Advertisement

Kasus HIV/AIDS DIY Alami Peningkatan, Dinkes Intensifkan Upaya Pencegahan

Yosef Leon
Senin, 02 Desember 2024 - 16:07 WIB
Sunartono
Kasus HIV/AIDS DIY Alami Peningkatan, Dinkes Intensifkan Upaya Pencegahan HIV/AIDS - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mengalami peningkatan. Data Dinkes DIY, jumlah kasus HIV/AIDS pada 2024 semester pertama mencapai angka yang cukup signifikan. 

Tercatat sebanyak 8.195 orang hidup dengan HIV dan 2.313 orang dalam kategori AIDS. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka ini menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan, terutama pasca pandemi COVID-19.

Advertisement

“Tren peningkatan kasus HIV/AIDS ini memang cukup mengkhawatirkan,” kata Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, Senin (2/12/2024). 

BACA JUGA :Perdoski Jogja Gelar Kampanye Intensif Cegah HIV/AIDS, Ajak Masyarakat Lebih Peduli

Data lebih lanjut menunjukkan kasus HIV/AIDS di DIY didominasi oleh laki-laki. Dari total kasus, sebanyak 5.815 kasus ditemukan pada laki-laki dan 2.304 kasus pada perempuan. Sementara itu, dari segi profesi, penderita HIV/AIDS paling banyak ditemukan pada kalangan wiraswasta dan tenaga non-profesional.

“Penting untuk diingat bahwa HIV/AIDS tidak mengenal batas usia, jenis kelamin, atau status sosial. Siapa pun bisa terinfeksi HIV, oleh karena itu upaya pencegahan harus terus dilakukan secara masif," katanya. 

Pemda DIY telah berupaya maksimal dalam penanganan HIV/AIDS. Pengobatan bagi penderita HIV/AIDS telah terintegrasi dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, obat-obatan yang digunakan merupakan obat program pemerintah.

“Pengobatan HIV harus dimulai sedini mungkin setelah diagnosis. Pemantauan pengobatan juga dilakukan secara rutin untuk memastikan keberhasilan terapi," ujarnya. 

Selain pengobatan, Dinkes DIY juga gencar melakukan upaya pencegahan. Berbagai sosialisasi dan edukasi terkait HIV/AIDS telah dilakukan, baik kepada masyarakat umum maupun kelompok berisiko. Kerja sama dengan berbagai pihak, seperti sekolah, perguruan tinggi, dan LSM, juga terus ditingkatkan.

“Kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan tes HIV secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki perilaku berisiko. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat segera dilakukan sehingga dapat mencegah penularan ke orang lain," jelasnya. 

BACA JUGA : Heteroseksual jadi Pemicu Utama Kasus HIV/AIDS di Kota Jogja

Sebelumnya, Ketua Perkumpulan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Jogja Rosmelia mengungkapkan keprihatinannya terhadap peningkatan kasus HIV di Indonesia. “Angka penderita HIV di Indonesia semakin meningkat, dalam setahun lebih dari 30.000 penderita baru. Jika tidak diantisipasi, beban ini akan semakin berat, tidak hanya bagi negara dan masyarakat, tetapi juga bagi penderita itu sendiri,” ujarnya.

Rosmelia menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS. “Kampanye pencegahan harus dilakukan secara nasional. Di Jogja, banyak masyarakat usia produktif, terutama antara 15 hingga 25 tahun yang rentan terinfeksi. Untuk itu, kita perlu mengintensifkan kampanye mengenai seks aman, penggunaan jarum suntik yang bersih, serta deteksi dini pada ibu hamil,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Luhut Khawatir Kecerdasan Buatan Menggantikan Peran Manusia

News
| Senin, 02 Desember 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement