Advertisement

Ikan di Sungai Serang Banyak yang Mati Diduga Kena Limba TPA Banyuroto, Warga Kulonprogo Protes

Triyo Handoko
Rabu, 29 Januari 2025 - 14:27 WIB
Ujang Hasanudin
Ikan di Sungai Serang Banyak yang Mati Diduga Kena Limba TPA Banyuroto, Warga Kulonprogo Protes Kondisi anak Sungai Serang di Padukuhan Sambiroto, Kalurahan Banyuroto yang hitam pekat dan ditemukan banyak ikan mati pada Selasa (28/1 - 2025) kemarin.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Puluhan berbagai jenis ikan mati di anak Sungai Serang di Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan sejak Selasa (28/1/2025). Ukuran ikan yang mati juga beragam dari yang kecil hingga besar nampak mengambang di sungai tersebut.

Saat banyak ikan mati ditemukan itu warna air Sungai Serang yang berada di Padukuhan Sambiroto dan Gayam, Banyuroto nampak hitam pekat. Warga menduga ikan mati karena limbah TPA Banyuroto yang beracun masuk ke sungai tersebut.

Advertisement

Salah satu warga Padukuhan Gayam yang pertama kali menemukan kondisi tersebut, Sumarmo menyebut pertama kali mengetahui kondisi itu pada pukul 14.00 WIB, Selasa lalu. Ia menyebut kondisi air sungai juga berbau busuk selain berwarna hitam.

Sumarmo saat itu hendak pergi mencari rumput untuk makan hewan ternaknya saat mengetahui banyak ikan mati itu. “Baunya busuk, selain saya ada beberapa pemancing juga yang tahu karena hendak mancing tapi enggak jadi,” paparnya.

BACA JUGA: Kunjungi Kulonprogo, Wamenpar Petakan Potensi Desa Wisata Tinalah dan Pandanrejo

Jenis ikan di anak Sungai Serang yang mati itu, jelas Sumarmo, dari uceng hingga kotes. “Bau busuk airnya juga mengganggu kami yang sehari-hari beraktivitas di sini, ikannya juga jadi enggak bisa dimakan” terangnya.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan (LPMKal) Banyuroto, Bambang Nurcahyo yang juga berada di lokasi saat ikan mati menduga sebab kejadian ini karena limbah yang tak dikelola dengan baik. Limbah itu datang dari saluran lindi TPA Banyuroto.

Bambang menilai pembuangan air lindi TPA Banyuroto selama ini kerap dilakukan saat mendung tiba. “Membuangnya modelnya kira-kira kalau mendung dibuang karena mungkin kalau hujan langsung bablas air limbahnya, tapi kalau tidak hujan yang terhenti di sini,” ungkapnya.

Kondisi buruknya air sungai itu menyebabkan kerugian bagi warga, menurut Bambang, karena selama ini banyak digunakan untuk empang budidaya lele. “Air sungainya sering disedot warga untuk kolam lele warga, ikan di sungai juga sering dipancing warga untuk tambahan lauk. Kalau kondisinya begini warga yang dirugikan,” tuturnya.

Selain itu banyak sumur warga berada tidak jauh dari sungai, lanjut Bambang, yang sebagian sudah mulai tercemar air lindi tersebut. “Kami minta agar ada kajian dulu, selanjutnya dilakukan perbaikan pipa lindi termasuk kolam lindi agar pengelolaan limbah maksimal sehingga tidak mencemari lingkungan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kesepakatan Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan Tiga Sandera

News
| Kamis, 30 Januari 2025, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement