Advertisement
Menelusuri Jejak Antariksa di Bukit Menoreh
![Menelusuri Jejak Antariksa di Bukit Menoreh](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203371/img_1669.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Hadir untuk memberikan edukasi tentang astronomi secara luas, Kampung Alien di Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan punya jejak fenomena antariksa di masa lalu. Wahana ini terus berkembang, kini tengah menggarap VMARS sebagai stasiun riset analog Mars pertama di Asia Tenggara, berikut laporan selengkapnya.
Dikepung tembok berbahan semen dan batu setinggi lebih dari satu meter, dua patung alien setinggi lebih dari 10 meter masih terlihat dari luar. Satu patung alien menghadap ke utara yang lain ke barat, setiap yang baru lewat di sana pasti penasaran dengan dua penampakan itu.
Advertisement
Lahan seluas 870 meter persegi yang memiliki dua patung alien itu sejak 2023 lalu diresmikan sebagai Kampung Alien. Letaknya di Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan. Penggagasnya adalah Indonesia Space Science Society (ISSS).
Pilihan ISSS membuat Kampung Alien di kawasan Perbukitan Menoreh ini bukannya tanpa alasan. Banyak warga Kembang pada masa lalu kerap melihat fenomena antariksa di wilayahnya. Penampakan anomali langit itu seperti garis merah melintas, benda terbang menyerupai piring, hingga bola api terbang.
Fenomena antariksa itu banyak dikaitkan dengan hal mistis, contohnya ada yang menganggap bola api sebagai banaspati. Berangkat dari cerita yang banyak dituturkan warga itu ISSS membangun Kampung Alien disana.
Di sekeliling Kampung Alien terhampar luas area persawahan yang hijau merata. Dari hamparan sawah itu langit terlihat jernih, di sisi utara Perbukitan Menoreh nampak seperti kaki langit yang menghubungkannya ke bumi.
Cerita soal banyaknya fenomena antariksa itu dibenarkan seorang warga Kembang yang rumahnya dekat dengan Kampung Alien, Sunito. Kini usianya sekitar 50 tahun, ia sendiri belum pernah melihat langsung fenomena antariksa di wilayahnya tapi banyak mendengar dari para sesepuh disana.
Sunito yang akrab disapa Unyil ini sehari-hari juga menjaga Kampung Alien. Jarak rumahnya hanya sepelemparan batu dengan lokasi tersebut. “Banyak cerita soal itu dulu dikaitkan ke hal mistis, ada yang menyebut banaspati dan lainnya. Sekarang saya mikirnya itu fenomena langit saja,” tuturnya, Senin (3/2/2025).
Cerita-cerita itu kini masih terus dipelihara dengan diwariskan ke generasi muda. Unyil menjelaskan pewarisan ini jangan sampai terputus apalagi kini wilayahnya itu mulai ramai dibangun tempat wisata.
Keunikan Kalurahan Kembang dengan cerita-cerita masa lalu dengan pemandangan sawah terhampar luas ini yang jadi melejitnya wilayah tersebut jadi wisata yang menarik. “Termasuk di Kampung Alien ini sekarang sedang dibangun penginapan juga, kalau home stay lain di sini udah banyak banget,” jelas Unyil.
Selain membangun penginapan di dalam Kampung Alien, jelas Unyil, peningkatan juga terus dilakukan disana. Terbaru tengah dibangun stasiun riset analog Mars yang nantinya difungsikan jadi tempat tinggal dan meneliti di planet keempat di tata surya ini yang dinamai VMARS.
Proyek Pertama di Asia Tenggara
Pembuatan VMARS ini masih terus berjalan, proyek ini jadi yang pertama di Asia Tenggara. Dikerjakan ISSS di Kampung Alien, prototipe tempat tinggal di Mars ini nantinya akan dilengkapi berbagai kebutuhan manusia.
Kelengkapan itu dari tempat tidur, kamar mandi, dapur, laboratorium kecil, hingga tempat pertanian di dalamnya. Bentuknya bundar bola memiliki kaki-kaki yang tertancap ke dalam tanah proyek VMARS ini masih dikerjakan di sisi pojok Kampung Alien.
Bentuknya seperti bola dengan dua jendela lingkaran di depannya yang menyerupai mata membuat VMARS ini nampak seperti kepala manusia salju. Dalam desain yang digunakan ISSS untuk proyek ini di dalamnya nanti terdapat tiga lantai. Lantai pertama untuk menanam bahan pangan, kedua untuk keperluan domestik seperti tidur dan mandi, dan lantai tiga untuk bekerja.
BACA JUGA: Dijuluki Rumah Alien, Kota Kecil Ini Melaporkan Ratusan Penampakan UFO
Pendiri ISSS, Venzha Christ menceritakan proyek VMARS ini sudah disampaikannya ke berbagai negara lain. Sebelum memulai proyek ini, ia telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Mars Society di Mars Desert Research Station di Utah, Amerika Serikat pada 2018 dan pelatihan Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering oleh Field Assistant di Jepang pada 2019.
Proyek VMARS ini, jelas Venzha, dilengkapi dengan sub-proyek lain yaitu pertanian antariksa, gastronomi antariksa, hingga berbagai hal untuk menopang kehidupan di Mars lainnya. “Tujuan utama proyek ini untuk mengembangkan minat pendidikan antariksa di Indonesia, selama ini kami melihatnya masih sangat kurang,” terangnya.
Lulusan ISI Yogyakarta ini menyebut kurangnya pendidikan antariksa dibuktikan dengan hanya adanya satu kelas jurusan astronomi dari ribuan kampus di Indonesia. “Hanya ada satu kelas perguruan tinggi yang punya jurusan ini yaitu ITB, bukti lainnya dulu Indonesia punya badan khusus untuk ini yaitu LAPAN tapi sekarang sudah dilebur ke BRIN,” paparnya.
Proyek ini tak main-main bagi Venzha, pada 2024 lalu ia bahkan menggandeng sejumlah ahli gastronomi untuk menyajikan makanan-makanan alternatif yang mungkin bisa dibikin di Mars itu. “Targetnya tahun ini jadi, secara spesifik memang tidak ada targetnya karena terus berkembang. Tapi semoga saat Indonesia UFO Festival pada Julin nanti sudah bisa dipresentasikan,” ujarnya.
Alien Itu Ada, ISSS Coba Buktikan dengan Sains
Di studio v.u.f.o.c ada berbagai antena terpasang. Jenisnya juga beragam, ada yang untuk menangkap gelombang frekuensi sampai radiasi matahari. Antena-antena itu mengeluarkan grafik di salah beberapa layar di salah satu ruangan di studio tersebut.
Studio yang berada di Kemantren Mantrijeron, Kota Jogja itu tempat biasanya Venzha berada. “Sering saya menemukan frekuensi aneh yang terekam radar antena itu,” katanya.
Frekuensi aneh itu bukan saluran radio, televisi, atau jaringan komunikasi lainnya. Melainkan frekuensi infrasonik yang nilainya memang dibawah kemampuan telinga manusia dengar, dibawah 20 Hertz. “Frekuensi yang kami tangkap ini biasanya dari benturan benda antariksa, bisa meteor nabrak meteor lainnya, meteor masuk atmosfer, dan lainnya,” jelasnya.
Melihat aktivitas Venzha dengan monitor perekam frekuensinya seperti menonton tokoh film yang mencoba berkomunikasi dengan alien. Ia sendiri mengaku percaya dengan adanya alien, termasuk UFO. “Kepercayaan ini didasarkan pada literatur, memang secara sanis belum ada yang membuktikannya, makanya pakai sains ini untuk mendekatinya” terangnya.
Pendekatan sains untuk membuktikan kepercayaan itu membawa Venzha terus mempelajari astronimi secara mandiri. Ia telah melanglang buana ke berbagai negara, terutama di Amerika dan Eropa untuk mempelajarinya.
Bahkan kini ia kerap diminta menjadi narasumber untuk tema astronomi guna berbagai kegiatan akademik di berbagai negara. “Saya sangat berminat dan sadar di Indonesia ini sedikit sekali fasilitasnya, observatorium antariksa yang masih ada saja bahkan milik Belanda di Lembang, Jawa Barat,” katanya
Soal alien itu ada masih dipercayainya hingga kini, tapi yang utama bagi Direktur ISSS ini sekarang adalah meningkatkan akses pendidikan astronomi bagi anak-anak. Kegiatan rutin tahunan yang digagasnya yaitu Indonesia UFO Festival telah mengundang berbagai ahli astronomi dari berbagai negara untuk memberikan pengetahuan luas ke pesertanya secara gratis
Venzha tak pernah berharap lebih pada pemerintah untuk mengembangkan sains antariksa di Indonesia. “Tantangan kami selama ini adalah biaya tapi sejauh ini teratasi secara perlahan, kami punya jaringan yang luas juga dengan berbagai negara sehingga bisa saling berbagi,” ujarnya.
Atas dasar tekad mengembangkan pengetahuan antariksa itu, Venzha tak pernah mematenkan apapun karyanya. Ia membebaskan siapa saja untuk menirunya, mempelajarinya, dan memodifikasinya. Kampung Alien dibebaskannya untuk diakses luas bagi siapa saja yang ingin belajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/07/1203386/trump.jpg)
Donald Trump Blokir Fasilitas Mahkamah Pidana Internasional Buntut Penyelidikan pada Individu di Israel
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Digoncang Gempa 2,9-3 Magnitudo Pagi Ini
- Pemkab Bantul Klaim Rekomendasi LHP BPK Soal Proyek Infrastruktur Telah Ditindak Lanjuti
- Terlibat Perselingkuhan, Dua ASN di Lingkup Pemkab Gunungkidul Dipecat
- Tim SAR Masih Sering Temukan Pengunjung Bermain di Area Berbahaya di Pantai Gunungkidul
- Insiden Kecelakaan L300 Vs Vario, Korban Terluka di Bagian Kepala
Advertisement
Advertisement