Advertisement
Anggaran Pengolahan Sampah di Sleman Tembus Rp53,7 Miliar di 2025
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Anggota DPRD Sleman berharap persoalan sampah bisa diselesaikan secara cepat dan tuntas. Hal ini tak lepas adanya anggaran sebesar Rp53,7 miliar yang dialokasikan di 2025.
Ketua DPRD Sleman, Gustan Ganda mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya Pemkab Sleman untuk mengatasi permasalahan sampah. Hal ini terlihat dari politik anggaran yang dilakukan karena alokasi terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Advertisement
BACA JUGA: Tiga Hari Libur Natal, 267 Ton Lebih Sampah Masuk TPAS Wukirsari
Sebagai gambaran, sambung dia, untuk alokasi di 2024 mencapai Rp35 miliar. Adapun alokasi yang disediakan di tahun depan meningkat hingga mencapai Rp53.725.939.896.
“Ada tiga fokus penanganan, yakni sampah lingkungan, pasar dan pembuatan tempat pengolahan sampah,” kata Gustan kepada wartawan, Senin (30/12/2024).
Dia menjelaskan, alokasi ini terbagi untuk berbagai kegiatan. Untuk pengelolaan sampah melalui pengangkutan dianggarkan Rp22,83 miliar; peningkatan peran serta dari Masyarakat dan kelompok hingga pihak lain sebesar rp4,38 miliar.
Selain itu, ada juga pembatasan sampah melalui pembatasan timbunan dialokasikan sebesar Rp790 juta. Adapun yang terakhir untuk penyediaan sarana prasarana pengolahan persampahan senilai Rp25,7 miliar.
“Total lebih dari Rp53 miliar, tapi masih bisa bertambah saat pembahasan APBD Perubahan 2025,” katanya.
Gustan berharap dengan alokasi anggaran tersebut diharapkan persoalan sampah di Sleman bisa segera terselesaikan. “Kami berkomitmen agar sampah bisa segera diatasi sehingga ada dukungan dalam bentuk anggaran dalam upaya penanganan sampai selesai,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani belum bisa dikonfirmasi berkaitan dengan alokasi anggaran penanganan sampah di 2025. Meski demikian, di beberapa kesempatan mengakui pihaknya terus konsen untuk menangani permasalahan sampah yang masih belum maksimal.
Beberapa langkah yang dilakukan mulai dari memperluas ajakan Masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri. Cara dilakukan dengan memberikan bantuan guna pembuatan lubang biopori sebagai sarana pengolahan menjadi composting.
“Partisipasi Masyarakat penting untuk mengolah sampah organik sehingga harapannya yang dibuang ke TPST benar-benar residu yang tak bisa diolah lagi,” katanya.
Di sisi lain, juga telah menetapkan program penyelesaikan pembangunan TPST Donokerto di Kapanewon Turi. Rencananya, di tahun depan juga akan membangun satu fasilitas TPST di Kapanewon Gamping.
“Mudah-mudahan semua bisa berjalan lancar sehingga persoalan sampah bisa teratasi dengan baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPS Sebut Jumlah Wisman 2024 Mencapai 12,66 Juta, Tertinggi dari Malaysia, Jawa Timur Tujuan Terbanyak
Advertisement
Kampung Wisata Batik Kauman Solo jadi Jujukan Wisatawan saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Berita Populer
- Selesai Diperbaiki, Stadion Handayani Siap Digunakan untuk Porda di Gunungkidul
- Alun-alun Wates Punya 72 Lampu Taman Baru, Diresmikan Saat Malam Tahun Baru
- Dishub DIY Catat 700 Ribu Lebih Pergerakan Mobil pada Libur Natal dan Tahun Baru
- Tiga Sekolah di Kulonprogo Terdampak Pembangunan Tol Jogja-YIA, Anggaran Relokasi Disiapkan
- Perayaan Malam Tahun Baru di Jogja Hasilkan Sampah 15 Ton, DLH: Langsung Dibersihkan
Advertisement
Advertisement