Terbitkan Edaran Tarif Parkir dan Harga Wajar untuk Wisatawan di Libur Natal & Tahun Baru
- Destinasi Jip Wisata Merapi Targetkan 15 Ribu Wisatawan Sehari di Libur Natal & Tahun Baru
Advertisement
Advertisement