Advertisement

Cuaca Buruk di Laut Bikin Nelayan Gunungkidul Paceklik, Penghasilan Anjlok sampai 70%

David Kurniawan
Minggu, 09 Februari 2025 - 18:37 WIB
Arief Junianto
Cuaca Buruk di Laut Bikin Nelayan Gunungkidul Paceklik, Penghasilan Anjlok sampai 70% Ilustrasi nelayan. Foto dibuat oleh AI - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Gunungkidul sejak akhir Januari berdampak terhadap penghasilan para nelayan. Diperkirakan penghasilan yang diperoleh menurun hingga 70%.

Ketua Kelompok Nelayan di Pantai Baron, Mardi mengatakan, nelayan sedang mengalami paceklik ikan. Kondisi ini terjadi karena dampak buruk dari badai siklon yang terjadi sejak akhir Januari 2025. “Sekarang dampaknya masih terasa,” kata Mardi, Minggu (9/2/2025).

Advertisement

Dia menjelaskan, tangkapan yang diperoleh nelayan menurun drastic. Di hari biasa, sekali tangkap bisa memeroleh ikan hingga ratusan kilogram, tapi saat sekarang hanya beberapa kilogram untuk sekali melaut.

“Menurun jauh. Adanya badai membuat ikan-ikan menjauh dari perairan yang seringkali digunakan nelayan menangkap ikan,” ungkapnya.

Mardi mencontohkan, habibat ikan tuna berada di perairan yang dingin. Oleh karena itu, saat terjadi badai dan suhu di permukaan laut meningkat, maka kawanan ikan akan pindah ke tempat yang lebih dingin.

Di sisi lain, jangkauan nelayan juga terbatas karena ketinggian gelombang yang di kisaran enam meter sangat berbahaya bagi nelayan dengan mesin tempel. “Makanya berdampak terhadap hasil tangkapan nelayan. Mudah-mudahan cuaca segera normal sehingga nelayan bisa mudah menangkap ikan,” katanya.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan, dalam rentang waktu seminggu terakhir sempat terjadi cuaca ekstrem yang berdampak terhadap naiknya gelombang air laut. Ia tidak menampik, kondisi tersebut berdampak terhadap aktivitas nelayan di pesisir Gunungkidul.

“Sekarang sudah landai dan nelayan mulai beraktivitas,” kata Wahid.

Menurut dia, fenomena badai siklon yang terjadi tentunya berdampak terhadap pendapatan para nelayan. Hal ini dikarenakan aktivitas di laut berhenti saat terjadi kenaikan gelombang yang dapat membahayakan keselamatan.

“Kami terus mengimbau kepada nelayan untuk tetap berhati-hati dan tetap memetingkan keselamatan saat beraktivitas di laut. Jadi, kalau tidak melaut, maka penghasilnnya pasti menurun,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kantor dan Rumah Kepala Desa Kohod Digeledah Terkait Kasus Pagar Laut Tangerang

News
| Selasa, 11 Februari 2025, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement