Advertisement

Koperasi di Sleman Pasok Susu untuk Kebutuhan MBG

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 15 Januari 2025 - 18:57 WIB
Sunartono
Koperasi di Sleman Pasok Susu untuk Kebutuhan MBG Susu sapi - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Koperasi Susu Merapi Sejahtera “SAMESTA” segera menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan untuk mendatangkan 1.500 sapi perah dari Australia. Sapi-sapi ini akan dikelola untuk memasok susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pada Selasa (14/1/2025), Badan Gizi Nasional (BGN) datang ke Kantor Koperasi membahas pasokan susu.

Ketua Koperasi SAMESTA, Ruslan mengatakan Kementerian Peternakan dan perusahaan terkait telah menjalin komunikasi dengan koperasi ihwal kerja sama penyediaan susu dalam program MBG. Hanya, pasokan susu dari peternak yang berada di bawah naungan Koperasi SAMESTA terbatas.

Advertisement

“SPPG [Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi] juga sudah ke sini untuk membicarakan kebutuhan susu. Kebutuhan di setiap dapur itu 600 liter per hari. Padahal informasi kemarin itu rencananya ada sekitar 170 dapur di DIY,” kata Ruslan ditemui di kantornya, Rabu (15/1/2025).

BACA JUGA : Pemda DIY Tunggu Juknis Program MBG untuk Ibu Hamil

Ada 250 anggota atau peternak dari 13 kelompok baik di Kapanewon Pakem maupun Cangkringan yang berada di bawah naungan Koperasi SAMESTA. Dalam setahun, peternak-peternak dapat memproduksi 1,15 juta liter susu.

Susu tersebut telah terserap habis ke PT Sarihusada Generasi Mahardhika. Pada 2025, Koperasi SAMESTA telah berkontrak untuk memasok 4.000 liter susu per hari. Produksi sisanya didistribusikan ke retailer atau agen susu sapi di DIY.

“Dengan hal ini, kami masih membutuhkan penambahan populasi. Maka ketika ada kabar Pemerintah Pusat akan mengimpor sapi, itu kabar baik bagi kami. Paling tidak Maret 2025 kami akan kedatangan 1.500 sapi jenis Friesian Holstein dari Australia,” katanya.

Sapi Friesian Holstein tersebut, kata Ruslan juga akan berperan baik dalam memperbaiki keturunan sapi yang ada di Kapanewon Pakem maupun Cangkringan pasca kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada 2022.

Ruslan mengaku kesulitan mencari bibit sapi perah bagus pasca kasus PMK tersebut. Dia berharap kerja sama dengan perusahaan juga akan memberikan manfaat positif ke peternak. Dengan begitu, manfaat program MBG bukan hanya menyasar anak sekolah, ibu hamil, dan lansia, tapi juga peternak.

“Sebelum bertemu BGN, kami memang sudah dapat rekomendasi dari Kementerian Peternakan dan perusahan yang akan bekerja sama dengan kami. Mungkin ke depan, akan banyak perusahaan yang mencari mitra,” ucapnya.

Kerjasama tersebut perlu mendapat perhatian dan dukungan dari Pemerintah, utamanya dalam mencegah penyebaran kasus PMK di Bumi Sembada. Ruslan mengaku ketika PMK mendera Kabupaten Sleman pada 2022, koperasi kehilangan produksi susu hingga 60% dari produksi yang seharusnya dapat mencapai 5.000 liter per hari. “Kalau sekarang, tidak ada kasus PMK yang menyerang ternak anggota koperasi,” ucapnya.

BACA JUGA : Siswa SMPN 1 Sentolo Kulonprogo Keluhkan MBG: Wadah Amis, Nasi Keras hingga Tahu Kecut

Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Suparmono mengatakan kasus aktif PMK di Bumi Sembada tidak memengaruhi harga susu saat ini. Harga jual susu ke Industri Pengolahan Susu (IPS) mengacu kepada kualitas susu.

Paling tidak harga susu sapi dari Sleman berkisar antara Rp8.500 - Rp9

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patwal untuk Utusan Khusus Presiden Diminta Ditinjau Ulang

News
| Rabu, 15 Januari 2025, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025

Wisata
| Selasa, 07 Januari 2025, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement