Advertisement

Promo Desember

Rawan Ambruk, Pemilik Joglo Diminta Waspada saat Terjadi Hujan Deras dan Angin Kencang

David Kurniawan
Senin, 11 November 2024 - 17:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Rawan Ambruk, Pemilik Joglo Diminta Waspada saat Terjadi Hujan Deras dan Angin Kencang Ilustrasi Jogjo ambruk.Ist/JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Para pemilik joglo atau limasan diminta untuk mewaspadai potensi robohnya bangunan saat terjadi hujan disertai angin kencang. Sejak awal musim hujan sudah ada lima Joglo di Kabupaten Sleman yang ambruk karena terdampak cuaca ekstrem.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan, banyak pengusaha yang memanfaatkan joglo atau rumah limasan sebagai tempat berusaha, khususnya di bidang kuliner.

Advertisement

Di sisi bentuk, bangunan ini memiliki ciri khas dan nilai estetik yang tinggi sehingga bisa menarik minat konsumen untuk berkunjung.

BACA JUGA: Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Sleman Diperpanjang hingga Akhir November 2024

Meski demikian, ia tidak menampik bahwa bangunan ini terhitung rawan roboh saat terjadi embuasan angin kencang karena tidak ada penghalangnya. Hal berbeda apabila di sekeliling joglo ada dindingnya akan lebih kuat karena tiang utama tidak langsung terkena embusan angin.

“Joglo yang ada, kebanyakan hanya menempel pondasi. Harusnya, biar kuat harus ada pondasi dan slot balok keliling yang menyatu sehingga lebih kokoh. Jadi, konstruksi bagunannya harus lebih diperkuat,” katanya, Senin (11/11/2024).

Ia mencatat sejak awal musim hujan sudah ada lima joglo yang ambruk. Meski tidak menyebut secara rinci waktu dan kejadian, namun peristiwa terakhir terjadi di Kalurahan Tirtoadi, Gamping, Kamis (7/11/2024).

“Imbauan kami saat terjadi hujan deras disertai angin kencang untuk tidak berteduh di bawah bangunan yang tidak ada temmboknya seperti joglo, limasan atau gazebo. Sebab, ini rawan ambruk,” katanya.

Prakirawan Cuaca, Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Muhammad Nur Hadi mengatakan, berdasarkan pengamatan gejala fisis dan data dinamika atmosfer-laut terkini menunjukkan bahwa angin di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator bertiup dari tenggara mengindikasikan Monsun Australia masih aktif.

Analisis anomali suhu muka air laut di perairan selatan D.I Yogyakarta 0,5-1,5 derajat Celsius atau netral hingga hangat bila dibandingkan dengan kondisi normalnya dengan suhu berkisar antara 28-29 derajat celcius.

Diperkirakan curah hujan di wilayah DIY tiga dasarian mulai pertengahan November hingga awal Desmber dalam intesitas rendah sampai tinggi berkisar antara 50-200 milimeter.

“Untuk prakiraan cuaca satu minggu ke depan, potensinya hujan sedang hingga lebat terjadi di wilayah DIY. adapun untuk tanggal 13-14 November potensinya hujan ringan,” katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Puluhan Unsur Penyelenggara Pemilu Kena Sanksi Pemberhentian

News
| Sabtu, 14 Desember 2024, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik

Wisata
| Jum'at, 13 Desember 2024, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement