Ini Rekomendasi 3 Kelenteng untuk Perayaan Imlek di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA—Imlek memang perayaan untuk masyarakat Konghucu, namun semua orang bisa turut merayakannya. Merayakan dengan berkunjung ke kelenteng, rumah ibadah yang indah dan nyaman.

Terlebih memasuki puncak perayaan Imlek 2025 ini, kelenteng-kelenteng mulai bersolek, bersiap menyambut para tamu yang hadir. Bagi masyarakat Konghucu, bisa ke kelenteng sembari beribadah. Untuk umat selain Konghucu, bisa berkunjung untuk menikmati serangkaian perayaan.

BACA JUGA : Lonjakan Kendaraan Diprediksi Tembus 10% selama Libur Isra Miraj-Imlek

Di Jogja, ada kelenteng yang umurnya sudah sangat tua, atau belum genap satu dasawarsa. Berikut tiga kelenteng yang ada di Jogja.

Kelenteng Poncowinatan

Kelenteng Poncowinatan atau Kelenteng Kwan Tee Kiong merupakan salah satu kelenteng tua di Kota Jogja. Kelenteng ini dibangun pada 1881 dan merupakan cagar budaya di Kota Jogja. Berdiri di tanah hibah Sri Sultan HB X, ada fasilitas pendukung seperti SD Tionghoa modern bernama Sekolah Tiong Hoa Hak Tong.

SD Tionghoa ini dibangun pada 1907 oleh Perserikatan Orang Tionghoa, Tiong Hoa Hwee Koan (THHK). Sekolah tersebut berada di sebelah barat kelenteng. Bangunan itu kini digunakan sebagai Sekolah Budya Wacana. Ada pula lapangan untuk berbagai kegiatan, termasuk latihan fisik, kungfu, dan lainnya.

Kelenteng Poncowinatan merupakan tempat beribadah bagi tiga kepercayaan, yakni Konghucu, Buddha, dan Taoisme. Dari penggunaan tersebut, kelenteng ini dikenal sebagai pemujaan Tri Dharma. Kelenteng Poncowinatan berada di Jalan Poncowinatan Nomor 11, Gowongan, Jetis, Kota Jogja. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya sekitar 3 kilometer atau 8 menit berkendara dengan mobil.

Kelenteng Gondomanan

Nama asli Kelenteng Gondomanan adalah Kelenteng Fuk Ling Miau. Kelenteng yang sudah ada sejak tahun 1846 ini merupakan inisiasi dari masyarakat Tionghoa di Jogja. Pada mulanya, Kelenteng Fuk Ling Miau merupakan rumah dari Sri Sultan HB II untuk permaisurinya yang berasal dari Tiongkok. Nama Fuk bermakna berkah, Ling adalah tiada tara, dan Miau adalah kelenteng.

Arsitektur kelenteng yang ada di tengah kota ini berkombinasi dari corak China dan Jawa. Salah satu yang khas, ada sepasang naga langit menghadap mutiara api. Tidak kalah menarik, cat warna merah kuning sebagai simbol keharmonisan.

Kelenteng Fuk Ling Miau merupakan rumah ibadah umat Konghucu dan Buddha. Di bagian depan kelenteng untuk ibadah umat Konghucu, sedangkan di bagian belakang untuk ibadah umat Buddha. Bangunan cagar budaya Kelenteng Gondomanan berada di Jalan Brigjen Katamso Nomor 3, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Jogja. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya sekitar 1,5 kilometer atau 5 menit berkendara dengan mobil.

Kelenteng Kampus UGM

Pad akhir 2023, UGM Jogja meresmikan kompleks rumah ibadah untuk semua umat beragama. Tidak hanya masjid atau gereja, namun juga ada kelenteng, vihara, dan pura. Kompleks rumah ibadah tersebut untuk mewadahi kegiatan-kegiatan kerohanian masyarakat, khususnya civitas akademika mulai dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan

Rumah simbol keberagaman ini berdiri di lahan seluas 5.994 meter persegi. Fasilitas pendukung lain berupa area terbuka hijau, plaza, serta area parkir. Khusus untuk kelenteng, kapasitasnya mencapai untuk 40 orang.

Inisiasi pembangunan kompleks rumah ibadah UGM dimulai pada tahun 2020. Peletakan batu pertama berlangsung pada 21 Mei 2022 dan proses pembangunan dimulai pada tanggal 24 Januari 2023. Lokasi kompleks ini berada di Jalan Podocarpus, Sendowo, Sinduadi, Mlati, Sleman atau berdekatan dengan salah satu asrama mahasiswa UGM. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya sekitar 3,5 kilometer atau 11 menit berkendara dengan mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News