Advertisement
Kasus HIV/AIDS DIY Alami Peningkatan, Dinkes Intensifkan Upaya Pencegahan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mengalami peningkatan. Data Dinkes DIY, jumlah kasus HIV/AIDS pada 2024 semester pertama mencapai angka yang cukup signifikan.
Tercatat sebanyak 8.195 orang hidup dengan HIV dan 2.313 orang dalam kategori AIDS. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka ini menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan, terutama pasca pandemi COVID-19.
Advertisement
“Tren peningkatan kasus HIV/AIDS ini memang cukup mengkhawatirkan,” kata Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, Senin (2/12/2024).
BACA JUGA :Perdoski Jogja Gelar Kampanye Intensif Cegah HIV/AIDS, Ajak Masyarakat Lebih Peduli
Data lebih lanjut menunjukkan kasus HIV/AIDS di DIY didominasi oleh laki-laki. Dari total kasus, sebanyak 5.815 kasus ditemukan pada laki-laki dan 2.304 kasus pada perempuan. Sementara itu, dari segi profesi, penderita HIV/AIDS paling banyak ditemukan pada kalangan wiraswasta dan tenaga non-profesional.
“Penting untuk diingat bahwa HIV/AIDS tidak mengenal batas usia, jenis kelamin, atau status sosial. Siapa pun bisa terinfeksi HIV, oleh karena itu upaya pencegahan harus terus dilakukan secara masif," katanya.
Pemda DIY telah berupaya maksimal dalam penanganan HIV/AIDS. Pengobatan bagi penderita HIV/AIDS telah terintegrasi dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, obat-obatan yang digunakan merupakan obat program pemerintah.
“Pengobatan HIV harus dimulai sedini mungkin setelah diagnosis. Pemantauan pengobatan juga dilakukan secara rutin untuk memastikan keberhasilan terapi," ujarnya.
Selain pengobatan, Dinkes DIY juga gencar melakukan upaya pencegahan. Berbagai sosialisasi dan edukasi terkait HIV/AIDS telah dilakukan, baik kepada masyarakat umum maupun kelompok berisiko. Kerja sama dengan berbagai pihak, seperti sekolah, perguruan tinggi, dan LSM, juga terus ditingkatkan.
“Kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan tes HIV secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki perilaku berisiko. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat segera dilakukan sehingga dapat mencegah penularan ke orang lain," jelasnya.
BACA JUGA : Heteroseksual jadi Pemicu Utama Kasus HIV/AIDS di Kota Jogja
Sebelumnya, Ketua Perkumpulan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Jogja Rosmelia mengungkapkan keprihatinannya terhadap peningkatan kasus HIV di Indonesia. “Angka penderita HIV di Indonesia semakin meningkat, dalam setahun lebih dari 30.000 penderita baru. Jika tidak diantisipasi, beban ini akan semakin berat, tidak hanya bagi negara dan masyarakat, tetapi juga bagi penderita itu sendiri,” ujarnya.
Rosmelia menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS. “Kampanye pencegahan harus dilakukan secara nasional. Di Jogja, banyak masyarakat usia produktif, terutama antara 15 hingga 25 tahun yang rentan terinfeksi. Untuk itu, kita perlu mengintensifkan kampanye mengenai seks aman, penggunaan jarum suntik yang bersih, serta deteksi dini pada ibu hamil,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Luhut Khawatir Kecerdasan Buatan Menggantikan Peran Manusia
Advertisement
Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Program 100 Hari, Abdul Halim Muslih Janji Pastikan ITF Bawuran Akan Rampung Tahun Depan
- KPU Kota Jogja Gelar Pleno, Ini Hasil Perolehan Suara 3 Cawalkot Jogja
- Tok! BPBD Sleman Perpanjang Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi hingga Akhir Februari 2025
- Raih Suara Terbanyak Pilkada Jogja, Ini Program Prioritas Hasto-Wawan di 100 Hari Pertama
- Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Rendah, KPU DIY Sebut Kualitas Demokrasi Meningkat
Advertisement
Advertisement