Advertisement

BEDAH BUKU: Warga Harus Mengenali Gejala Stunting sejak Remaja

Media Digital
Senin, 28 Oktober 2024 - 23:07 WIB
Arief Junianto
BEDAH BUKU: Warga Harus Mengenali Gejala Stunting sejak Remaja Anggota DPRD DIY, Anton Prabu Semendawai (berdiri) menyampaikan materi dalam agenda bedah buku di Pedukuhan Gejawan Kulon, Kalurahan Balecatur, Kapanewon Gamping, Senin (28/10/2024). - David Kurniawan

Advertisement

SLEMAN—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bekerja sama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku berjudul Mendukung Pertumbuhan Anak Ideal dengan Gizi Sehat Atasi Stunting di Pedukuhan Gejawan Kulon, Kalurahan Balecatur, Kapanewon Gamping, Sleman, Senin (28/10/2024).

Selain untuk meningkatkan minat baca masyarat, program ini juga sebagai upaya memberikan edukasi tentang pencegahan stunting. Salah satu pembicara dalam bedah buku, Ruri Fajar Pratiwi, mengatakan stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak.

Advertisement

Dampaknya tidak hanya menyangkut masalah perkembangan, tetapi juga bisa berpengaruh terhadap daya pikir hingga mudah terjangkit penyakit saat dewasa. “Stunting tidak hanya berpengaruh terhadap tinggi badan, tapi jangka panjangnya bisa sampai ke otak sehingga berpengaruh pada kecerdasan. Selain itu, juga lebih gampang terserang penyakit seperti diabetes, hipertensi hingga jantung,” kata Ruri, Senin.

Upaya pencegahan tidak hanya setelah anak lahir. Tetapi bisa dilakukan pada masa kehamilan karena 1.000 hari pertama kehidupan memegang peranan penting anak terkena stunting atau tidak. “Jadi proses dan dampaknya panjang, sehingga harus dilakukan pencegahan sejak masa kehamilan,” katanya.

Menurut Ruri, deteksi dini bisa diketahui sejak masa remaja. Sebagai contoh, remaja putri sering kekurangan darah atau amenia. Di sisi lain, lingkar lengan juga tidak memenuhi standar 23,5 sentimeter. “Kalau sering kurang darah harus diobati agar potensi melahirkan anak stunting bisa ditekan, misalnya dengan minum tablet tambah darah serta makan-makanan yang bergizi,” katanya.

Anggota DPRD DIY, Anton Prabu Semendawai, mengatakan melalui bedah buku ini maka masyarakat bisa paham terkait dengan tumbuh kembang anak sehingga dapat berperan aktif dalam pencegahan stunting. “Masalah stunting jadi pembahasan yang viral karena visi misi Indonesia Emas di 2045 sehingga upaya pencegahan harus digalakkan,” katanya.

Dia mengakui bayi stunting dampaknya akan dirasakan secara jangka panjang. Selain berpengaruh pada perkembangan, tapi juga berdampak terhadap kecerdasan. “Maka, stunting harus dicegah agar bisa mencetak generasi muda yang unggul,” katanya.

Pustakawan Ahli Muda DPAD DIY, Trilastiti Suryaningtyas, mengatakan, program bedah buku terselenggara berkat kerja sama DPAD DIY dengan DPRD DIY. Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan budaya membaca masyarakat di Bumi Mataram.

Dia mengakui bedah buku yang diselenggarakan hanya salah satu program. Guna meningkatkan minat baca, masih banyak program yang dikembangkan DPAD DIY. “Programnya tidak hanya bedah buku, tapi ada program kunjungan ke perpustakaan di Kantor DPAD DIY,” katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu: Fasilitas Pemerintah Boleh Digunakan untuk Kampanye

News
| Senin, 28 Oktober 2024, 22:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement