Advertisement
DP3AP2 DIY Klaim Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Menurun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY mengungkapkan adanya tren penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah setempat. Meskipun demikian, jumlah kasus yang masih di atas 1.000 per tahun tetap menjadi perhatian serius.
"Tahun lalu, kami mencatat ada 1.118 kasus kekerasan, sebagian besar menimpa perempuan dan sebagian kecil dialami anak-anak. Ini menunjukkan bahwa kekerasan masih menjadi masalah serius di masyarakat," kata Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati, Senin (9/12/2024).
Advertisement
Salah satu tantangan utama dalam penanganan kasus kekerasan adalah banyaknya korban yang enggan melapor. "Banyak faktor yang membuat korban takut untuk melapor, seperti ancaman dari pelaku, rasa malu, atau merasa mampu mengatasi masalahnya sendiri," jelas Erlina.
Untuk mengatasi hal ini, DP3AP2KB DIY berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi korban kekerasan. "Kami memberikan pendampingan yang komprehensif, mulai dari psikologis hingga hukum. Tujuannya adalah untuk memastikan korban mendapatkan keadilan dan pelaku mendapatkan efek jera," kata Erlina.
BACA JUGA: Sepanjang 2024 adan 75 Kasus Kekerasan pada Anak, Ini Upaya Pemkot Jogja
"Bahkan setelah kasus selesai, kami tetap siap memberikan pendampingan kapan pun korban membutuhkan. Trauma akibat kekerasan tidak selalu hilang dalam waktu singkat dan kami ingin memastikan kualitas hidup korban kembali membaik," tambahnya.
Sebagai bentuk komitmen dalam melindungi korban, DIY juga membebaskan biaya pengobatan dan pendampingan bagi korban kekerasan perempuan dan anak. "Kami ingin memastikan bahwa korban tidak terbebani secara finansial dan bisa mengakses layanan yang mereka butuhkan tanpa kesulitan," ujar Erlina.
Erlina juga menyoroti akar permasalahan kekerasan, yaitu kesehatan mental pelaku. "Banyak pelaku kekerasan memiliki masalah kesehatan mental yang perlu ditangani. Biasanya, perilaku kekerasan ini muncul akibat pengasuhan yang kurang baik atau pengaruh lingkungan," jelasnya.
Untuk mencegah terjadinya kekerasan, Erlina mengajak masyarakat untuk proaktif dalam mengakses layanan kesehatan mental. "Jika merasa memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan atau mengalami masalah kesehatan mental, segera cari bantuan profesional. Dengan begitu, kita bisa mencegah terjadinya kekerasan dan melindungi diri sendiri serta orang lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Leptospirosis di Jogja Tinggi, Dinkes Ambil Sampel Tikus di Rumah Pasien
- Rumah Sakit UII Bantul Buka Lowongan untuk Marketing, Ini Kualifikasinya
- Majelis Buruh: BSU Perlu Sasar Pekerja Informal dan Didukung Program Jangka Panjang
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Sabtu (12/7/2025)
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu (12/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement