Advertisement
DIY Gencarkan Vaksinasi PMK ke Sapi Perah dan Sapi Potong
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY langsung menggencarkan vaksinasi sebagai upaya penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayahnya. Sebanyak 11.000 dosis vaksin PMK yang diterima dari Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Kementerian Pertanian RI pada 14 Januari itu langsung didistribusikan ke empat kabupaten dan satu kota di DIY.
Kepala DPKP DIY, Syam Arjayanti menjelaskan bahwa pengadaan 11.000 dosis tersebut merupakan bagian dari pengajuan tambahan vaksin sebesar 113.450 dosis kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian. Langkah ini diambil untuk mempercepat penanganan kasus PMK yang terus meningkat di DIY sejak awal Januari 2025.
Advertisement
BACA JUGA : Pemkab Terima Jatah 1.200 Dosis Vaksin PMK, 2 Sapi Sembuh, Ini Sebaran Serangannya
“Kasus PMK di DIY mengalami peningkatan signifikan, sementara anggaran untuk vaksinasi masih terbatas. Kami telah mengajukan tambahan 113.450 dosis vaksin PMK, dan 11.000 dosis yang sudah diterima adalah tahap pertama. Vaksin ini langsung kami distribusikan ke kabupaten/kota di DIY untuk memprioritaskan sapi perah dan sapi potong,” ujar Syam, Minggu (19/1/2025).
Syam menjelaskan, dropping vaksin selanjutnya akan dilakukan secara bertahap. Pada Februari 2025, DIY akan menerima 34.035 dosis, disusul 11.345 dosis pada Maret, Juli, dan September 2025. Sementara, pengiriman besar lainnya sebanyak 34.035 dosis direncanakan pada Agustus 2025. Seluruh pengiriman ini ditargetkan selesai tahun ini, sehingga total 113.450 dosis dapat didistribusikan.
“Vaksinasi akan difokuskan terlebih dahulu pada sapi. Selanjutnya, bantuan vaksin untuk kambing dan domba akan datang dari Bank Indonesia, Bank BPD DIY, dan Baznas. Selain itu, kami juga mengupayakan bantuan obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan stamina hewan ternak,” tambahnya.
DPKP DIY telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dokter hewan, pemerintah kabupaten/kota, dan para peternak, untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Meski status DIY saat ini masih “tertular” dan belum mencapai kategori “wabah,” Syam menekankan pentingnya langkah pencegahan seperti vaksinasi, isolasi hewan yang sakit, dan peningkatan biosekuriti kandang.
“Kami mengharapkan dukungan CSR untuk membantu meningkatkan cakupan vaksinasi. Saat ini, vaksinasi kami utamakan di wilayah-wilayah yang masih sehat agar tidak terjangkit PMK. Kami juga berharap peternak secara mandiri bisa membeli vaksin di masa mendatang,” ujarnya.
Menurut Syam, vaksin PMK hanya perlu diberikan dua kali dalam setahun dengan biaya sekitar Rp 30.000 per dosis, sehingga peternak diharapkan mampu mengalokasikan anggaran untuk ini ke depannya.
Hingga 15 Januari 2025, akumulasi kasus PMK di DIY telah mencapai 2.329 ekor hewan ternak yang terinfeksi. Dari jumlah tersebut, 20 ekor berhasil sembuh, 166 ekor mati, dan 53 ekor dipotong paksa. Saat ini, kasus aktif masih tersisa 2.090 ekor, yang mayoritas adalah sapi, dengan rincian 2.069 ekor sapi, satu ekor kambing, dan 20 ekor domba.
Cakupan vaksinasi di DIY masih tergolong rendah. Dari total populasi sapi potong sebanyak 285.060 ekor dan sapi perah sebanyak 2.992 ekor, hanya sekitar 16 persen yang telah divaksin dalam enam bulan terakhir. Sejak merebaknya kasus PMK pada Desember 2024, baru 1.314 ekor hewan yang divaksin hingga 15 Januari 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Aku Pagar Laut di Tangerang Bersertifikat HGB
Advertisement
Bali Masuk Urutan Dua Wisata Terbaik di Dunia Menurut TripAdvisor
Advertisement
Berita Populer
- PSS vs Persik, Susunan Starter PSS, Head to Head, dan Link Streaming
- Produksi Padi di Gunungkidul Turun Tipis pada 2024, Ini Penyebabnya
- Susunan Pemain PSS vs Persik:Vico Kembali Starter, Riko dan Jayus Masih Disimpan di Bangku Cadangan
- Cegah Bayi Lahir Stunting, Ibu Hamil di Jogja Dapat Suplemen Multivitamin
- TPST Donokerto Segera Dilengkapi Peralatan Pengolah Sampah Senilai Rp5,7 Miliar
Advertisement
Advertisement