Advertisement
Bersegementasi Anak Sekolah, Desa Wisata Pentingsari Tak Alami Lonjakan saat Akhir Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pengelola Desa Wisata Pentingsari di Kalurahan Umbulharjo, Cangkringan tidak memermasalahkan sepinya kunjungan saat libur akhir tahun. Hal ini dikarenakan sudah memiliki segmentasi pengunjung yang berasal dari anak sekolah.
“Ya kalau libur akhir tahun begini malah sepi, karena sekolahan libur sehingga tidak ada kegiatan kunjungan wisata edukasi yang kami kelola,” kata Marketing Desa Wisata Pentingsari, Bayu Indra Wijaya, Minggu (29/12/2024).
Advertisement
Menurut dia, wisatawan yang hadir kebanyakan anak sekolah yang berasal dari Jabodetabek. Oleh karenanya, saat liburan kunjungan tidak ada lonjakan seperti destinasi lain karena kedatangan paling banyak saat masa masuk sekolah, khususnya saat tengah semester. “Maklum kami juga tidak memiliki objek wisata seperti Nglanggeran atau yang lain karena memang murni yang ditawarkan lebih ke suasana kehidupan di pedesaan,” katanya.
Meski demikian, Bayu mengaku tidak khawatir karena desa wisata yang dikelola terus menerima kunjungan. Sebagai gambaran mulai 28 Januari hingga 28 Februari 2025 sudah ada pemesanan untuk kunjungan.
BACA JUGA: Berstatus Desa Wisata Terbaik, Wukirsari Sepi Saat Akhir Tahun, Pengelola: Januari Full Booked
Di sisi lain, di 2023 lalu, Desa Wisata Pentingsari mampu membukukan pengunjung sebanyak 27.000 orang. Adapun omset yang diperoleh mencapai Rp3,4 miliar dalam setahun. “Untuk tahun ini baru akan akumulasikan dalam rapat tahunan yang digelar awal 2025. Tapi, dari pengamatan pengunjungnya bisa lebih banyak dari tahun lalu,” katanya.
Bayu menambahkan, meski tidak memiliki objek wisata untuk menarik minat pengunjung, tapi Desa Wisata Pentingsari memiliki keunggulan lain. Yakni, suasana alam pedesaan, budaya dan kearifan lokal.
Konsep pengembangan wisata dilakukan dengan model live in. yakni, pengunjung diajak untuk merasakan tinggal di tengah-tengan masyarakat.
Di sisi lain, juga ada aktivitas pertanian seperti membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan. Selain itu, juga ada aktivitas membatik, menari, membuat tempe, wedang uwuh hingga pembuatan jamur krispi. “Untuk kunjungan kami sangat terbantu dengan program Merdeka belajar yang mengharuskan para siswa mengenal budaya dan kearifan lokal. Jadi, tempat kami sering digunakan untuk pengenalan program tersebut,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Data Rekaman Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bakal di Kirim ke AS untuk Dianalisa
Advertisement
Tidak Hanya di Pusat Kota, Asita DIY Ajak Wisatawan Menginap Hotel di Kulonprogo
Advertisement
Berita Populer
- Konstruksi Jogja-Solo Ruas Klaten-Purwomartani Optimistis sampai Tirtomartani, Kalasan 2025
- Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Purwomartani Kurang 3,22 Persen
- Ribuan Personel Polres Bantul Amankan Malam Tahun Baru, Ini Sejumlah Larangan untuk Warga
- Pantau Situasi Lalu Lintas di Malam Tahun Baru, Diskominfo Sleman Siapkan CCTV di 218 Titik
- Waspadai Penyakit PMK, Pemkab Kulonprogo Terbitkan Surat Edaran
Advertisement
Advertisement